Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ambisi ganda putra Indonesia untuk bersinar pada Asian Games 2022 bisa saja dirusak oleh ganda putra Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik yang dikenal memiliki faktor hoki besar pada turnamen mayor atau besar.
Medali emas menjadi incaran ganda putra Indonesia setelah PBSI menargetkan satu dari tiga emas untuk dibawa pulang dari bulu tangkis Asian Games 2022 berasal dari sektor tersebut.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto serta Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin adalah dua amunisi Indonesia di nomor yang sangat diandalkan skuad Merah Putih ini.
Terutama karena status juara bertahan ganda putra juga dipegang oleh Indonesia setelah pada edisi terakhir di Asian Games 2018, menciptakan All Indonesian Finals.
Bahkan, Fajar/Rian adalah salah satu finalis pada laga derbi tersebut di mana mereka berakhir meraih keping medali perak setelah kalah tipis dari Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.
Kini pada Asian Games 2022, duo FajRi selaku ganda putra nomor satu dunia, tentu ingin meng-upgrade warna medali mereka sekaligus mampu memenuhi target yang diberikan demi segera bangkit dari krisis kepercayaan diri yang sedang mereka alami.
Namun di sisi lain, Fajar/Rian wajib mewaspadai rival lain sekaligus terdekat dari negeri tetangga, Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Mantan juara dunia sekaligus ganda putra terbaik Negeri Jiran itu bisa menjadi penjegal ulung bagi Fajar/Rian.
Pasalnya, rekam jejak mereka tatkala tampil pada ajang besar atau turnamen mayor sering kali diliputi faktor hoki.
Chia/Soh konsisten selalu meraih medali pada setiap ajang multicabor yang mereka ikuti.
Sudah ada beberapa bukti dari beberapa ajang multievent atau turnamen besar yang berhasil menjadi panggung meroketnya penampilan Chia/Soh, walau ketika tampil berlaga di BWF World Tour sebelumnya mereka 'biasa-biasa' saja.
Medali emas SEA Games 2019, medali perunggu Commonwealth Games 2022, medali emas Kejuaraan Dunia serta perunggu Olimpiade Tokyo 2020 adalah di antaranya.
Bahkan pada Olimpiade Tokyo 2020 lalu, Chia/Soh memberikan luka besar pada Indonesia setelah mengandaskan dua andalan ganda putra Merah Putih.
Mereka mengalahkan Marcus/Kevin di perempat final, kemudian juga mengandaskan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada laga perebutan medali perunggu.
Padahal, rekor head-to-head atau pertemuan mereka dengan dua pasangan unggulan Indonesia saat itu sangat timpang.
Dengan Minions, mereka resmi pecah telur di ajang Olimpiade itu setelah sebelumnya selalu kalah 0-7.
Tak ayal, kehadiran Chia/Soh yang akan debut pada Asian Games pertama mereka pun tentu diwaspadai. Mereka seperti punya determinasi kuat dan kekuatan tambahan jika tampil di ajang besar.
"Asian Games tidak diragukan lagi adalah gelar yang sangat penting bagi semua pebulu tangkis. Ini sama besarnya seperti ajang Olimpiade," kata Aaron Chia dikutip BolaSport.com dari New Straits Times.
"Saya sangat menganggap semua ajang multievent itu adalah turnamen penting dan besar, sehingga saya akan fokus karena saya ingin meraih kemenangan untuk negara (Malaysia) dan berkontribusi menyumbangkan medali," tandasnya.
Semangat Chia/Soh bisa makin terpacu jika mempertimbangkan bahwa penampilan setiap pemain pada Asian Games 2022 kali ini akan benar-benar diperhitungkan.
Terutama dari kategori perorangan atau individual yang menawarkan poin besar yang tentunya akan sangat berpengaruh pada kualifikasi Race to Paris 2024.
"Banyak yang dipertaruhkan di sini, terutama karena nomor individual menawarkan poin peringkat dunia."
"Yang mana hal itu akan sangat diperhitungkan dalam kualifikasi Race to Paris," lanjut Chia.
Chia/Soh juga makin ingin memacu semangatnya pada debut Asian Games 2022 karena ingin meniru prestasi senior-senior merkea yakni ketika Koo Kien Keat/Tan Boon Heong pernah memenangi emas Asian Games 2006.
Menariknya, saat itu Koo/Tan juga dilatih oleh Rexy Mainaky, yang sekarang menjabat sebagai Direktur Kepelatihan Ganda pelatnas Malaysia.
Adapun pada ajang beregu putra, mereka juga akan menjadi bagian penting dalam skuad Negeri Jiran. Setelah pada edisi sebelumnya gagal mengamankan medali, Malaysia ingin tampil lebih baik pada tahun ini.
Apalagi mereka belum pernah sekalipun mampu meraih emas dari ajang beregu. Pencapaian terbaik adalah meraih dua perak pada tahun 1966 dan 1990.
"Ajang beregu putra Asian Games 2022 setara dengan Thomas Cup. Ini akan menjadi sangat sulit terutama karena kami tidak masuk tim unggulan. Artinya, besar kemungkinan kami akan menghadapi tim peringkat teratas di babak pertama."
"Namun, saya yakin dengan kemampuan skuad yang kami miliki, kami bisa menghadapi tantangan berat. Terlepas dari peringkatnya, para pemain kami telah menunjukkan peningkatan yang signifikan. Jadi semuanya akan bergantung pada kinerja latihan sekarang ini," imbuh dia.