Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tinta emas dicatatkan Kunlavut Vitidsarn sebagai tunggal putra pertama dari Thailand yang berhasil menjadi juara dunia.
Vitidsarn keluar sebagai kampiun pada Kejuaraan Dunia 2023 dengan mengalahkan wakil Jepang, Kodai Naraoka.
Perjalanan yang luar biasa bagi peraih tiga gelar kejuaraan dunia junior tersebut.
Vitidsarn lagi-lagi menjadi momok bagi Naraoka pada dua final Kejuaraan Dunia yakni di level junior pada 2018 dan di level senior tahun ini.
Baca Juga: Kejuaraan Dunia 2023 - Apriyani/Fadia Jadi Korban, Rekor 100 Persen Medali Emas China Terjaga
Dia mendedikasikan medali emas yang diraihnya kepada pelatih masa kecilnya yang telah meninggal dunia.
Si Bocah Ajaib Thailand telah berjanji kepadanya bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi juara dunia.
"Saya sangat senang, ini adalah mimpi saya sejak kecil," kata Vitidsarn dikutip BolaSport.com.
"Ketika saya masih kecil, saya telah berjanji kepada pelatih saya bahwa saya akan mendapatkan medali emas. Ia telah meninggal dunia, dan saya mendedikasikan medali emas ini untuknya," ujarnya.
Vitidsarn mengatakan satu dari tiga mimpinya sudah tercapai dengan menjadi juara dunia.
Dua target lainnya yang masih menjadi dalam kejaran adalan menjadi juara All England dan juara Olimpiade.
"Saya memiliki tiga target ketika saya masih muda, Olimpiade, Kejuaraan Dunia dan All England. Sekarang saya telah mencapai salah satunya, jadi tinggal dua lagi," tutur Vitidsarn.
Sebuah target yang tampaknya harus menjadi alarm bagi dua tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.
Tiga turnamen bulu tangkis paling bergengsi menjadi target Vitidsarn.
Di mana sudah lama tidak ada tunggal putra Indonesia yang berdiri di podium tertinggi.
Terakhir kali emas didapat wakil Indonesia adalah Hariyanto Arbi (All England 1993, 1994), Taufik Hidayat (Olimpiade 2004 dan Kejuaraan Dunia 2005).
"Saya harus bersiap untuk pertandingan yang panjang dengan Kodai. Kami tahu permainan satu sama lain karena kami telah bermain sejak masa junior," ucap Vitidsarn.
"Anda harus sangat sabar menghadapinya, dan itu sangat melelahkan, jadi saya tidak punya energi lagi untuk merayakannya," ujar Vitidsarn.