Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tiga legenda balap Casey Stoner, Troy Bayliss, dan Mick Doohan angkat bicara mengenai situasi terkini perebutan gelar juara dunia MotoGP.
Dengan empat seri balap tersisa yang dimulai pada MotoGP Thailand 2023 akhir pekan ini, Francesco Bagnaia unggul 27 poin atas Jorge Martin di puncak klasemen.
Martin sempat menjadi pemimpin klasemen selama 24 jam di Indonesia sebelum tersingkir dari balapan utama MotoGP Indonesia 2023.
Hal ini menjadi sebuah pengingat betapa cepatnya segala sesuatunya bisa berubah.
"Ini seperti tahun lalu dalam artian tidak ada seorang pun yang ingin mendominasi pertarungan kejuaraan dunia.Tidak ada yang benar-benar lolos," kata Stoner dilansir dari MotoSan.
"Kami melihat Pecco (sapaan akrab Francesco Bagnaia) tampil bagus dan sangat baik di awal musim. Dan tentu saja, belakangan ini Jorge berlari dengan kecepatan yang fantastis," ucap Stoner.
Sementara itu bagi Bayliss, Martin lebih unggul, sedangkan Bagnaia semakin kuat sepanjang tahun ini.
"Martin tampaknya memiliki momentum lebih banyak daripada Pecco saat ini. Saya kira Ducati harus melihat dirinya sendiri dan menyadari bahwa mereka telah memberikan motor yang sangat bagus kepada semua tim satelit," tutur Bayliss.
"Dalam satu hal, mereka telah menciptakan sedikit masalah untuk dirinya sendiri kali ini," ucap Bayliss.
Baca Juga: Terlanjur Digantikan Marc Marquez, Pembalap Gresini Curi Hati Bos Ducati Bukan karena Kebetulan
Doohan sependapat dengan Bayliss mengenai masalah yang ditimbulkan oleh motor.
"Martin sedang on fire saat ini, jadi kepercayaan dirinya semakin meningkat. Dia punya motor mirip Bagnaia, motornya sama, warnanya berbeda," ujarnya.
Tetapi, kesalahan Martin di Indonesia membuatnya menjadi pemimpin kejuaraan terpendek dalam sejarah MotoGP.
"Akan menarik untuk melihat siapa yang menangani Martin secara mental. Saya melihat saat dia jatuh (di Mandalika) dan itu bahkan bukan sebuah kesalahan," ucap Stoner.
"Suatu hal yang sangat disayangkan. Ada sedikit kotoran di ban. Itu bisa terjadi pada siapa saja. Kejuaraan bisa sangat berbeda saat ini, namun Pecco mengambil alih dan kembali memimpin," ujar Stoner.
Dengan kejuaraan yang begitu ketat, juara dua kali MotoGP itu tak berani membuat prediksi.
"Anda tidak bisa memprediksinya, terutama saat ini. Tidak banyak orang yang tahu bagaimana rasanya memimpin kejuaraan hingga akhir."
"Dan akan menarik untuk melihat siapa yang menangani Martín secara mental. Saya pikir dia punya keunggulan, tetapi Bagnaia tidak mau melepaskan gelar juara yang diraihnya tahun lalu," kata Stoner.
Bagi Bayliss, kesetaraan ini positif dalam hal tontonan, namun ia yakin pertarungan gelar tidak begitu menyenangkan.
"Situasi ini sangat menegangkan bagi semua orang yang terlibat baik itu tim dan pembalap dan di sisi lain, para penggemar," ucap Bayliss.
"Itulah yang ingin mereka lihat. Mereka ingin melihat balapan berakhir sangat ketat antara lima pembalap teratas (klasemen)."
"Ini juga sedikit seperti tahun lalu," kata Stoner yang sudah dua kali jadi juara dunia MotoGP dan juara dunia terakhir Ducati 15 tahun sebelum Bagnaia.
"Sepertinya tidak ada yang ingin mengambil pertarungan kejuaraan. Tidak ada yang melarikan diri darinya."
"Kami melihat Pecco sedang dalam performa terbaiknya, mencapainya di awal musim. Baru-baru ini Jorge berlari dengan kecepatan yang fantastis."
Troy Bayliss juara Superbike tiga kali dan legenda Ducati, mengatakan bahwa Martin memiliki momentum lebih ke depan daripada Bagnaia.
"Saya kira Ducati harus melihat diri mereka sendiri dan menyadari bahwa mereka telah memberikan motor yang bagus kepada tim satelit sehingga mereka memberikan masalah pada diri mereka sendiri!"
Selain itu, Stoner juga menyebutkan calon penantang ketiga dalam gelar juara dunia MotoGP tahun ini, Marco Bezzecchi yang tertinggal 73 poin dari Bagnaia.
"Marco Bezzecchi benar-benar bisa menemukan performa terbaiknya. Jarak poinnya tidak terlalu jauh, jika ada perubahan dengan dua pembalap terdepan."