Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kesepakatan tak tertulis di antara pabrikan kontestan MotoGP menambah runyam upaya Honda dalam menemukan sosok pengganti Marc Marquez.
Satu kursi di Repsol Honda dipastikan lowong setelah tim pabrikan asal Asaka itu memberi lampu hijau kepada Marc Marquez untuk hengkang sebelum waktunya.
Seharusnya masih berlomba untuk Repsol Honda sampai MotoGP 2024, Marquez memilih pindah ke Gresini, tim satelit Ducati, musim depan gegara krisis performa yang dialami motor RC213V.
Sejumlah pembalap kemudian masuk dalam radar.
Aprilia paling cemas karena dua pembalap mereka termasuk di antaranya yaitu Maverick Vinales di tim pabrikan dan Miguel Oliveira di tim satelit RNF.
Nama potensial lain adalah Johann Zarco yang baru saja bergabung dengan Honda dari Pramac tetapi ditempatkan di tim satelit LCR.
Vinales dan Oliveira sendiri merupakan pemenang lomba MotoGP.
Adapun Zarco, walau belum pernah finis pertama di kelas para raja, juara dunia Moto2 dua kali itu telah membuktikan bahwa dia bisa diandalkan untuk mengejar posisi tiga besar.
Satu nama telah mengatakan tidak soal peluang bergabung dengan Repsol Honda pada musim depan jelang akhir pekan lomba di Australia.
Dia adalah Zarco sendiri.
Zarco sebenarnya sempat menunjukkan ketertarikan, tetapi pembalap yang telah berusia 33 tahun itu memilih tetap di LCR demi memaksimalkan stabilitas di sisa karier balapnya.
"Itu karena LCR punya kontrak selama dua tahun yang bagus dan saya ingin Honda bisa memberi lebih banyak energi ke tim Lucio (Cecchinello, kepala tim LCR)," katanya, dikutip dari Speedweek.
"Saya ingin mengambil kesempatan pindah ke tim pabrikan, tapi jika saya hanya bisa mendapat satu tahun di sana dan harus pindah lagi di akhir 2024, itu tidak masuk akal."
"Saya lebih memilih bekerja keras selama dua tahun, mengembangkan motornya dan membuat Honda sungguh berinvestasi ke LCR seperti apa yang dilakukan Ducati dengan Pramac."
Sementara Vinales dan Oliveira mengambil sikap yang berbeda.
Vinales menekankan bahwa komitmennnya 100 persen untuk Aprilia. Bersama tim pabrikan asal Noale, Top Gun menemukan kembali kebahagiaan setelah frustrasi di Yamaha.
Sedangkan Oliveira memilih untuk menghindari pertanyaan. Suasana di RNF sempat panas gegara silang pendapat antara Oliveira dengan petinggi tim soal klausul keluar dalam kontrak mereka.
"Seperti yang saya bilang di Indonesia, tidak ada tawaran yang kongkret sampai sekarang, jadi saya tidak bisa membicarakannya," ujar Oliveira.
"Begitu ada tawaran yang jelas, saya akan mengomentarinya lagi. Untuk sekarang, saya sepenuhnya fokus dengan akhir pekan lomba dan proyek RNF-Aprilia."
Masih mengutip Speedweek, tantangan Honda dalam mencari pembalap pengganti makin besar karena ada kesepakatan tak tertulis di antara para pabrikan di MotoGP.
Ada sebuah gentlemen agreement bahwa tidak ada pembalap dengan kontrak pabrikan valid yang akan menerima tawaran dari pabrikan lainnya.
Jika demikian, opsi yang dimiliki Honda menjadi benar-benar terbatas karena semua pembalap pabrikan punya kontrak untuk musim depan.
Dalam hal ini Honda justru kehilangan karena kepergian Marc Marquez dan Alex Rins, yang kini memperkuat LCR Honda.
Soal Marquez, Honda tidak berniat menahan juara dunia delapan kali tersebut lebih lama jika sudah tidak betah bersama mereka.
Selain itu Marquez juga pindah Gresini yang merupakan ke tim independen dan bukannya tim pabrikan.
Adapun Rins, dia bisa merapat ke Monster Energy Yamaha karena memang ada kesepakatan yang membuatnya bisa keluar apabila mendapatkan tawaran dari tim pabrikan.
Pada akhirnya, satu nama yang digadang-gadang akan merapat ke Honda justru pembalap yang akan 'ditendang' Marquez dari Gresini yaitu Fabio Di Giannantonio.
Setelah dipastikan akan terbuang musim depan, pembalap yang akrab disapa Diggia tersebut menunjukkan kecepatan saat balapan terakhir yaitu MotoGP Indonesia.
Diggia mencetak hasil terbaiknya dalam balapan dengan finis keempat.
Pembalap yang menyumbang 2 kemenangan bagi Honda di Moto3 itu juga pernah mencetak pole position saat seri MotoGP Italia musim lalu.
Baca Juga: Euforia Berlebihan Bos Ducati di Mandalika Tuai Sindiran, Merayakan Bagnaia Saat Martin Menderita