Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Seri balap ke-13 MotoGP India 2023 mendatangkan kecemasan dari akibat homologasi trek yang belum rampung. Padahal, akhir pekan lomba sudah dimulai pada akhir pekan ini.
Setelah chaos yang mewarnai pekan MotoGP India 2023 akibat beberapa masalah administratif sampai wabah virus Nipah, kecemasan juga datang dari aspek teknis.
Sirkuit Buddh yang akan digunakan sebagai venue pada 22-24 September 2023 merupakan sirkuit yang lama tidak dipakai untuk event internasional.
Terakhir kali ajang balap tingkat dunia berkunjung ke sana adalah pada 2013 yaitu Formula 1.
Sirkuit Buddh tadinya memang didesain untuk balap mobil yang tidak memerlukan area run-off yang cukup luas seperti halnya balap motor.
Alhasil, diperlukan penyesuaian dari berbagai aspek dari sirkuit yang berada di wilayah Uttar Pradesh, sebelah tenggara New Delhi dengan jarak sekitar satu jam perjalanan.
Perbaikan sirkuit untuk balapan MotoGP India telah dilakukan sejak tahun lalu.
Kepala Komisi Keselamatan FIM (Federasi Motor Internasional), Tome Alfonso, melakukan inspeksi pertama pada November 2022.
Dalam kalimatnya, Alfonso meminta perubahan di sejumlah titik yang riskan.
Baca Juga: Kekacauan Awali MotoGP India 2023, Firasat Buruk Bos Dorna Terjadi
"Pada dasarnya kami meminta agar zona run-off beraspal untuk dikurangi dan area gravel untuk ditambah," ujar Alfonso kepada MotoGP.com.
Setidaknya ada delapan titik yang memerlukan perhatian yaitu di Tikungan 1, 2, 3, 4, 5, 7, 13, 14.
Sayangnya, melansir dari Motorsport-Total, dalam beberapa bulan terakhir ada laporan bahwa pengerjaan rute trek sepanjang lima kilometer itu mengalami penundaan.
Artinya proses pengerjaan makin terbatas dalam hal waktu.
Yang paling membuat khawatir adalah fakta bahwa finalisasi dari homologasi, yang menentukan apakah sirkuit layak dipakai untuk balapan, dilakukan pada Kamis (21/9/2023).
"Homologasi terakhir hanya akan dilakukan sehari sebelum akhir pekan balapan dimulai," kata Alfonso menambahkan.
Dengan kata lain, saat tim dan pembalap MotoGP mulai berdatangan di Negeri Bollywood, mereka masih belum bisa mendapat kepastian soal kualitas sirkuit.
Beberapa dari mereka telah mengungkapkan kecemasannya meski telah ditunjukkan progres perbaikan hingga saat komite keselamatan di sela-sela MotoGP San Marino.
"Kami sama sekali tidak bisa santai," ungkap pembalap Aprilia Racing, Aleix Espargaro, yang dikenal paling vokal di antara pembalap MotoGP saat ini.
"Sebenarnya saya menantikan seri di India, treknya terlihat bagus dan cepat.
"Dorna meminta kami untuk tetap tenang, katanya pekerjaan terus berjalan di sana dan semuanya berjalan sesuai rencana. Kami harus percaya dan berharap treknya aman."
Akan tetapi, Motorsport-Total menunjuk beberapa bagian tembok pembatas yang cukup dekat dengan lintasan, terutama di tikungan 2 dan 3, dengan jarak 3 meter dari tepi lintasan.
Berdasarkan gambar terbaru pada Senin (18/9/2023), belum ada pagar udara (air fence) yang dipasang di titik-titik tersebut.
Beberapa zona limpasan juga diperbesar dengan cara menarik tepi lintasan ke sisi dalam. Namun, hal tersebut dinilai bukan solusi yang tepat.
"Menurut saya itu bukan solusi terbaik. Kita lihat saja seperti apa nanti di lapangan," tukas Alex Marquez yang memperkuat tim Gresini.
Kecemasan juga datang dari pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo.
El Diablo merasa bahwa apa yang ditampilkan dalam video dari FIM kepada para pembalap belum memperlihatkan semua detail sirkuitnya.
"Kelihatannya oke di video. Tapi treknya sangat kotor dan kerb-nya terlihat seperti sudah berusia 15 tahun," ungkap Quartararo soal sirkuit yang sejatinya baru diresmikan pada 2011.
"Untuk faktor keselamatan, kami harus melihatnya di lokasi secara langsung karena sudut kamera yang mungkin tidak ideal. Tapi saya memperkirakan itu akan lebih buruk," tambahnya.
Pembalap akan memanfaatkan sesi track walk pada Kamis (21/9/2023) untuk mencatat masalah-masalah dengan lintasan agar bisa disampaikan dalam rapat komite keselamatan.
Apabila dirasa kurang aman, pembalap tidak akan segan untuk melakukan boikot.
"Banyak pekerjaan yang telah dilakukan, tapi kita akan melihat apakah itu sudah cukup. Kalau aman, kami berlomba. Akan tetapi, benar-benar harus jelas aman atau tidak," pungkasnya.