Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Striker Manchester City, Erling Haaland, mengaku senang meski sempat menjadi korban kemarahan Pep Guardiola selaku pelatih sendiri.
Erling Haaland tidak bisa lepas dari sifat asli Pep Guardiola dengan kontribusi besarnya di Manchester City.
Pep Guardiola terkenal sebagai pelatih yang selalu menerapkan standar performa yang tinggi.
Hal tersebut dialami sendiri oleh Erling Haaland pada laga pembuka Liga Inggris musim 2023-2024.
Bermain melawan Burnley, Haaland sebenarnya sudah mencetak dua gol di laga tersebut.
Setelah diganti oleh Cole Palmer pada menit ke-80, ia ditunggu Guardiola di pinggir lapangan.
Awalnya, sang pelatih diprediksi akan memberikan pujian atas performa striker andalannya.
Yang terjadi justru ledakan kemarahan dari Guardiola yang disaksikan seisi stadion.
Pelatih asal Catalunya tersebut terlihat mengomeli Haaland hingga menuju lorong ganti pemain.
Hingga saat ini, pemicu kemarahan Guardiola belum juga diketahui.
Beberapa media berasumsi jika performa Haaland secara keseluruhan dianggap berada di bawah standar.
Baru-baru ini, sang striker sendiri juga enggan mengungkapkan masalah pelatihnya.
Ia memilih untuk menyinggung cara Guardiola dalam memberikan kritik untuk pemain.
"Kadang Guardiola menakutkan, tetapi saya senang jika ia meneriaki saya," kata Haaland seperti dilansir BolaSport.com dari Mirror.
"Ia mencoba memengaruhi pemikiran saya yang sebelumnya belum ada," ucap striker asal Norwegia tersebut.
Baca Juga: Jalan Pintas Dilarang, Ronaldo Tidak Bisa Otomatis Kembali ke Liga Champions
Haaland juga menegaskan jika ia tidak menyimpan dendam meski diteriaki di tempat umum.
Striker berusia 23 tahun tersebut percaya jika Guardiola hanya ingin mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Lebih lanjut, Haaland mengaku terbiasa dengan didikan yang keras sedari masih kecil.
Alfie Haaland yang menjadi sang ayah juga kerap mengajak putranya beradu argumen.
Cara tersebut membantu Haaland dalam memperoleh masukan yang baru dari orang lain.
Bagi Haaland, dua orang tersebut merupakan sosok paling berpengaruh dalam kariernya.
Oleh karena itu, ia tidak merasa bersalah jika mendapat didikan yang cukup keras.
Ia masih butuh perbaikan dalam performa sehingga mau menerima setiap masukan yang ada.