Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan pelatih Man United, Ole Gunnar Solskjaer, mengaku membuat kesalahan saat memulangkan Cristiano Ronaldo ke Old Trafford pada musim panas 2021.
Pada musim panas 2021 kemarin, Man United membuat heboh karena berhasil memulangkan Cristiano Ronaldo dari Juventus.
Sebelumnya, Ronaldo sempat memperkuat Setan Merah pada 12 Agustus 2003 hingga 6 Juli 2009.
Kala itu, Ronaldo tampil dalam 292 pertandingan di lintas kompetisi dengan mencetak 118 gol dan 69 assist.
CR7 juga berhasil mempersembahkan banyak gelar untuk Man United, salah satunya trofi Liga Champions.
Namun, periode kedua Ronaldo di Old Trafford tak semulus pengalaman pertamanya.
Ronaldo gagal mempersembahkan gelar juara dan kerap berulah sehingga merusak atmosfer ruang ganti Man United.
Baca Juga: Liga Champions Asia - Kacau, Cristiano Ronaldo Sebut Stadion Lawannya seperti Peternakan
Puncaknya Man United memutus kontrak Ronaldo pada November 2022 usai sang penyerang membongkar aib The Red Devils dalam wawancara bersama jurnalis kontroversial, Piers Morgan.
Bomber berusia 38 tahun itu kemudian hijrah ke Al Nassr pada awal tahun ini.
Baru-baru ini, Ole Gunnar Solskjaer mengungkapkan bahwa keputusan Man United memulangkan Ronaldo adalah sebuah kesalahan.
Solskjaer sendiri menjabat sebagai pelatih Man United saat Ronaldo kembali ke Old Trafford sebelum akhirnya digantikan Erik ten Hag.
"Itu adalah keputusan yang sangat sulit untuk ditolak, dan saya merasa kami harus mengambilnya, ternyata keputusan itu salah," kata Solskjaer seperti dikutip BolaSport.com dari Sportskeeda.
"Rasanya sangat tepat ketika dia menandatangani kontrak dan para penggemar merasakan hal itu pada pertandingan melawan Newcastle, ketika Old Trafford sedang bergejolak (setelah Ronaldo mencetak dua gol dalam kemenangan 4-1)."
"Dia masih menjadi salah satu pencetak gol terbaik di dunia."
"Dia tampak kuat."
"Ketika saya melihat jadwalnya, itu akan menjadi periode penentu: Manchester City, Liverpool dan Tottenham, dan tandang ke Leicester."
"Kemudian Chelsea dan Arsenal, ditambah pertandingan Liga Champions."
"Segala sesuatunya tidak menguntungkan kami."
"Itu dimulai dengan Aston Villa di kandang (kalah 1-0)."
"Kegagalan penalti di menit-menit akhir juga berpengaruh."
"Ketika Anda memiliki grup, Anda membutuhkan semua orang untuk bergerak ke arah yang sama,"
"Semuanya tak berjalan sesuai rencana," tuturnya menambahkan.