Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Keberhasilan Cole Palmer menjadi bintang baru di Chelsea ternyata menyorot utang budi sang pemain terhadap ayahnya sendiri.
Cole Palmer melalui perjuangan yang besar untuk mencapai titik kariernya saat ini.
Masih berusia 21 tahun, Cole Palmer sudah dianggap sebagai salah satu bintang Inggris yang menjanjikan.
Sang pemain membuat keputusan besar dalam kariernya pada bursa transfer musim panas 2023.
Palmer memutuskan untuk meninggalkan Manchester City dan bergabung dengan Chelsea.
Kepindahan tersebut sempat menimbulkan keraguan untuk sang pemain.
Ia dinilai tidak akan bisa beradaptasi dengan mudah bersama klub barunya.
Asumsi tersebut dibuktikan salah oleh Palmer sendiri yang tampil cemerlang.
Baca Juga: Paulo Dybala Ungkap 1 Fakta Menarik tentang Jose Mourinho, Senang Puji-puji Lionel Messi
Chelsea selalu mengandalkannya saat berusaha menyerang lini pertahanan lawan.
Untuk meraih level karier tersebut, Palmer sempat harus berkutat dengan rasa percaya diri yang rendah.
Hal ini diungkapkan sendiri oleh sang ayah yang mengetahui kekhawatiran awal anaknya.
Dilansir BolaSport.com dari Evening Standard, Palmer sempat merasa tidak percaya diri dengan kondisi fisiknya.
Palmer menjadi salah satu pemain paling kecil saat berada di akademi Man City.
Melihat kekhawatiran itu, sang ayah segera menenangkan putranya jika kondisi fisik seharusnya tidak menjadi masalah utama.
Seorang pesepak bola akan lebih dinilai dari kemampuan teknis di atas lapangan.
Nasihat sang ayah terbukti tepat karena Palmer berhasil selamat dari persaingan ketat.
Pelatih Man City, Pep Guardiola, berperan besar dalam peningkatan mental sang pemain.
Berkat Guardiola, Palmer mulai bisa menonjolkan kemampuan fisik yang ia miliki.
Meski begitu, hal tersebut tidak cukup untuk membuat sang winger bertahan di Stadion Etihad.
Palmer merasa persaingannya begitu kuat jika memutuskan untuk bertahan.
Guardiola masih memiliki pemain-pemain seperti Jack Grealish, Phil Foden, dan Jeremy Doku.
Bagi Palmer, ia merasa hanya akan mendapat kesempatan dengan berganti klub.
Untuk itu, Guardiola pun tidak punya kuasa penuh untuk meyakinkan pemain mudanya agar bertahan.