Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Anthony Sinisuka Ginting mengakui kebangkitannya pada laga perdana BWF World Tour Finals 2023 dalam menghadapi Kodai Naraoka tidak lepas dari banyaknya dukungan publik Hangzhou, China yang terus menyemangatinya.
Anthony Ginting berhasil membuka laga perdananya pada babak penyisihan Grup A dengan kemenangan heroik.
Terbilang dramatis karena pemain besutan PB. SGS PLN Bandung tersebut nyaris saja dibuat gigit jari ketika dalam keadaan serba salah menghadapi Naraoka.
Mulai dari banjir eror sampai kesulitan menyesuaikan kondisi lapangan dan angin membuat Ginting hampir saja terpeleset ketika ia tertinggal pada gim penentuan dengan margin skor yang cukup jauh 12-17.
Namun, di situlah momen kebangkitan tunggal putra nomor dua dunia itu dimulai.
Ginting seolah membuktikan bahwa sebelum angka 21, tidak boleh ada kata menyerah.
Hal tersebut diterapkan Ginting dengan serius dan akhirnya mampu memetik kemenangan dramatis 10-21, 21-10, 21-18 dalam laga yang berjalan selama 71 menit.
"Di game pertama saya belum bisa menerapkan strategi dengan konsisten walau sebenarnya di awal-awal sudah cukup baik," ujar Ginting dikutip BolaSport.com dari siaran pers PBSI.
"Begitu juga Kodai di game kedua, saya rasa adaptasi dengan lapangannya belum maksimal."
"Di game ketiga permainan kami sudah sama-sama membaik, poinnya pun ketat. Dari saya, coba awalnya jangan terlalu lengah dan kecolongan tempo. Dia terlihat sekali mempercepat permainan dan cukup menyulitkan," jelas juara Singapore Open 2023 itu.
Ada yang unik dari momen bangkitnya Ginting di poin krusial ketika ia nyaris dibenamkan Naraoka dengan skor telak.
Di kedudukan 12-17, sorak sorai publik Hangzhou Olympic Sports Centre, di Hangzho, China terus menyerukan dukungan untuk pemain asal Cimahi, Jawa Barat tersebut.
"Jinting jiayou, Jinting jiayou!" demikian mereka terus menyemangati Ginting.
Nama Ginting memang memiliki kesan tersendiri bagi penggemar bulu tangkis China.
Sudah bukan rahasia lagi bila Ginting memang punya banyak fans karena permainannya yang elok dilihat dan dianggap sebagai pemain tercepat di dunia saat ini.
Ginting pun mengakui bahwa dukungan publik Negeri Tirai Bambu yang terus berdengung membuatnya tidak ingin keluar dari venue dengan kekecewaan.
"Pastinya dukungan penonton di stadion tadi menambah semangat saya. Apalagi di game ketiga saat sedang mencoba mengejar dan bangkit," ungkap Ginting.
"Setelah tertinggal cukup jauh, saya tidak terlalu memikirkan poin tapi bagaimana fokus menerapkan strategi."
"Tidak terburu-buru dan itu membuat saya bisa berbalik mengontrol permainan dengan baik. Saya meredam pola permainan dia, lalu menyerang balik dengan cepat juga," kata dia mengungkap kunci teknis kemenangannya.
Walau hari ini menjadi idola publik Hangzhou, pada laga selanjutnya, Ginting harus siap menjadi public enemy karena akan menghadapi wakil tuan rumah, Shi Yu Qi.
Menghadapi lawan bebuyutan sekaligus musuh tersulitnya tidak ingin membuat Ginting terbebani. Ia hanya ingin mempersiapkan semaksimal mungkin dan melihat bagaimana laga esok bergulir.
"Besok lawan Shi Yu Qi, diskusi dengan pelatih dulu sambil evaluasi penampilan hari ini," kata Ginting.
"Kami berdua sudah sering bertemu jadi kita lihat besok di lapangan seperti apa," tandasnya.
Ginting memiliki rekor buruk tiap kali berhadapan Shi Yu Qi dengan catatan head-to-head jomplang, satu kemenangan berbanding 8 kali kekalahan.
Satu-satunya kemenangan tersebut diraih Ginting ketika mengalahkan Shi pada tahun lalu di Kejuaraan Dunia 2022.
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2023 - Momen Apriyani/Fadia Temukan Celah Uletnya Ganda Putri Jepang