Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Penampilan pasangan ganda putri Indonesia, Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, pada China Open 2023 mendapat sorotan tajam dari pelatih mereka, Eng Hian.
Pasangan yang akrab disapa dengan Ana/Tiwi itu mengalami kekalahan menyakitkan pada babak pertama China Open 2023.
Kemenangan di depan mata hilang setelah ditikung wakil Malaysia non unggulan, Anna Ching Yik Cheong/Teoh Mei Xing, dari kedudukan 11-2 pada gim ketiga atau penentuan.
Ana/Tiwi akhirnya harus mengakui keunggulan wakil Negeri Jiran tersebut, dengan skor 21-19, 15-21, 20-22 setelah melalui duel sengit di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, China, Rabu (6/9/2023).
"Ini hal yang seharusnya sudah bisa menjadi pelajaran kemarin saat terjadi pada Kejuaraan Dunia. Tetapi, ini terulang kembali," kata Eng Hian saat itu.
Kini, Ana/Tiwi tengah mempersiapkan diri menghadapi Asian Games 2022, Hangzhou, China, 23 September-8 Oktober.
"Kemarin secara keseluruhan, penampilan mereka sudah ada peningkatan, tetapi kenapa di dua turnamen ini mengalami kendala yang sama (Kejuaran dan China Open 2023)," ucap Eng Hian ditemui BolaSport.com di pelatnas Cipayung, Jakarta.
"Hal ini sudah kami evaluasi, tetapi pada saat nanti di lapangan mereka berani tidak untuk melakukan hal yang sudah dievaluasi bersama, mengubah pola main, melakukan break atau apapun."
"Masalah yang sudah mereka sudah kemukakan ke saya segalanya apa yang di lapangan itu tidak terjadi lagi. Namun, hal itu tidak bisa hanya saya sampaikan di lapangan."
"Saya ingatkan ke mereka, tetapi pada saat di lapangan mereka tidak bisa mengaplikasikan, tidak bisa melakukan (perubahan) dan lawan tidak akan memberikan poin gratis saja," ujar Eng Hian.
"Hal ini kembali lagi ke mereka bagaimana mereka tetap memperjuangkan poin itu sampai angka 21 bukan angka 18 seperti itu ya."
Selain mengubah pola permainan saat bertanding, Ana/Tiwi dan ganda putri lainnya yang dipersiapkan untuk Asian Games 2022 juga fokus menjaga kondisi fisik.
"Paling pertama dulu supaya kondisi badan fisik seperti tidak ada cedera. Kalau untuk masalah mental saya bilang mereka juga sudah siap ya karena mereka sudah tahu," ucap peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 ganda putra bersama Flandy Limpele itu.
"Kondisi jadwal yang mereka jalani itu sudah seperti itu. Mereka sudah komitmen jadi ya sekarang ini lebih fokus ke menjaga kondisi itu supaya teknik fisik tidak cedera."
Menurut Eng Hian, hal yang perlu diwaspadai Ana/Tiwi adalah teknik dan pola permainan.
"Mereka ini tipikalnya tidak ada playmaker, jadi pola permainan mereka ini boleh dibilang lebih polos monoton. Jadi, mereka hanya mengandalkan power, fisik dan yang harus diperhatikan adalah lebih ke masalah tekniknya, pola permainan mereka dijaga dan diatur," tutur Eng Hian.
Eng Hian sudah beberapa kali melakukan bongkar pasang pemain pada ganda putri karena ada pemain yang keluar dari pelatnas (Febby Valencia).
"Sekarang saya lebih utama melihat dari race to Olympic. Ana/Tiwi bukan tidak ada harapan. Melihat performa mereka, meningkat walaupun tidak signifikan, tetapi ada progress. Saya masih berharap mereka lolos (Olimpiade)," aku pelatih yang akrab disapa dengan Didi itu.
"Saya akan melihat, mengevaluasi sampai selesai race to Olympics, seperti apa progressnya. Apakah semakin kelhiatan ataukah ada progress tapi pelan. Kalau begitu kemungkinan bisa saya bongkar," kata Eng Hian.
Hal tersebut dijelaskan Eng Hian tidak hanya berlaku untuk Ana/Tiwi saja, tetapi juga pasangan ganda putri lain.
"Saya bongkar pemain lebih melihat untuk kami coba dulu dengan pasangan ini setahun. Progressnya seperti apa, 10 turnamen 12 turnamen progressnya seperti apa jadi memang agak lama," aku Eng Hian.
"Namun, menurut saya anak-anak akan bisa kami minta pertanggung jawabannya karena kami dari awal ini setahun ada 12 turnamen levelnya sekian dengan target sekian."
"Kalau tidak masuk komitmen dengan kondisi di bawah 50 persen hasilnya konsekuensinya akhir tahun kena bongkar," ujar Eng Hian.
Saat dikonfirmasi apakahada punishment and reward (hukuman dan penghargaan) pada sektor ganda putri, Eng Hian mengaku tidak memberi hukuman berupa pengurangan jumlah turnamen yang akan diikuti.
"Kalau turnamen yang sudah kami jadwalkan saya berusaha untuk tidak memberikan pengurangan karena itu sudah masuk program. Tetapi, saya berikan kalau masuk target malah saya kasih lebih, (turnamen)," ujar Eng Hian.
"Kalau dibilang punishment nanti, ini masuknya proses pembinaan mereka dengan jumlah turnamen dan jangka waktu turnamen yang sudah kita atur."
"Jadi, karena saya menganggap anak-anak sudah cukup dewasa, mereka sudah lebih saya tuntun untuk bertanggung jawab ke karier mereka," kata Eng Hian.
Selain Apriyani/Fadia, ganda putri Indonesia lainnya yang dikirim ke Asian Games 2022 adalah Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.