Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mantan pelatih Timnas U-17 Indonesia, Iwan Setiawan, mengkritik keputusan Shin Tae-yong yang membeberkan tawaran kerja dari negara lain ke media Korea Selatan alih-alih bicara dengan Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI).
Seperti diketahui, Shin Tae-yong baru saja mengungkapkan kepada media Korea Selatan, Sports Khan, soal mendapatkan tawaran dari negara lain.
Walaupun mengaku mendapatkan tawaran dari negara lain, Shin Tae-yong memastikan akan tetap menghormati kontraknya bersama PSSI.
Pernyataan ini pun langsung ramai jadi perbincangan publik.
Baca Juga: Shin Tae-yong Akui Belum Puas Bawa Timnas Indonesia Lolos ke 16 Besar Piala Asia 2023
Salah satunya mantan pelatih Timnas U-17 Indonesia, yakni Iwan Setiawan, yang mengkritik sikap Shin Tae-yong ini.
Menurut Iwan, sebelum mengungkapkan hal itu kepada media Korea Selatan, seharusnya pelatih berusia 53 tahun tersebut berbicara dengan PSSI.
Hal ini karena Iwan menilai Shin Tae-yong masih terikat kontrak dengan PSSI hingga Juni 2024 sehingga harus dibicarakan secara internal.
Mantan pelatih Persela Lamongan ini menilai juru taktik asal Korea Selatan tersebut seharusnya fokus pada tim nasional.
Apalagi saat ini Shin Tae-yong masih diberi target PSSI untuk bisa menuntaskan tugasnya.
Mantan pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 tersebut masih memiliki target untuk bisa membawa Timnas U-23 Indonesia lolos ke babak 8 besar Piala Asia U-23 2024.
Dengan begitu, alih-alih berbicara soal tawaran kontrak, seharusnya Shin tetap fokus kepada Timnas Indonesia.
“Shin Tae-yong sebaiknya fokus saja dulu pada pencapaian target yang dibebani PSSI,” ujar Iwan Setiawan sebagaimana keterangan yang diterima BolaSport.com.
“Negosiasi kontrak dengan embel-embel pemenuhan target itu biasa di dunia sepak bola profesional."
"Semua pelatih mengalaminya, dengan tekanan berbeda-beda,” tegasnya.
“Tidak pas rasanya jika Shin Tae-yong tiba-tiba bilang ke media Korea jika dia mendapatkan tawaran melatih negara lain.”
“Sebaiknya terbuka saja soal ini, bisa disampaikan langsung ke PSSI secara internal.”
“Apalagi dia masih terikat kontrak dengan Indonesia dan ada target lain yang harus dituntaskan setelah dia bisa meloloskan Timnas ke 16 besar Piala Asia.”
Walaupun mengkritik soal keputusan membongkar tawaran kontrak tersebut, Iwan tetap mengapresiasi kinerja Shin bersama Timnas Indonesia selama empat tahun ini.
Dia menilai bahwa Shin telah menciptakan budaya baru di timnas Indonesia saat ini.
“Pemain punya etos kerja keras yang bagus,” kata Iwan.
“Saya yakin PSSI juga melihat hal tersebut dan mereka amat hati-hati serta bijaksana berkaitan dengan perpanjangan kontrak.”
“Beliau tidak perlu gelisah, konsentrasi saja pada pencapaian target.”
Lebih lanjut, mantan pelatih Persebaya Surabaya itu menilai bahwa sebenarnya PSSI sudah profesional karena memberikan target ke Shin Tae-yong.
Apabila target tersebut bisa diwujudkan, perpanjangan kontrak pun akan dibicarakan.
Apalagi salah satu target yakni membawa Timnas Indonesia lolos ke babak 16 besar Piala Asia 2023 telah tercapai.
Saat ini tugasnya adalah menuntaskan target lain yakni membawa Timnas U-23 Indonesia tembus ke babak 8 besar Piala Asia U-23 2024.
“Saya nilai PSSI sudah profesional dengan menjadikan dua target itu sebagai ukuran untuk memperpanjang kontrak Shin Tae-yong hingga 2027,” jelas Iwan.
“Jika PSSI sudah berkomitmen, maka seharusnya Shin Tae-yong juga demikian."
"Dia sudah mencapai salah satu target yang digariskan, jadi tenang saja. Publik juga melihat kok hasil kerjanya,” ucapnya.
Iwan lanjut mengatakan bahwa apa yang dilakukan Shin Tae-yong dengan berbicara kepada media Korea Selatan tersebut salah.
Pasalnya, secara tak langsung Shin dinilai memberikan peringatan kepada PSSI bahwa dia diminati negara lain.
Situasi ini dinilai tak elok karena secara etika, seharusnya pelatih profesional tetap menjaga kehormatannya.
Untuk itu, dia memberikan kritikan dengan harapan pelatih asal Negeri Ginseng tersebut bisa melakukan koreksi atas pernyataannya tersebut.
Iwan meminta Shin Tae-yong untuk tetap fokus pada tugas dan target yang sudah dibebankan.
“Secara garis besar hasil kerja Shin Tae-yong di Timnas sudah bagus, terutama dari urusan daya juang dan mentalitas."
"Akan tetapi tentunya usai Piala Asia, ada sejumlah catatan yang tetap harus dibenahi,” tutur Iwan.
“Jika mengaca dari prestasi timnas senior, Shin Tae-yong punya banyak pekerjaan rumah dalam hal strategi bertahan dan menyerang.”
“Dari 6 laga terakhir, gawang Timnas sudah kebobolan 20 gol."
"Para striker masih terlihat kurang tajam karena minim mencetak gol."
"Itu hal-hal yang harus Shin Tae-yong pikirkan ketimbang bicara soal tawaran kontrak dari negara lain.”
Tak lupa, Iwan pun mengingatkan Shin Tae-yong agar bisa mentransfer ilmu kepada pelatih lokal.
Hal ini dinilai perlu dilakukan seperti pelatih Guus Hidink yang membuat konsep bermain Timnas Korea Selatan tetap sama sampai saat ini meski mereka sudah melakukan banyak pergantian pemain.
Hiddink telah memimpin Timnas Korea Selatan tampil di Piala Dunia 2002 tetapi karakter permainan mereka sampai saat ini tak berubah.
"Dia wajib melakukan transfer ilmu ke pelatih lokal. Ikut berperan dalam pembinaan, semacam membuat kurikulum yang jadi pegangan,” tegas Iwan.
“Jika kita punya satu sistem permainan yang bagus, siapa pun yang menjalankannya akan mudah melakukan itu,” pungkasnya.