Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Wakil Ketua Umum PSSI II Ratu Tisha menyambut baik inisiatif pihak swasta seperti Bakti Olahraga Djarum Foundation ikut membangun sepak bola wanita.
Djarum Foundation kini mulai membantu menggerakkan ekosistem sepak bola wanita khususnya pelahar di tingkat sekolah dasar.
Demi mengembangkan sepak bola wanita ini mereka juga membangun Suppersoccer Arena sekaligus menggelar turnamen lintas SD dan Madrasah Ibtidaiyah.
Turnamen bernama MilkLife Soccer Challenge Batch 2 sendiri diikuti tak kurang dari 2.100 siswi dari 106 sekolah yang bertanding di dua kelompok usia yakni U-12 dan U-10 dari Kudus, Jepara, Rembang, dan Pati.
Baca Juga: Bangkitkan Sepak Bola Wanita, PSSI Bawa FIFA pada Peresmian Suppersoccer Arena
Turnamen ini pun disambut baik oleh PSSI karena dengan gerakan ini menunjukkan bagaimana keseriusan pihak swasta membangun sepak bola wanita di Indonesia.
Untuk itu, Ratu Tisha pun berterima kasih atas inisiatif President Director Djarum Foundation, Victor Rachmat Hartono yang mau mengembangkan sepak bola wanita juga.
Sebab selama ini Djarum Foundation sendiri lebih dikenal pada pembinaan bulu tangkis Indonesia.
Oleh karena itu, gerakan dan inisiatif Djarum Foundation ini disambut baik dan diharapkan bisa menjadi contoh untuk pihak-pihak swasta lainnya nanti.
“Kalau kami sangat senang ya, PSSI sangat berterima kasih pada pak Victor dan tim dari Djarum Foundation, atas komitmennya kepada sepak bola, dan saya bisa officially welcome to football family pak. Jangan bosan-bosan bersinergi dengan PSSI,” ujar Ratu Tisha kepada awak media termasuk BolaSport.com, di Supersoccer Arena, Kudus, Minggu (3/9/2023).
Lebih lanjut, Tisha pun mengakui bahwa masalah pembinaan sepak bola wanita di Indonesia memang belum menyeluruh.
Bahkan banyak provinsi di Indonesia yang belum memfokuskan pada pembinaan ini.
Untuk itu, inisiatif yang dilakukan Djarum Foundation ini sebagai langkah bagus.
Sebab pembinaan berjenjang ini bakal bisa mulai membenahi sepak bola wanita, mulai dari kompetisi hingga pembenahan ekosistem antar klub dan sekolah.
“Memang jenjang pembinaan betul seperti yang dibilang pak Victor, grassroots kita nggak cuma di putri, di putra juga harus kita benahi, grassrootsnya,” ucap Ratu Tisha.
“Sekarang seperti teman-teman mungkin ketahui, kita pembinaan di level putri itu hanya ada di beberapa provinsi saja, start di under 15 yang ada di pertiwi, kemudian naik,” lanjutnya.
“Nah, jenjangnya ini masih harus kita benahi per kompetisinya, dan per ekosistem antara klub dan sekolah.”
Menurutnya adanya inisiatif pihak swasta membangun ekosistem sepak bola wanita ini sangat baik
Sebab pembenahan akan bisa dimulai dari bawah dan bakal berlanjut ke atas.
Untuk itu, PSSI pun siap bersinergi dengan pihak swasta dengan harapan perkembangan ini bisa mencakup area yang jauh lebih besar.
Ratu Tisha ini menjadi langkah bagus karena sudah saatnya sepak bola putri pun bisa berkembang diberbagai daerah.
Baca Juga: Bangkitkan Sepak Bola Wanita, PSSI Bawa FIFA pada Peresmian Suppersoccer Arena
“Ini merupakan inisiatif yang sangat baik, datang dari djarum foundation, dengan ada pembenahan dengan sinergi dari sekolah jadi grassroots levelnya kita bisa mencakup area yg lebih besar,” kata Tisha.
“Dengan satu tujuannya, mengenalkan sepak bola pada putri. Membuat mereka mengenal sepak bola, senang bermain bola. Setelah itu barulah selanjutnya kelangsungan ekosistem,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ratu Tisha mengatakan bahwa perkembangan sepak bola wanita tak hanya berfokus sama satu hal pengenalan saja.
Akan tetapi, perbaikan harus dilakukan dari ekosistem pemain sepak bola wanita hingga ekosistem pelatih dan wasit pun harus berjalan beriringan dengan baik.
Menurutnya tanpa ada sinergi yang baik, tentu sajja perkembangan ini tidak akan mudah.
“Tadi juga kami highlight dalam beberapa pembicaraan bahwa ekosistem pemain ini tidak akan tumbuh kalau tidak ada ekosistem pelatih yang baik, ekosistem perwasitan yang baik, maka dari itu, itupun harus jadi salah satu yang terintegrasi jadi tiga aktor ini pemain, pelatih, wasit harus berkembang di bawah,” tutur Ratu Tisha.
“Bisa dibilang bahwa usia 12 tahun, dimulai di bawah kan anak-anak latihan juga menjadi satu antara putra dan putri, jadi ini juga satu sistem yang harus kita promosikan bersama-sama untuk membiasakan dulu putri, memiliki kepercayaan diri yang baik gitu,” katanya.
Baca Juga: Perwakilan FIFA Puji Langkah dan Tekad Indonesia Kembangkan Sepak Bola Wanita
“Mereka pada bermain dengan laki-laki, walaupun nanti di kelompok usia tertentu harus berpisah pastinya, tapi di sini adalah inisiatif yang baik saya rasa.”
Ratu Tisha pun mengaku agar perkembangan dan peningkatan sepak bola wanita ini bisa berjalan dengan lancar dan baik.
Memang harus ada sinergi yang baik antar stakeholder, sehingga dengan begitu sepak bola wanita dipercaya bakal membaik secara pelahan.
“Jadi memang sepak bola indonesia selama ini adalah sinergi antara beberapa stakeholder, tapi kami sangat menyambut baik inisiatif ini, dan kami pastinya insya Allah akan terus bersinergi ke depannya untuk sepak bola putri,” ujarnya.