Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, memiliki tugas besar untuk mengontrol konsistensinya. Jojo sadar bahwa dia sendiri sering lengah ketika baru saja merengkuh gelar juara.
Tren menurun setelah juara sering menghinggapi Jonatan Christie.
Salah satu contoh yang mudah terlihat adalah pada penampilannya sepanjang tahun ini.
Tepatnya setelah ia memenangi Indonesia Masters 2023 pada Januari, kemudian Hong Kong Open 2023 pada September lalu.
Keberhasilan Jonatan merengkuh gelar juara di dua turnamen itu selalu diikuti tren buruk di mana ia mendadak tampil menurun.
Penyesalan terbesar terjadi setelah Hong Kong Open 2023 dengan turnamen besar Asian Games 2022 menjadi event pertama sesudahnya.
Jonatan yang berstatus juara bertahan Asian Games sama sekali tidak dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Hasil minor dialami pemilik rekor juara termuda tunggal putra Asian Games dalam pertandingan di nomor beregu putra dan tunggal putra.
Kekalahan tak diduga Jonatan dari pemain di luar ranking 100 besar dunia membuat tim Indonesia berbalik tertinggal dari Korea Selatan sebelum kalah prematur di perempat final.
Baca Juga: Dejan/Gloria Tampak Menjanjikan, PBSI Tak Bisa Seenaknya Boyong ke Pelatnas
Di nomor individu, Jonatan kembali merana karena langsung tersisih pada laga perdananya dari pemain veteran Chou Tien Chen (Taiwan) dalam dua gim langsung 17-21, 17-21.
Jonatan mengalami kekalahan ketiga secara beruntun saat kembali bersua Chou, lawannya di final Asian Games 2018, pada Denmark Open 2023.
Sejak saat itu, banyak perhatian mengarah pada inkonsistensi dari mantan tunggal putra nomor dua dunia itu.
Tak ayal, setelah keberhasilan menjuarai French Open 2023, gelar dari turnamen sirkuit berlevel tertinggi dalam kariernya, Jonatan masih dikhawatirkan bisa menurun lagi.
Tren yang naik turun secara signifikan membuat rasa khawatir belum hilang meski di turnamen terakhirnya penampilan Jonatan tidak buruk-buruk amat.
Di Kumamoto Masters 2023 Jonatan terhenti di perempat final setelah kalah rubber game dari pemain nomor satu, Viktor Axelsen (Denmark).
Pekan depan, Jonatan kembali dihadapkan dengan situasi tidak mudah karena menjadi unggulan kedua pada BWF World Tour Finals 2023, 13-17 Desember 2023.
Jonatan tak memungkiri akan selalu ada harapan tinggi publik Tanah Air terhadap dirinya setelah menjadi tunggal putra Indonesia tersukses tahun ini dengan raihan tiga gelar juara.
"Ekspektasi pasti banyak, kita tidak bisa membuat orang untuk tidak berekspektasi kepada kita," ujar Jonatan kepada awak media termasuk BolaSport.com.
"Pasti semua orang punya ekspektasi masing-masing, berbeda-beda juga pasti, dan pastinya lebih fokus (pada) apa yang sudah dilakukan."
Mengetahui akan adanya harapan tinggi dari masyarakat, Jonatan tidak ingin hal tersebut menjadi bumerang untuk penampilannya sendiri.
Ia juga sangat menyadari bahwa inkonsistensinya adalah hal yang harus diubah.
Caranya, ia tidak akan terpaku pada harapan orang lain kepada dirinya. Jonatan ingin fokus pada diri sendiri dan calon lawan yang akan ia hadapi.
"Jadi, (mengambil) setiap pelajaran seperti kemarin misalnya, setelah juara Hong Kong Open, tiba-tiba nge-drop (saat Asian Games)," ucap Jonatan.
"Sehingga, lebih dipelajari lagi apa yang membuat saya drop setelah habis juara. Jadi sekarang tidak akan terlalu fokus dengan ekspektasi orang," tandasnya.