Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap Aprilia Racing, Aleix Espargaro merasa sekarat sepanjang balapan utama MotoGP Thailand 2023 akibat panasnya mesin motor RS-GP yang sampai merasuk ke dalam paru-parunya. Dua pembalap Aprilia lainnya juga merasakan hal yang sama.
Jalannya MotoGP Thailand 2023 bagai sebuah neraka bagi Aleix Espargaro.
Sepanjang balapan 27 lap di Sirkuit Buriram tersebut, Aleix perlahan menunjukkan kemunduran.
Meski berhasil finis di P5, itu bukan hasil balapan yang bagus bagi pembalap 33 tahun tersebut.
Aleix harus rela menerima penalti tiga detik yang membuatnya melorot ke posisi P8 akibat pelanggaran tekanan ban kedua kalinya pada MotoGP 2023.
Selain soal hal tersebut, ada hal yang jauh lebih serius yang membuat kakak Pol Espargaro itu diliputi kecemasan.
Sesuatu yang ternyata menjadi biang keladi Aleix sampai harus rela tersalip beberapa kali dengan mudah oleh pembalap lain saat dia sedang berjuang untuk podium.
Komplikasi panas pada mesin motor RS-GP Aprilia menjadi masalah utama yang dialami Aleix sepanjang balapan.
Baca Juga: MotoGP Thailand 2023 - Pujian Pedrosa Lihat Martin Vs Bagnaia Meski Terganggu Orang Ketiga
Mesin mengalami panas terus-terusan memang bukan hal asing bagi pabrikan asal Noale itu.
Masalah itu sudah terjadi setidaknya dalam empat tahun terakhir, dan menjadi salah satu kelemahan Aprilia sampai sekarang.
Aliran panas yang merembet sampai ke stang dan semua permukaan yang dijangkau telapak tangan dan kaki, membuat para pembalap penunggang Aprilia sering kali mengalami kulit terbakar, sekalipun mereka sudah menggunakan wearpack lengkap.
Dan di MotoGP Thailand 2023 kemarin, masalah itu semakin memasuki tahap yang lebih berbahaya.
Pasalnya, aliran udara panas dari mesin terperangkap di balik helm para pembalap, membuat mereka harus menghirup udara di atas suhu 70ºC. Hal itu tidak hanya membuat mereka kesulitan menghirup oksigen, tetapi juga berisiko mengalami kerusakan paru-paru.
Aleix Espargaro pun merasa hampir mati karena masalah tersebut.
"Saya tidak bisa bernapas," ucapnya dikutip BolaSport.com dari The Race.
"Itu adalah balapan tersulit dalam hidup saya, dan dalam tiga lap terakhir, saya panik karena saya mencoba bernapas dan tidak bisa. Saya sangat khawatir. Ketika saya masuk ke pit, saya pikir saya akan mati," tandasnya.
"Sulit bagi saya untuk fokus. Dalam lima atau delapan lap terakhir, saya bahkan tidak melihat titik acuan untuk mengerem. Sungguh luar biasa, (itu menjadi) balapan terburuk dalam karier saya," tambah Aleix.
Masalah mesin panas yang sampai membuat pembalap kesulitan bernapas sepanjang balapan tidak dialami Aleix saja.
Rekan setimnya, Maverick Vinales, dan pembalap tim satelit CryptoDATA RNF Aprilia, Raul Fernandez, juga mengalami hal sama.
Vinales bahkan harus menyerah di pertengahan balapan karena sudah tidak tahan lagi.
"Semua panas pada motor, mesin, sasis, semuanya berasal dari tengah, dari tangki bahan bakar. Itu masuk ke paru-paru Anda, dan kami tidak bisa bernapas," jelas Aleix.
"Maverick menghentikan balapan karena ini, dia masuk pit, dan Raul mengatakan kepada saya bahwa dia juga tidak bisa bernapas sehingga dia menghentikan lajunya dan kehilangan 10 detik," paparnya.
Vinales pun mengakui bahwa mundur dari balapan adalah keputusna terbaiknya saat itu. Dan ia pun berharap masalah ini akan segera teratasi di Aprilia, karena sangat mengancam nyawa.
"Saya tidak tampil buruk, namun pada titik tertentu, saya mulai kehilangan kejernihan mental karena cuaca panas," ujar Vinales.
"Apalagi di lintasan lurus, saat saya akan bertelungkup di atas motor, sensasi panasnya luar biasa. Pada titik tertentu, keputusan terbaik adalah berhenti. Melanjutkan mengambil risiko tidak masuk akal. Jelas ini adalah situasi yang perlu kita diskusikan. Akan ada balapan lain dengan suhu tinggi," ucapnya merujuk pada seri Malaysia dan Qatar berikutnya.
Baca Juga: Dari MotoGP Thailand 2023 Fabio Quartararo Belajar, Ada Secercah Harapan dari Motor Yamaha