Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
"Silakan boleh pelatih kalau ingin memberikan aspirasinya. Nanti akan kita cek bagaimana tata kelolanya di federasi (NPC Indonesia-red)," tutur pria berusia 33 tahun itu.
Rencananya, Dito akan meninjau langsung dugaan ini ke NPC dalam beberapa waktu ke depan.
"Kami akan lihat yang terbaik seperti apa," ucap mantan CEO RANS Nusantara tersebut.
"Kami juga akan bertanya ke NPC, atlet, dan stake holder baiknya bagaimana nanti," sambung Dito.
Di satu sisi, Dito mengakui bahwa Olahraga Paralimpik di Indonesia belum semakmur industri dari Cabang Olahraga (Cabor) lain.
Baca Juga: Kembali Bereuni dengan Messi, Suarez Sesumbar Inter Miami bakal Panen Gelar di 2024
"Kami tidak menyamakan olahraga paralimpiade dan yang biasa," ujar Dito.
"Kalau yang biasa mungkin industrinya sudah maju."
"Dan banyak potensi pemasukan dari lain," tutupnya.
Sebelumnya, dugaan pemotongan bonus pelatih sudah muncul usai gelaran Asian Para Games 2018 di Indonesia.
Saat itu, beredar kabar jumlah bonus pelatih kepala balap sepeda, Puspita Mustika Adya, berbeda dengan yang tercantum dalam situs resmi Kemenpora.
Dalam foto buku tabungan BRI milik Puspita yang tersebar di dunia maya, tampak jumlah saldo bonus sebesar Rp 137,5 juta.
Sedangkan di situs Kemenpora ia tertulis berhak mendapat Rp 675 juta.