Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Durasi balapan seri ke-13 MotoGP India 2023 bakal dikurangi. Ini seperti yang dialami MotoGP Indonesia saat penyelenggaraan perdana.
Tahun lalu, jumlah lap balapan MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika harus dikurangi secara signifikan dari 27 lap menjadi 20 lap.
Ini dilakukan karena faktor cuaca yang memengaruhi kondisi aspal.
"Kami memutuskan untuk mengurangi jarak lomba dengan alasan keselamatan karena temperatur yang tinggi," kata FIM GP Safety Officer, Franco Uncini, kala itu.
Spekulasi yang muncul adalah ban MotoGP tidak mampu menahan panas permukaan aspal, atau, kondisi aspal yang menurun jika balapan dilakukan dalam durasi normal.
Cuaca yang panas juga menjadi penyebab sprint dan balapan MotoGP India di Sirkuit Buddh pada pada akhir pekan ini akan berlangsung lebih singkat.
Sebagaimana diberitakan GPOne.com, sprint dan balapan MotoGP India masing-masing akan dikurangi 1 lap dan 3 lap.
Belum ada pernyataan resmi dari MotoGP mengenai perubahan ini.
Namun, keputusan ini kabarnya sudah ditetapkan Dorna dan FIM (Federasi Motor Internasional) setelah pertemuan komite keselamatan pada Jumat (22/9/2023) kemarin.
Sprint yang akan berlangsung pada Sabtu (23/9/2023) akan berdurasi 11 lap dari rencana semula 12 lap.
Baca Juga: MotoGP India 2023 - Penakluk Venue Baru, Magis Sirkuit Buddh Bawa Marc Marquez ke Level Atas Lagi?
Adapun balapan yang menjadi puncak acara pada Minggu (24/9/2023) tidak jadi berjalan selama 24 lap dan dikurangi menjadi 21 lap.
Bedanya, bukan kondisi trek yang terpengaruh cuaca kali ini melainkan kondisi fisik pembalap oleh karena panas dan lembab.
Para pembalap menyoroti panasnya cuaca di India.
"Secara fisik, sirkuitnya tidak benar-benar sulit, hanya saja panasnya," kata pembalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, dilansir dari Crash.net.
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, sependapat soal panas walau menurutnya hal ini tidak terlalu serius.
"Cuaca akan menjadi masalah saat hari Minggu. Dibandingkan Malaysia dan Indonesia, di sini panasnya berbeda ... lebih pedas!" tambahnya sambil tertawa.
Manajer Tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, secara lebih lanjut mengungkapkan bahwa pembalap mengalami kesulitan dalam bernapas setelah melahap 4 putaran.
Kalimat Tardozzi dikuatkan oleh pembalap andalannya yaitu Francesco Bagnaia.
"Lebih buruk daripada di Malaysia," ujar Bagnaia yang tadinya mengira balapan di Malaysia dan Thailand sudah paling panas di MotoGP.
"Dengan motor Ducati kami biasanya tidak mengalami masalah khusus, tetapi di lintasan lurus belakang saya merasa leher dan kaki saya terbakar."
Terlepas dari cuaca yang panas, para pembalap cukup senang dengan Sirkuit Buddh yang baru tahun ini menggelar balapan MotoGP.
Perbaikan dan homologasi trek yang berlangsung hingga detik-detik terakhir sempat menimbulkan keraguan di kalangan pembalap.
Salah satu pujian yang sering muncul adalah layout sirkuit yang menantang secara teknis.
"Beberapa bagian sangat sulit, seperti tikungan pertama. Hanya ada satu jalur di sana, dan kita harus mengerem di titik yang tepat," papar Bagnaia.
"Telat mengerem satu meter saja, kita melebar. Tidak mudah untuk tampil secara presisi, seperti di Tikungan 12. Saya pikir saya hanya beberapa kali melewatinya dengan baik."
Quartararo sepakat dengan Bagnaia sambil menambahkan Tikungan 5, 6, 8 dan 9 sebagai bagian yang harus dilalui dengan manuver yang sempurna.
Marquez juga menyukai desain lintasannya selain memuji kondisi trek yang jauh lebih baik dari ekspektasinya semula.
"Jauh lebih baik daripada yang kami semua kira. Mereka telah melakukan pekerjaan hebat dalam beberapa bulan terakhir," tukas Marquez.
"Saya menyukai layout-nya dan grip di sini lebih baik daripada yang saya kira," tandasnya.