Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - MotoGP Indonesia 2023 berpeluang besar menghadirkan kudeta dalam perebutan posisi teratas klasemen antara Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) dan Jorge Martin (Prima Pramac).
Martin dan Bagnaia yang sama-sama pembalap motor Ducati dipastikan akan habis-habisan untuk meraih hasil terbaik di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat,
Keduanya kini hanya berjarak tiga poin saja jelang dua balapan yang akan berlangsung pada akhir pekan ini pada 13-15 Oktober 2023.
Martinator tentu sangat berambisi menjadi juara dunia pertama di era MotoGP bersama tim satelit.
Terakhir kali pembalap tim satelit menjuarai kelas premier terjadi tepat sebelum itu, yaitu pada 2001 oleh Valentino Rossi.
Masih bertajuk GP500, kelas teratas grand prix dimenangi The Doctor bersama tim satelit Nastro Azzuro Honda.
Seperti halnya Martin, Rossi kala itu mendapatkan dukungan berupa motor dengan spesifikasi tim pabrikan.
Adapun perbedaannya, Rossi sejak awal membuat perbedaan dengan pembalap Honda lainnya dan itu termasuk dari tim pabrikan.
Sementara Martin di satu sisi menghadapi lesatan dari Francesco Bagnaia yang telah mengambil titel pembalap nomor satu Ducati sejak tahun lalu.
Baca Juga: 1 Syarat Berat Marc Marquez untuk Honda Jika Ingin CLBK pada MotoGP 2025
Tahun lalu para petinggi Ducati bahkan mewanti-wanti semua pembalap motor mereka agar tidak melakukan manuver berisiko yang bisa mengganggu Bagnaia dalam lomba.
Sebabnya, Bagnaia sedang tertinggal dari rival utamanya yaitu Fabio Quartararo dari Monster Energy Yamaha.
Martin sendiri mengakui bahwa team order sangat memengaruhi performa pembalap Ducati pada musim lalu.
"Mereka (Ducati) memberi tahu kami agar berhati-hati, bahwa kami tidak bisa menyalipnya (Bagnaia)," ungkap Martin seperti dilansir dari La Vanguardia via Motosan.
"Sejak awal musim kami sangat berhati-hati dengannya, pada akhirnya itu memengaruhi kami dalam balapan," kenangnya.
Untungnya tahun ini situasinya sudah berbeda.
Ducati begitu mendominasi sampai-sampai tiga tempat teratas di klasemen sementara dihuni oleh pembalap tim pabrikan dan tim satelit mereka.
Sampai kejuaraan memasuki seri balap ke-15 Martin mengaku belum mendapatkan aba-aba apapun dari Ducati soal team order serupa.
Martin percaya diri bahwa Ducati tidak akan melakukan hal yang sama kali ini. Kalau pun nantinya ada perintah, juara dunia satu kali itu tidak segan untuk membangkang.
"Bahkan jika Ducati memberi tahu saya sesuatu, saya tidak akan mendengarkan," ujar Martin.
Pembalap asal Madrid itu memang punya peluang besar karena sedang berada di tren performa yang apik akhir-akhir ini.
Martin selalu naik podium di balapan hari Minggu dalam empat seri terakhir. Sementara dalam tiga seri terkini, dia selalu finis di posisi 1 atau 2 dalam sprint dan balapan.
Dua akhir pekan sempurna pun dicatatkannya dengan merebut pole position dan posisi pertama dalam sprint serta lomba di GP San Marino dan GP Jepang.
Kepercayaan diri Martin pun membuncah di mana dia yakin bahwa hanya dia yang bisa bersaing secara setara dengan Bagnaia saat ini.
Martin berkaca dari kemenangan pertamanya musim ini di GP Jerman di mana dia mengalahkan Bagnaia dalam duel satu lawan satu.
"Saya adalah satu-satunya yang mampu mengalahkannya satu lawan satu, tidak ada rider lain yang bisa melakukannya," ujar Martin.
"Ketika saya mengalahkannya di Jerman, saya bertumbuh dan dia melihatnya. Dan setiap akhir pekan saya selalu berada di sana (posisi depan)."
"Saya mendapatkan hasil yang memberi bukti nyata, saya harap Ducati menghargainya."