Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Striker timnas U-17 Mali, Salif Noah Leintu, memberikan pandangannya terhadap teknologi VAR yang digunakan dalam kompetisi Piala Dunia U-17 2023.
Timnas U-17 Mali mengawali turnamen di Indonesia dengan mencatatkan skor telak 3-0 atas timnas Uzbekistan pada Jumat (10/11/2023) sore WIB.
Mereka dipertemukan dalam Grup B bersama dua negara lainnya, yaitu Spanyol dan Kanada.
Pertandingan yang digelar di Stadion Manahan diwarnai dengan hattrick atau tiga gol dari ujung tombak mereka, Mamadou Doumbia.
Laga berjalan cukup sengit sejak babak pertama dan baru pecah telur pada menit ke-30 melalui gol Doumbia.
Skor tetap bertahan 1-0 hingga babak pertama usai setelah tidak adanya gol tambahan.
Memasuki babak kedua, tim junior Mali kembali membuat ancaman di lini pertahanan Uzbekistan.
Saat pemain Mali membangun serangan, terjadi pelanggaran dalam kotak penalti yang dilakukan Bekhruz Jumatov terhadap Ibrahim Kanate.
Wasit membutuhkan VAR untuk mengetahui adanya indikasi pelanggaran atau tidak.
Setelah pemeriksaan yang memakan waktu dua menit, wasit memutuskan hadiah penalti buat Mali sehingga Doumbia mencetak brace atau dua gol.
Momen ini bersejarah sebagai keputusan pertama yang diambil melalui VAR dalam pertandingan sepak bola di Indonesia.
VAR kembali dibutuhkan pada gol ketiga ketika Mamadou mencetak hattrick setelah menyambar bola hasil crossing dari sisi kiri.
Setelah pemeriksaan kembali, wasit mengesahkan golnya.
Mamadou kembali mencatatkan namanya di papan skor sekaligus membuatnya memimpin daftar top skor sementara turnamen.
Rekan setimnya, Salif Noah Leintu, memberikan tanggapan terhadap penggunaan VAR untuk pertama kali dalam kariernya.
“Kami tidak bisa mengeluh, Anda tahu, kami meraih kemenangan, meskipun ada beberapa kontroversi. Kami baik-baik saja. Kami memenangkan pertandingan,” jelas Leintu.
“Jadi kami sudah siap untuk pertandingan berikutnya."
"Kami fokus pada Spanyol dan itulah yang akan kami fokuskan ke depan, setelah pertandingan ini selesai dan Spanyol adalah lawan berikutnya,” tambahnya.
Sang pemain juga menyetujui dan mendukung penggunaan teknologi VAR dalam turnamen ini.
“Menurut saya, VAR membuat permainan tetap jujur. Jadi, Anda tidak bisa selalu mempercayai mata wasit sepanjang waktu,” jelas pemain berusia 17 tahun itu.
“Terkadang VAR harus memeriksa misalnya, kartu merah, bayangkan salah satu pemain kami terluka dan itu adalah pelanggaran kotor dan wasit tidak melihatnya.”
“Kami selalu ingin kembali dan memastikan bahwa Anda tahu VAR melindungi pertandingan,” ucap penyerang Mali itu.
Sang pemain juga optimistis dan siap untuk laga selanjutnya melawan Spanyol U-17.
“Anda tahu, sejujurnya, tidak masalah dengan Spanyol," ujarnya.
"Itu tidak ada dalam pikiran kami saat ini. Kami ingin memenangkan pertandingan, tetapi mereka hanyalah lawan bagi kami selama kami memainkan permainan kami."
"Kami percaya bahwa kami dapat mengalahkan semua orang,” kata Leintu.
Kini, timnas U-17 Mali menjadi pemuncak klasemen Grup B dan berada di atas Spanyol.
Di pertandingan lain Grup B, tim junior asal Negeri Matador itu berhasil mengalahkan timnas Kanada dengan skor 2-0.