Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Persib Bandung secara resmi mengumumkan perubahan hari jadi dari 14 Maret 1933 ke 5 Januari 1919.
Itu berarti Persib kini lebih tua ketimbang Persija Jakarta yang lahir pada 28 November 1928.
Pengumuman tersebut dilakukan langsung oleh CEO PT Persib Bandung Bermartabat, Glenn T. Sugita, sesaat setelah menerima hasil riset dari Tim Peneliti Hari Jadi Persib yang diketuai Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran (FIB Unpad), Prof. Kunto Sofianto, Ph.D di Graha Persib, Bandung, Jawa Barat, Minggu, 17 Desember 2023.
Prof. Kunto menjelaskan, penetapan 5 Januari 1919 sebagai hari jadi Persib dilakukan setelah tim peneliti yang beranggotakan Dr. Miftahul Falah M.Hum, Budi Gustaman Sunarya, M.A, Iqbal Reza Satria, S.H., M.I.P. dan Muhammad Ridha Taufiq Rahman, S.IP., MA, bekerja cukup lama melakukan riset sejarah dengan merujuk pada sumber primer dan sumber sezaman.
"Riset hari jadi ini dilakukan untuk menjawab keresahan dan bahkan keraguan yang muncul dalam satu dekade terakhir, terutama dari pegiat literasi, jurnalis dan Bobotoh Persib karena tidak adanya bukti otentik dasar penetapan hari jadi Persib pada 14 Maret 1933," jelas Prof. Kunto dalam rilis yang diterima BolaSport.com, Minggu (17/12/2023).
Selain itu, narasi yang menyebutkan bahwa Persib (Bandoengsch Inlansch Voetbal Bond/BIVB) merupakan salah satu dari tujuh perserikatan (bond) pendiri PSSI pada 19 April 1930 menjadi alasan lain timnya melakukan kajian ilmiah dan riset hari jadi ini.
Baca Juga: Kata Caretaker Persis usai Dihajar Dewa United di Kandang Sendiri
Logikanya, tegas Prof. Kunto, sebagai salah satu pendiri PSSI, Persib harus lahir terlebih dulu dari yang dilahirkannya.
“Dalam perspektif historis, 14 Maret 1933 yang selama ini diyakini sebagai hari jadi Persib, tidak berdasarkan fakta sejarah (ahistoris) apabila dikaitkan dengan peran BIVB dalam proses pendirian PSSI pada 19 April 1930," jelasnya.
Prof. Kunto juga menjelaskan, di antara lima titimangsa yang ditemukan oleh tim peneliti, 5 Januari 1919 merupakan hasil interpretasi yang paling logis karena didukung oleh fakta sejarah yang kuat (primer).