Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ketua Umum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa di tubuh timnas Indonesia tak ada perbedaan pemain lokal maupun keturunan. Menurutnya semua memiliki kepentingan yang sama yakni membela Merah Putih.
Seperti diketahui, para pemain timnas belum lama ini kompak mengkampanyekan agar semua pihak berhenti membandingkan pemain lokal dan keturunan jelang Piala Asia 2023.
Kampanye ini dilakukan para pemain timnas Indonesia tepat pada 4 Januari 2023 malam WIB, sehari sebelum skuad Garuda menjalani uji coba melawan Libya pada laga kedua.
Baca Juga: Timnas Indonesia Kompak Unggah Pesan soal Naturalisasi, Ketum PSSI: Saya Terharu
Semua pemain yang dibawa Shin Tae-yong untuk menghadapi Piala Asia 2023 itu memang kompak melakukan kampanye ini.
Terkait kampanye ini, Erick Thohir mengaku bahwa ia sempat mengkonfirmasi ke para pemain timnas Indonesia dan ternyata itu inisiatif skuad Garuda.
Untuk itu, pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut mengaku terharu karena para pemain dengan kompak mengkampanyekan bahwa tak ada perbedaan antara pemain lokal maupun keturunan.
Erick Thohir pun menegaskan bahwa tak ada perbedaan pemain naturalisasi atau diaspora dengan pemain lokal.
Menurut Erick, semua pemain yang bermain di timnas Indonesia memiliki kepentingan yang sama yakni membela tim Merah Putih.
"Saya tidak pernah membeda-bedakan pemain Indonesia atau pemain diaspora, menurut saya sama saja yang penting mau membela Merah Putih," ujar Erick Thohir saat ditemui awak media termasuk BolaSport.com di Stadion Uatama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (8/1/2024).
Orang nomor satu di PSSI itu mengaku terharus dengan pemain timna Indonesia juga yang kompak dan tak mempermasalahkan pemain keturunan ataupun lokal.
Namun, mereka semua bersatu untuk membangun kekuatan sepak bola Indonesia.
Baca Juga: Pemain Muda Timnas Indonesia Ingin Susul Asnawi Abroad ke Korea
Untuk itu, alih-alih memperdebatkan masalah pemain lokal atau pemain keturunan, Erick justru berharap semua pihak memanfaatkan momentum ini dengan baik.
Menurutnya, saat ini timnas Indonesia dalam momentum yang bagus karena mempunyai generasi emas.
Hal ini karena timnas Indonesia senior banyak dihuni pemain muda rata-rata usia 22 tahun.
Mantan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) ittu menilai bahwa ini jadi momentum bagus karena mereka yang meraih gelar juara di SEA Games 2023 lalu juga pemain muda.
Ia menilai ini menjadi generasi emas karena pemain yang tampil di SEA Games itu mendapat tambahan kekuatan pemain diaspora.
Pemain seperti Rafael Struick, Justin Hubner, Ivar Jenner, hingga Nathan Tjoe-A-On yang masih dalam proses naturalisasi ini bisa menjadi tambahan kekuatan untuk Indonesia.
“ini kita membangun momentum besar, kita punya generasi emas U-22 ke bawah, generasi emas ini, kemarin juara SEA Games, ditambah banyak pemain muda diaspora yang ingin gabung, seperti Ivar, Rafael, Nathan, Justin. Ini bagus,” kata Erick.
Walaupun timnas Indonesia saat ini dinilai dalam masa emas, Erick menilai situasi yang dihadapi skuad Garuda belum cukup.
Hal ini karena untuk skuad senior, pemain pelapis dengan kualitas yang sama masih dinilai kurang.
Menurut Erick Thohir, timnas Indonesia bisa dinilai kuat dan bagus setidaknya harus memiliki 22 pemain dengan kualitas yang setara.
“Tetapi cukup, tidak? Tidak. Seperti yang saya bilang, kita harus punya tim senior 2x11 yang sama kekuatannya,” tegas Erick Thohir.
Ia menegaskan bahwa ini telah menjadi bagian dari rencananya untuk membuat tim Merah Putih mampu bersaing di ajang internasional.
Baca Juga: Piala Asia 2023 - Pundit Inggris Sebut Timnas Indonesia Punya Peluang Lolos Fase Grup
Erick bahkan mengaku bahwa hal ini sejalan dengan pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong yang telah mencoba menerapkan dalam laga uji coba melawan Libya di Turki pada 2 Januari 2024.
Pelatih asal Korea Selatan itu membentuk dua tim untuk menjalani uji coba perdana melawan Libya dengan menurunkan tim pertama pada babak pertama, dan tim kedua pada babak kedua.
“Kemarin coach Shin Tae-yong coba 11 pertama 11 kedua ini dicampur kan jadi 2x11,” jelas Erick Thohir.
Menurutnya Shin Tae-yong dan ia memiliki rencana yang sama karena dengan begitu timnas Indonesia akan memiliki pemain dengan kualitas yang sama.
Untuk itu, apabila ada pemain yang mengalami cedera atau akumulasi kartu, pelatih tak akan pusing mencari penggantinya.
Pasalnya, kualitas pemain pengganti dinilai tak akan jauh berbeda dari pemain utama.
“Coach Shin Tae-yong sudah mengerti maunya saya mesti sama, karena ada resiko cedera ada resiko kartu merah itu jangan sampai ketika di midfielder kita yang tipis cuman ada Marselino, Ivar, Marc Klok, Kambuaya, Adam Alis, tiba-tiba dua pemain cedera dan satu kartu merah, kan tidak ada yang main di Tengah, artinya belum tebal,” penjelasan Erick Thohir.
Ia pun mengingatkan bahwa timnas Indonesia saat ini mengirim tim termuda di Piala Asia 2023.
Bahkan dilansir dari Transfermarkt, rata-rata pemain timnas Indonesia usianya 22,5 tahun, setelah itu ada Vietnam dengan usia sekitar 23,3.
Setelah itu ada Jepang dengan usia pemain rata-rata 23,7 tahun dan Uzbekistan sekitar 23,9 tahun.
Baca Juga: Pemain Muda Timnas Indonesia Ingin Susul Asnawi Abroad ke Korea
“Ingat tim Asia senior ini yang termuda di seluruh peserta rata-ratanya 23,8 artinya ini tim muda,” kata Ericl.
“Kalau dipisahin lagi 2x11 tim senior diatas 23 ditambah 3x11 tim U-23 kuotanya belum ketemu.”
“Ini yang kita terus bangun, kenapa saya bilang kita mau 150 pemain database, ingat saya pernah ngomong itu? hari ini juga ini U-20 kalau kita lihat timnya tipis tidak? tipis, karena masih banyak pemain yang usianya U-17.”
“Nah ini, yang saya rasa kita mesti terbuka membangun tim nasional Indonesia dengan siapapun yang ingin membawa Merah Putih,” tuturnya.
Dengan penjelasan ini, Erick pun tak ingin ada lagi perdebatan atau perbedaan karena tujuannya tetap sama untuk Merah Putih.