Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pasangan ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, gagal mempertahankan gelar pada Kejuaraan Dunia 2023 di Kopenhagen, Denmark, 21-27 Agustus.
Chia/Soh harus puas dengan raihan medali perunggu setelah kalah dari Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan), 21-23, 13-21, pada semifinal Kejuaraan Dunia 2023.
Kang/Seo akhirnya keluar sebagai juara setelah menundukkan wakil tuan rumah, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen.
Direktur kepelatihan sektor ganda Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia, Rexy Mainaky mengatakan bahwa Chia/Soh memiliki kualitas untuk tampil di turnamen besar.
Namun, mereka tidak mau melakukan hal lebih untuk mencapainya.
Rexy berharap ganda putra nomor satu Negeri Jiran tersebut bisa berkorban lebih banyak untuk naik podium pada turnamen besar lainnya yakni pada Asian Games pertama mereka di Hangzhou, China, 23 September-10 Oktober.
Dengan hanya kurang dari sebulan lagi menuju Asian Games 2022, legenda ganda putra Indonesia tersebut ingin Chia/Soh meningkatkan standarnya.
"Jika kita ingin meraih medali, bahkan emas di Asian Games, baik pelatih maupun pemain harus lebih berkorban untuk mewujudkannya," kata Rexy dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Ini tentang mengorbankan segalanya untuk lebih fokus kepada bulu tangkis dan menghindari banyak hal yang tidak berhubungan dengan bulu tangkis," ucap Rexy.
Rexy tidak merinci hal-hal apa saja yang tidak terkait dengan bulu tangkis.
Namun peraih emas ganda putra pada Olimpiade Atlanta 1996 itu mengharapkan pengabdian total Chia/Soh.
Rexy tahu apa yang dibutuhkan, setelah membimbing Koo Kien Keat/Tan Boon Heong memenangkan medali emas Asian Games 2006 dalam tugas pertamanya sebagai pelatih Malaysia sebelumnya.
"Pada kejuarana dunia ini, Korea maju. Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah mereka akan terus mendominasi karena level ganda putra semuanya setara," tutur Rexy.
Rexy juga telah memberikan tantangan kepada Chia/Soh dan mengakui bahwa mereka tidak memiliki naluri membunuh.
Hal itu yang membuat mereka melepaskan peluang emas untuk memasuki final kedua berturut-turut pada Kejuaraan Dunia.
"Kami unggul besar pada 19-15, tetapi kami kehilangan poin dengan mudah. Saat-saat krusial, kami harus belajar bagaimana menjadi tenang dan lebih fokus," ucap Chia.
Kekesalan serupa juga disampaikan Soh.
"Saya merasa kami mempunyai peluang besar untuk mencapai final lagi, tetapi kami tidak bisa memanfaatkannya," aku Soh.
"Lawan kami sangat bagus dalam menyerang dan tiga tembakan pertama."
"Mereka tidak mudah membuat kesalahan dan sangat stabil dan inilah kelebihan mereka. Kami perlu belajar dari ini.”
"Kami memang memenangkan perunggu, tetapi kami kecewa karena kami berharap bisa memberikan lebih banyak."
"Kami ingin meminta maaf kepada seluruh warga Malaysia, namun kami akan mencoba lagi," ujar Soh.
Chia/Soh mungkin belum memenangkan gelar apa pun sejak mereka menjadi tandem pada November 2017.
Namun, mereka adalah pasangan yang paling bisa diandalkan di ajang besar.
Chia/Soh meraih medali perunggu pada Olimpiade Tokyo 2020 yang digelar pada 2021; emas dan perunggu pada kejuaraan unia;
Selain itu, ganda putra peringkat keempat dunia itu meraih medali perunggu pada Sudirman Cup dan Commonwealth Games; emas SEA Games dan runner-up All England 2019 dan Kejuaraan Asia 2022.
Chia telah berjanji untuk terus bekerja keras menjelang Asian Games pertama mereka.
"Masa lalu sudah lewat dan kami perlu melihat ke depan. Target besar kami selanjutnya adalah Asian Games bulan depan. Kami akan terus berjuang keras untuk tampil baik di sana," tutur Chia.
Namun sebelum Asian Games, Chia/Soh akan berkompetisi pada China Open berturut-turut (5-10 September) dan Hong Kong Open (12-17 September).
Pada China Open 2023, keduanya akan menghadapi pasangan papan atas Korea lainnya Choi Sol-gyu/Kim Won-ho pada babak pertama.
Baca Juga: Lampaui Jonatan dan Anthony Ginting, 1 dari 3 Target Besar Kunlavut Vitidsarn Sudah Terwujud