Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Evaluasi besar pelatih ganda putra Indonesia, Aryono Miranat usai Fajar/Rian dkk kalah tak bersisa pada China Open 2023. Ada kelemahan di sisi teknis maupun non-teknis.
Kegagalan ganda putra Indonesia meraih gelar pada China Open 2023 semakin menambah panjang daftar rapor merah sektor andalan Merah Putih ini.
Sudah berbulan-bulan, anak didik Aryono Miranat belum mampu menambah pundi-pundi gelar juara.
Terakhir kali ada ganda putra Indonesia yang merengkuh titel kampiun adalah pada Maret 2023 lalu, lewat kemenangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pada All England Open 2023.
Namun semenjak itu, performa Fajar/Rian justru melempem.
Penampilannya justru makin menurun sejak berstatus sebagai ganda putra nomor satu dunia.
Mirisnya, penurunan yang dialami Fajar/Rian juga dialami kompatriot mereka.
Para jagoan ganda putra Indonesia lainnya juga tampil lesu di beberapa turnamen BWF World Tour serta Kejuaraan Dunia.
Kepala Pelatih Ganda Putra PP PBSI, Aryono Miranat mengakui adanya penurunan yang menghantam skuad didikannya.
Baik itu dari segi teknis maupun non-teknis.
Dari segi teknis, akurasi pukulan para pemain ganda putra pelatnas dinilai Aryono sedang melemah.
Sedangkan non-teknis adalah dari sisi mental setiap pemain. Ada kepercayaan diri yang menurun yang sedang menghinggapi Fajar/Rian dkk.
"Secara garis besar secara keseluruhan yang perlu diperhatikan adalah faktor teknisnya," kata Aryono dalam siaran pers PBSI.
"Masalah kepercayaan dirinya dan keyakinan dalam bermain perlu ditingkatkan lagi."
"Konsistensi permainan itu hadir bila kita dalam keadaan percaya diri," tandas pelatih berjuluk Coach Naga Air itu.
Aryono tengah mempersiapkan program latihan yang bertujuan membenahi kelemahan dari sisi teknis pemain.
Area depan net diincar jadi fokus utama yang perlu diperbaiki.
"Di masalah teknis yang perlu dibenahi adalah pertahanan dan akurasi pukulan harus lebih bagus lagi," tegas Aryono.
"Di latihan nanti saya sudah merencanakan untuk menambah latihan akurasi. Juga kita harus bisa kembali memegang permainan di depan net," tambahnya.
Sementara dari segi mental, pelatih asal PB Djarum itu berharap ada perbaikan setelah proses pendekatan dari satu pemain ke pemain.
Menurut kacamata Aryono, hampir sebagian besar anak didiknya mengalami krisis kepercayaan diri termasuk Fajar/Rian yang dinilainya belum stabil sejak memangku takhta ganda putra nomor satu dunia.
"Untuk Fajar/Rian, saya melihat ada tekanan bagi mereka sebagai pemain nomor satu," kata Aryono.
"Apalagi terakhir-terakhir ini grafiknya tidak stabil. Itu mengakibatkan kepercayaan diri mereka menurun."
"Saya akan mencoba membangkitkan mental bertanding mereka, jiwa tidak mau kalahnya harus keluar lagi," tegas dia.
Sementara untuk sejumlah pasangan lainnya, Aryono mengungkapkan fighting spirit yang mesti ditingkatkan lagi. Apalagi mereka masih muda.
"Untuk Leo/Daniel kengototan permainannya seperti hilang, PR mereka bagaimana mengembalikan fighting spiritnya," kata Aryono.
"Untuk Pramudya/Yeremia yang harus diperbaiki adalah sisi komunikasi antar mereka."
"Sementara Bagas/Fikri saya melihat permainan mereka sudah mulai kembali. Fighting spirit, pola permainan sudah cukup baik hanya memang diperlukan konsistensi dan kepercayaan diri yang lebih lagi."
"Bagaimana Fikri di depan bisa lebih menguasai area depan dan Bagas dengan pukulan kerasnya bisa menjadi senjata di belakang. Di sisi lain, unforced errors mereka juga harus diminimalisir," pungkas Aryono.