Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Francesco Bagnaia dipaksa membumi jelang seri balap ke-11 MotoGP Catalunya 2023. Setelah kesempurnaan di Spielberg, mampukah Nuvola Rossa memutus kutukan di Montmelo?
Sirkuit Catalunya seperti tidak diciptakan untuk seorang Pecco Bagnaia.
Bagaimana tidak? Sejak mentas di kejuaraan dunia grand prix pada 2013, tak sekali pun Bagnaia finis tiga besar di Catalunya.
Padahal Catalunya merupakan salah satu sirkuit kesayangan mentornya di Akademi Pembalap VR46 yaitu Valentino Rossi.
Catalunya menjadi sirkuit di mana Rossi mampu menang 10 kali di semua kelas selain Sirkuit Assen di Belanda.
"Selama 10 tahun di kejuaraan ini saya tidak pernah mendapatkan hasil yang bagus di sini," kata Bagnaia dalam konferensi pers GP Catalunya tahun lalu.
"Podium terakhir saya di sini terjadi pada 2012 di kejuaraan Spanyol (CEV Moto3, red). Saya harus mengubah situasi ini."
Mengenai Catalunya, sirkuit yang juga dipakai di F1 ini bertipe all-rounder karena memiliki berbagai jenis tikungan dan lurusan panjang.
Akan tetapi tantangannya bukan soal tata letak sirkuit melainkan level grip yang rendah di sana.
Baca Juga: Jadwal MotoGP Catalunya 2023 - Kans Quartararo Tidak Hanya Sekadar Finis di Kandang Marc Marquez
"Kami sudah tahu bahwa berlomba di sini rasanya seperti tampil di flat track," ujar Bagnaia menambahkan.
"Jadi sangat penting untuk meningkatkan grip dengan setelan," tandasnya.
Menemukan setelan optimal akan menjadi tantangan bagi pembalap karena kesempatan latihan bebas yang lebih terbatas pada musim ini.
Terlambat dalam menemukan bisa berarti petaka.
Bagnaia mengalaminya sendiri pada GP Catalunya musim 2021 ketika kecepatan apik saat lomba menjadi kurang berdampak gegara posisi start buruk.
Sementara kunjungan terakhir Bagnaia ke Catalunya justru makin mengenaskan karena terseret kecelakaan beruntun di tikungan pertama.
Untungnya Bagnaia punya modal karena sedang berada dalam kondisi yang ideal.
Pembalap asal Chivasso tersebut dianggap makin menyatu dengan motor Ducati Desmosedici GP sehingga makin sulit untuk dikalahkan.
Dalam 10 balapan terakhir yang dijalani (termasuk sprint), posisi terburuk Bagnaia adalah runner-up kecuali saat sprint GP Inggris.
Baca Juga: Marc Marquez Cuma Punya 1 Opsi untuk Putus Kontrak Rp 1,6 Triliun dengan Honda dan Itu Tidak Mudah
Pada balapan terakhir MotoGP Austria di Red Bull Ring pun Bagnaia tak tersentuh dengan ritme lomba di atas rata-rata.
Pengamat MotoGP, Carlo Pernat, sampai memberikan julukan Si Palu kepada Bagnaia karena gaya berkendara yang presisi.
"Julukan Bagnaia seharusnya adalah 'The Hammer'," ujar Pernat seperti dilansir dari GPOne.com.
"Dia adalah pembalap yang benar-benar matang, sangat selaras dengan motornya, mengendarainya dengan presisi, tanpa henti seperti palu."
Akankah Bagnaia mengakhiri kutukannya di Catalunya, atau justru tetap merana?
MotoGP Catalunya akan berlangsung pada akhir pekan ini, 1-3 September 2023.