Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Permasalahan kericuhan suporter nampaknya masih menjadi problematika dalam kompetisi Liga 1 musim 2023/2024 ini.
Yang terakhir terjadi pada pertandingan PSIS Semarang Vs PSS Sleman di Stadion Jatidiri, Semarang, pada Minggu (3/12/2023) lalu.
Diketahui kericuhan bermula ketika suporter PSS Sleman nekat datang untuk away.
Padahal sudah dijelaskan bahwa dalam pelaksanaan kompetisi Liga 1 musim ini tak ada suporter tim tamu yang diperbolehkan untuk datang.
Namun peraturan tersebut nampaknya tak diindahkan oleh seluruh suporter tim yang berlaga di kompetisi kasta pertama di Indonesia ini.
Bukti nyata juga sudah banyak terjadi sejak putaran pertama yang lalu.
Sebelum terjadi di Stadion Jatidiri pada pekan ke-21, juga terdapat kericuhan antar suporter.
Di mana Bobotoh (suporter Persib Bandung) juga nekat datang ke Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada pekan sebelumnya.
Pada laga Dewa United Vs Persib Bandung tersebut, ribuan Bobotoh memadati area stadion bahkan sejak sebelum tim dan official datang.
Akibat banyaknya kerusuhan yang terjadi belakangan ini, dengan tegas Komdis PSSI memberikan sanksi kepada klub.
Tak hanya untuk tuan rumah yang menjadi penyelenggara, tetapi juga dengan tim tamunya.
Oleh karenanya, dengan berat hati laga derbi Yogyakarta anatar PSS Sleman Vs RANS Nusantara FC pada pekan ke-22 ini pun harus digelar tanpa penonton.
Mendapati hukuman tak mengenakkan dari Komdis PSSI, pelatih Laskar Sembada, Risto Vidakovic merasa dirugikan.
Padahal pelatih kelahiran kota Sarajevo ini mengungkap keinginannya agar suporter bisa datang.
Namun hal tersebut baru bisa tejadi usai PSS terlepas dari hukuman tanpa penonton ini.
"Bermain di laga kandang tanpa kehadiran suporter maka kita kehilangan dukungan mereka. Saya pikir itu tidak bagus," kata coach Risto dilansir dari laman resmi PSS Sleman.
Baca Juga: RANS Nusantara Mulai Sulit Raih Kemenangan, Eduardo Almeida Bidik PSS
"Harapannya suporter bisa kembali ke stadion dan mendukung kita," ujarnya.
Terkait insiden kerusuhan yang terjadi di Semarang, pelatih berpaspor Serbia tersebut memiliki pandangan tersendiri mengenai hal itu.
Menurut Risto, ricuh atau tidaknya suatu pertandingan bisa diatur jika faktor keamanannya terjaga.
"Saya pikir suporter di seluruh dunia sama. Mereka datang untuk mendukung tim mereka," ucap Risto.
"Apa yang terjadi di pertandingan kemarin sebenarnya ada di pihak keamanan di dalam stadion, bukan suporter."
"Saya pikir jika kita punya pihak keamanan yang bagus, maka pasti tidak ada yang akan masuk ke lapangan," tegasnya.
Tak hanya menjadi tanggung jawab Panpel penyelenggara pertandingan, pelatih berusia 54 tahun itu juga ingin tim yang berlaga memberi pemahaman kepada suporter.
Mengingat memaksakan untuk hadir di stadion dan berbuat rusuh bukanlah hal yang baik untuk tim yang didukung.
"Poin kedua adalah mengedukasi suporter juga karena itu bukan cara terbaik untuk mendukung tim jika mereka berperilaku seperti itu."
"Ketika mereka masuk ke lapangan, para pemain keluar dan mereka merusak sesuatu."
"Saya pikir itu bukan cara yang baik," kata coach Risto.