Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia, tak bisa menyembunyikan perasaan kecewa usai mengakhiri hari kedua MotoGP Indonesia 2023.
Bagnaia sudah goyah sejak hari pertama, Jumat (14/10/2023), saat kegagalan mencetak waktu lap yang kompetitif membuatnya gagal lolos langsung ke kualifikasi dua.
Asa untuk merebut dua tempat teratas di kualifikasi 1 juga kandas pada detik-detik akhir dari sesi yang dihelat di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB, Sabtu (14/10/2023) pagi.
Bagnaia sejatinya hampir saja lolos ke Q2 setelah menembus zona aman bersama Luca Marini (Mooney VR46).
Akan tetapi, tiba-tiba asa Bagnaia dikandaskan rekan timnya sendiri, Enea Bastianini.
Bastianini melewati catatan waktu terbaik milik Bagnaia pada flying lap terakhirnya dengan hanya terpaut 0,099 detik.
Alhasil, situasi tersebut yang langsung membuat situasi di garasi Ducati cukup memanas.
Dua petinggi Ducati yaitu Manajer Tim Davide Tardozzi dan General Manager Gigi Dall'Igna tampak mendatangi Bastianini usai sesi Q1.
Secara tidak langsung Bastianini mengganggu Bagnaia yang sedang bersaing untuk kejuaraan dunia melawan Jorge Martin dari Prima Pramac Racing.
Baca Juga: Moto3 Indonesia 2023 - Tekad Pembalap Indonesia Arbi Aditama usai Sukses Hadirkan Aura Kuda Hitam
Tak hanya di sesi kualikasi, persaingan Bastianini dan Bagnaia berlanjut ke sprint. Pecco lagi-lagi tak mampu melewati Bestia sehingga tertahan di posisi ke-8.
Di sini, ketidakhadiran team order dari Ducati untuk memaksimalkan kans juara dunia menjadi dipertanyakan.
Meski begitu, Bagnaia merasa persaingan terbuka ini sangat wajar.
"Saya akan terlihat gila untuk mengatakannya tetapi kami tidak punya team order tahun lalu," kata Bagnaia dalam media scrum yang dihadiri BolaSport.com.
"Kami tidak akan pernah memiliki team order semacam ini. Itu normal.
"Kami adalah delapan pembalap dengan, motornya tidak sama, tetapi peluang yang sama untuk bersaing memperebutkan posisi."
"Ini adalah strategi dari Ducati dan sejak awal saya menerimanya."
Bagnaia mengakui bahwa ia tidak bisa menghalalkan segala cara untuk melewati Bastianini.
"Hari ini satu-satunya cara yang mungkin untuk menyalip Enea adalah mendorongnya keluar. Saya tak mau," imbuh Bagnaia.
"Ini bukan cara saya menghadapi balapan. Saya tak mau," ujar juara bertahan itu.
Secara peluang juara, Bagnaia sejatinya memang lebih unggul dari Bastianini yang musim ini terkena badai cedera hingga baru lima kali tampil di balapan hari Minggu.
Saat Bagnaia turun ke posisi ke-2 klasemen sementara dengan 321 poin, Bastianini terdampar di urutan ke-21 dengan 28 poin.
Namun, Bagnaia menegaskan bahwa dia mempermasalahkan asa Bastianini mengejar hasil sebaik mungkin walau itu berdampak buruk baginya.
"Kenapa kita harus menahan pembalap yang baru kembali dari cedera panjang dan berkata agar tidak meningkatkan waktunya, untuk membiarkan Pecco lewat?" ujar Bagnaia.
Jawaban Bagnaia tersebut sampai mendapatkan respons dari salah seorang wartawan bahwa "dia adalah orang baik dan mungkin terlalu baik", dalam kompetisi.
Tentu, bukan berarti Bagnaia kecewa. Kini tertinggal tujuh poin dari Martin di puncak klasemen, murid Valentino Rossi itu kesal.
"Saya tidak tahu harus berkata apa dalam bahasa Inggris," kata Bagnaia.
"Saya tidak pernah mengucapkan kata-kata buruk dalam bahasa Inggris, tapi saya kesal (pissed off), itu benar bukan?" ucap Bagnaia.
Tertinggal tujuh poin, Bagnaia mencoba tetap tenang untuk mengejar lagi di sisa 6 balapan.
"Kejuaraan masih sangat panjang, masih ada enam balapan lagi. Tujuh poin, dengan enam sisa balapan," ujar pembalap berusia 26 tahun tersebut.
"Jadi, saya akan melakukan yang terbaik dari posisi ke-13. Ini memang berat, sangat berat. Tetapi, saya akan mencobanya," ujarnya.