Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Satu kandidat baru hadir dalam pencarian sosok pembalap anyar di garasi Repsol Honda. Pembalap Moto2 yang sedang moncer coba digaet untuk mengisi lubang yang ditinggalkan Marc Marquez.
Kuda besi yang tidak lagi kompetitif mempersulit Honda dalam menarik pembalap untuk mau berlomba bagi tim mereka.
Honda bak kehilangan identitas mereka sebagai tim tersukses di MotoGP.
Melihat jawara dengan bakat menutup kekurangan motor sekelas Marc Marquez akhirnya angkat tangan barangkali makin membuat ngeri pembalap lain untuk membawa panji-panji megah Repsol Honda tetapi karier dipertaruhkan pada saat yang sama.
Dari deretan nama pembalap yang muncul setelah isu kepindahan Si Alien yang akhirnya menjadi kenyataan, daftar calon yang menunjukkan ketertarikan bisa dihitung dengan jari.
Sejauh ini, Fabio Di Giannantonio yang paling digadang-gadang akan berlabuh ke tim pabrikan asal Asaka, Jepang, pada MotoGP 2024.
Bagi sosok yang akrab disapa Diggia itu, Repsol Honda pun menjadi satu-satunya opsi kalau ingin bertahan di MotoGP setelah 'ditendang' Marquez dari Gresini Racing di bulan-bulan terakhir.
Kini Di Giannantonio tidak sendirian. Omongan Manajer Tim Honda, Alberto Puig, bahwa pihaknya juga menjajaki calon lain tampaknya bukan isapan jempol.
Reporter media televisi Spanyol DAZN, Ricard Jove, mengungkapkan bahwa Honda telah memberikan tawaran kepada pembalap Moto2, Fermin Aldeguer.
"Hari ini saya telah mendapatkan konfirmasi untuk informasi ini," tulis Jove dalam kicauannya di Twitter pada Kamis (2/11/2023).
"Kita sudah bisa menerima kabar ini begitu saja bahwa Fermin Aldeguer mendapatkan sebuah tawaran nyata dari HRC (Honda Racing Corporation) untuk mendampingi Joan Mir pada 2024/25."
Aldeguer sendiri merupakan salah satu pembalap yang sedang on-fire di kelas Moto2.
Pembalap yang baru berusia 18 tahun itu menjadi langganan podium akhir-akhir ini dengan selalu finis tiga besar dalam tiga balapan terakhir, termasuk kemenangan di Thailand kemarin.
Langkah Honda merekrut pembalap muda yang tidak begitu dikenal mengangkat kembali pertaruhan sukses yang dilakukan Yamaha dengan Fabio Quartararo pada 2019.
Walau di masa remaja disebut sebagai Bayi Marquez karena dominasinya di kejuaraan junior, Quartararo kurang dilirik karena kesulitan besar yang dialaminya saat mentas di ajang grand prix.
Akan tetapi, keputusan Yamaha memberi tempat bagi Quartararo, cuma punya empat podium dalam empat musim di Moto3 dan Moto2, membuahkan hasil.
El Diablo mampu melesat sejak musim pertamanya sampai akhirnya mengakhiri paceklik gelar Yamaha di kelas para raja pada musim 2021 silam.
Persamaan Quartararo dan Aldeguer tak hanya sama-sama muda tetapi juga fakta bahwa mereka bersinar dengan tim dan motor yang sama di kelas intermediate.
Aldeguer berlomba dengan sasis buatan Boscoscuro (bernama Speed Up pada zamannya Quartararo) dan bukannya Kalex yang menjadi pilihan utama di Moto2.
Hal menarik lainnya dari Aldeguer adalah fakta bahwa dia tidak memasuki grand prix melalui jalur pada umumnya.
Kegagalan tampil di CEV Moto3 (kini Junior GP) yang merupakan Kejuaraan Dunia Junior membuatnya memulai dari Kejuaraan Eropa dan di subkategori Superstock 600 pada 2020.
Langsung menunjukkan level berbeda dengan memenangi enam balapan pertama dan merebut gelar juara sebagai rookie membuat Aldeguer ditarik ke MotoGP pada tahun berikutnya.
Lagi-lagi, jalur pembalap asal Murcia itu tidak lazim karena mengawali dari kelas MotoE dan cuma menjadi pembalap pengganti di kelas Moto2 pada musim yang sama.
Keberhasilan finis ketujuh dalam balapan Moto2 Aragon musim 2021 membuat Speedup kepincut sehingga memberinya kontrak penuh untuk musim 2022.
Kini keputusan berada di tangan Aldeguer.
Hanya beberapa tahun yang lalu, menolak kesempatan tampil di kelas premier dari pabrikan yang sedang terseok-seok pun bisa menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Aldeguer bisa bertanya langsung dengan rivalnya, Joe Roberts.
Pada 2020 Roberts menolak tawaran debut bersama Aprilia yang dalam waktu kurang dari dua tahun mampu bertransformasi dari tim gurem menjadi penantang podium di MotoGP.
"Saya tahu bahwa prioritasnya adalah Moto2, yang mana itu saya dukung, tetapi seperti biasa, kesempatan ini sangat jarang terjadi. Dia harus mengambil keputusan," pungkas Jove.