Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, memberikan komentar usai tersingkir di babak 16 besar Asian Games 2022.
Langkah Putri Kusuma Wadani atau Putri KW pada cabor bulu tangkis perorangan Asian Games 2022 terhenti di fase 16 besar.
Tampil di Binjiag Gymnasium, Hangzhou, China hari ini, Rabu (4/10/2023), Putri KW berhadapan dengan Pusarla Venkata (PV) Sindhu.
Melawan wakil India tersebut, Putri KW harus menyerah dua gim langsung dengan skor akhir 16-21, 16-21 dalam durasi 55 menit.
Hasil minor ini membuat pemain peringkat ke-34 dunia tersebut harus tertinggal dari catatan pertemuannya dengan PV Sindhu.
Kini, Putri KW sudah menelan dua kekalahan dari total tiga pertemuannya dengan juara dunia 2019 tersebut.
Usai menjalani pertandingan tersebut, pemain berusia 21 tahun tersebut merasa ada yang berbeda dengan penampilan PV Sindhu.
Menurut Putri KW, pemain peringkat ke-15 dunia itu tampil lebih ulet dibandingkan pertemuan sebelumnya.
Penampilan yang ulet inilah menjadi senjata PV Sindhu dalam menumbangkan Putri KW di babak 16 besar Asian Games 2022 ini.
"Dibanding pertemuan-pertemuan sebelumnya, hari ini PV Sindhu lebih ulet," kata Putri KW melalui siaran yang diterima BolaSport.com.
"Dia benar-benar mengantisipasi pola yang saya siapkan," tuturnya menambahkan.
Terlepas dari penampilan solid PV Sindhu, Putri KW menilai bahwa sebenarnya strateginya sudah berjalan dengan baik.
"Sebenarnya dari pola permainan, apa yang saya terapkan hari ini sudah berjalan cukup baik," kata Putri KW.
"Tapi karena dia lebih ulet dari biasanya membuat saya jadi kebingungan di esksekusi terakhirnya," imbuhnya.
Walau terhenti di babak 16 besar, Putri KW merasa puas dengan penampilannya secara keseluruhan pada ajang Asian Games 2022.
Dia juga sadar masih ada banyak pekerjaan yang harus dia benahi untuk meningkatkan performanya di turnamen selanjutnya.
"Saya cukup puas dengan penampilan saya selama di Asian Games tapi saya harus banyak yang diperbaiki," ucap Putri KW.
"Terutama di konsistensi pola permainan dalam lapangan, misalnya saya bisa dapat dua poin dari sebuah pola."
"Tapi empat poin berikutnya hilang dan memberi keuntungan untuk lawan, setelah itu baru balik lagi bisa pegang lagi," imbuhnya.