Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Fabio Quartararo Menyesal Terang-terangan Ancam Yamaha, Katanya Itu Terlalu Berlebihan

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Jumat, 18 Agustus 2023 | 10:05 WIB
Pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, menyesali kritik pedasnya kepada tim. (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - Ambisi untuk berbenah mendorong Fabio Quartararo mengklarifikasi kalimat menohok yang ditujukan kepada timnya, Monster Energy Yamaha.

Rentetan hasil kurang memuaskan membuat Quartararo kesulitan untuk menahan emosi negatif di dalam dirinya.

Bagaimana tidak, setelah dalam tiga musim terakhir bersaing untuk gelar, juara MotoGP musim 2021 kepayahan untuk sekadar finis di posisi 10 besar.

Baca Juga: Maaf, Yamaha Benar-benar Belum Level Jadi Partner Valentino Rossi Lagi di MotoGP

Sebuah ultimatum pun keluar dari mulut Quartararo setelah balapan MotoGP Inggris pada 6 Agustus lalu.

"Di Tes Misano, saya ingin melihat bukti. Mereka (Yamaha) punya waktu sebulan," ucapnya dalam wawancara bersama Motorsport Spanyol.

"Yamaha sudah menjanjikan saya banyak hal selama 3 tahun terakhir dalam dokumen berbentuk PDF dengan 9,5 dari 10 halamannya bahkan tidak terpenuhi."

Di Tes Misano pada 11 September mendatang, tim-tim pabrikan digadang-gadang akan membawa versi awal dari motor untuk musim 2024.

Sebelum itu Quartararo masih harus menghadapi tiga balapan lagi dimulai dengan seri balap ke-10 MotoGP Austria yang akan dihelat akhir pekan ini, 18-20 Agustus 2023.

Tak ingin suasana di dalam tim menjadi memburuk, Quartararo memberikan penjelasan terhadap kritik kerasnya kepada pabrikan garpu tala.

"Saya sedikit terlalu agresif, mungkin saya terlalu berlebihan dengan apa yang saya katakan," kata Quartararo, dilansir dari Crash.net.

"Di paruh musim pertama, saya terlalu memikirkan posisi yang saya inginkan. Selalu mencoba untuk meraih kemenangan, podium, lima besar."

"Saya tidak pernah merasa bahagia saat gagal mencapai target saya."

Quartararo sejauh ini baru dua kali finis tiga besar, masing-masing posisi ketiga saat balapan MotoGP Americas dan sprint MotoGP Belanda.

Sosok yang biasanya bertengger di peringkat atas itu pun kini tertahan di urutan ke-11 klasemen sementara saat kompetisi hampir berlangsung setengah jalan.

Baca Juga: Turut Berdukacita, Francesco Bagnaia Langsung Singgung Insiden Mandalika Saat MotoGP Austria 2023

Tentunya, menerima perubahan situasi yang jomplang ini sulit diterima, lebih-lebih bagi pembalap yang terbiasa mengejar kemenangan seperti Quartararo.

"Itu sulit karena saya datang dari persaingan untuk gelar juara dalam dua musim sebelumnya dan sekarang bersaing untuk posisi 10 besar," ungkap Quartararo.

"Di 10 balapan pertama, saya benar-benar marah karena saya tahu potensi saya."

"Saya tahu apa yang bisa saya buat. Tapi kami memiliki sejumlah kesulitan dan untuk menyadari bahwa kami harus melupakan posisi atas, itu menyakitkan."

Quartararo mengubah pola pikirnya. Menurutnya situasi sulit ini harus dijadikan pengalaman dan tidak menjadi penghambat untuk tampil maksimal terlepas dari posisinya.

Masa-masa tanpa ekspektasi berlebih seperti ketika debutnya di MotoGP ingin diulangi kembali oleh Quartararo demi memaksimalkan peluangnya dalam balapan.

Malahan masa krisis ini ingin diubahnya menjadi motivasi untuk bangkit. Baginya, bisa kembali juara lagi bersama Yamaha akan terasa lebih memuaskan.

Adapun untuk saat ini, Quartararo hanya bisa berusaha untuk memberikan yang terbaik.

"Saya berpikir bahwa memberikan 100 persen adalah hal terpenting, baik untuk saya maupun tim, dan untuk apapun posisi yang akan kami dapat," imbuhnya.

Baca Juga: MotoGP Austria 2023 - Curhat Rekan Setim Marc Marquez, Joan Mir, Ingin Pensiun Setelah Kesulitan dengan Motor Honda

"Jika saya merasa bahwa kami telah memberikan yang terbaik, saya akan merasa puas hanya dengan itu saja."

Quartararo juga siap untuk memasuki dunia yang berbeda di Red Bull Ring saat balapan MotoGP Austria berlangsung.

Tahun lalu Quartararo mampu tampil kompetitif hingga menjadi runner-up di lintasan yang seharusnya menjadi mimpi buruk Yamaha karena karakter stop-and-go.

Begitu menyalip Jack Miller di tikungan zig-zag baru untuk posisi kedua, Quartararo melesat hingga hampir mengejar Francesco Bagnaia yang tadinya tak tersentuh.

"Benar bahwa kesuksesan di masa lalu tidak menjamin apapun di MotoGP," tukas Quartararo dalam keterangan resmi di tim Yamaha MotoGP.

"Akan tetapi, kami akan tetapi melakukan yang terbaik untuk melihat apakah kami bisa bersaing untuk posisi depan lagi."

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P