Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Casey Stoner Tunjukkan Hal Tabu pada MotoGP yang Kini Digunakan Francesco Bagnaia

By Delia Mustikasari - Minggu, 8 Oktober 2023 | 00:00 WIB
Jack Miller (kiri), Casey Stoner (tengah), Francesco Bagnaia (kanan) dalam sebuah pertemuan pada MotoGP Algarve 2021 di Sirkuit Algarve, Portimao, Portugal, Jumat (5/11/2021). (TWITTER.COM/DUCATICORSE)

BOLASPORT.COM - Mantan pembalap MotoGP, Casey Stoner, mempertanyakan mengapa juara dunia MotoGP tidak menggunakan plat #1 pada motornya.

Stoner lalu berterima kasih kepada Francesco Bagnaia karena akhirnya melakukan hal tersebut setelah resmi menjadi Juara Dunia MotoGP 2022.

Bagnaia musim ini, menjadi juara pertama sejak Stoner pada 2008 yang mempertahankan gelar juaranya dengan #1 di bagian depan motornya.

Gelar perdana Bagnaia musim lalu adalah yang pertama bagi Ducati sejak 2007 ketika Stoner berada di puncak olahraga ini.

"Saya bangga Anda mengenakan nomor satu," kata Stoner kepada Bagnaia dalam obrolan tatap muka di Goodwood dilansir dari Crash.

"Sepertinya ada tabu untuk tidak memakai nomor 1. Jika Anda adalah juara dunia, tunjukkanlah dengan bangga," ujar pria asal Australia itu.

Bagnaia menjawab: "Jika Anda memiliki kemungkinan, itu adalah hal terbaik untuk dilakukan."

Stoner: "Saya setuju."

Bagnaia: "Saat pertama kali saya melihat gambar motor saya dengan nomor #1, sungguh luar biasa."

Stoner: "Itu adalah sesuatu yang Anda impikan."

Bagnaia merupakan salah satu penggemar muda di Italia ketika pabrikan itu merebut gelar juara dunia MotoGP 2007 melalui Stoner, pembalap mereka yang saat itu berusia 21 tahun.

"Saya tumbuh sebagai penggemar Ducati. Saya melihat Ducati menang untuk pertama kalinya bersama Casey," ujar Bagnaia.

Baca Juga: Update Klasemen Medali Asian Games 2022 - China Tembus 200 Emas, Indonesia Berselisih Tipis dengan Malaysia

"Saya diciptakan untuk Vale (Valentino Rossi). Saya adalah penggemar berat Vale, tetapi saya sangat senang Ducati memenangkan gelar. Itu adalah kemenangan Casey."

Namun zaman telah berubah. Stoner mungkin bisa bersaing melawan legenda seperti Valentino Rossi, tetapi dia yakin Bagnaia memiliki pekerjaan yang lebih berat hari ini.

"Ini berbeda bagi Pecco (sapaan akrab Francesco Bagnaia) dibandingkan bagi saya," kata Stoner.

"Kami tidak terduga, tidak ada yang mengharapkan kami memenangkan kejuaraan."

"Kami sangat beruntung tahun itu. Segalanya berjalan sesuai keinginan kami di sebagian besar waktu."

"Sekarang, semua orang punya peluang untuk menang, dengan hampir semua motor atau pabrikan di kejuaraan," aku Bagnaia.

Hal ini membuat pekerjaan Bagnaia jauh lebih sulit.

"Bagi saya, Pecco telah melakukan pekerjaan luar biasa di momen sulit di seri MotoGP karena besarnya tekanan dan banyaknya pembalap yang mampu menang," kata Stoner.

Bagnaia bangkit dari defisit 91 poin untuk mengungguli juara bertahan saat itu, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha) meraih gelar Juara Dunia MotoGP 2022 pada balapan terakhir musim tersebut di Valencia, Spanyol.

"Di Valencia adalah pertama kalinya saya merasakan beban yang sangat besar di pundak saya," aku Bagnaia.

"Sudah 15 tahun tanpa gelar. Saya merasakannya."

Stoner berkata: "Semuanya terjadi pada saat itu. Itu harus berjalan dengan benar."

Bagnaia: "Sangat mudah untuk melakukan kesalahan. Saya tidak bisa maju ke depan dan menjauh, kecepatan saya tidak cukup."

"Kami membuat strategi untuk memblokir Fabio. Saya melakukan sedikit hal, tetapi balapan itu adalah mimpi buruk!" ujar Bagnaia.

Bagnaia yang finis kesembilan dan Quartararo keempat, cukup untuk memberikan gelar pertamanya bagi pembalap Italia itu.

Itu adalah momen bersejarah. Gelar pertama Ducati sejak 2007,dan yang pertama bagi pembalap Italia sejak Valentino Rossi pada 2009.

Stoner mengingat kembali perasaannya yang tertekan pada balapan yang menentukan pada 2007.

"Hal yang sama juga terjadi pada saya di Jepang. Set-up-nya tidak berjalan dengan baik di kondisi kering, motornya mengalami kesulitan di sekitar Motegi," ucap Stoner.

"Kami tidak percaya kami akan memenangkan gelar. Itu adalah balapan terburuk saya musim ini, tetapi kami berhasil memenangkan kejuaraan."

Bagnaia tersenyum: "Rasanya lebih enak! Di Moto2 saya memenangkan gelar tetapi perasaannya 20 persen. Pada MotoGP, ceritanya berbeda."

Kini tantangan besar menanti Bagnaia setelah mengudeta posisi Quartararo tahun lalu.

Bagnaia saat ini hanya unggul tiga poin di puncak klasemen MotoGP. Namun, momentum sepenuhnya ada di tangan sesama pembalap Ducati, Jorge Martin (Pramac Ducati).

Persaingan para pembalap akan dilanjutkan pada seri balap MotoGP Indonesia 2023 di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, 13-15 Oktober.

Baca Juga: Hasil Final Bulu Tangkis Asian Games 2022 - An Se-young Rengkuh Gelar Ke-10 dan Rebut Emas Usai Permalukan Juara Olimpiade Tokyo Lagi 

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P