Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Head to Head Fajar/Rian Vs Chia/Soh Jelang Final All England Open 2024, Pembuktian Ricky Soebagdja dan Rexy Mainaky

By Delia Mustikasari - Minggu, 17 Maret 2024 | 12:58 WIB
Aksi ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, saat tampil pada semifinal All England Open 2024 di Utilita Arena Birmingham, Inggris, Sabtu (16/3/2024). (PP PBSI)

BOLASPORT.COM - Pasangan ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, akan menjumpai Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) pada final All England Open 2024 di Utilita Arena, Birmingham, Inggris, Minggu (17/3/2024).

Laga ini merupakan pertemuan ke-8 antara kedua pasang pemain. Chia/Soh tercatat unggul 4-3 dalam rekor pertemuan.

Ini juga merupakan final pertama Fajar/Rian setelah Ricky Soebagdja menjadi Kabid Binpres PP PBSI pada Januari 2024 menggantikan Rionny Mainaky yang fokus menjadi pelatih kepala menuju Olimpiade Paris 2024 mendatang.

Ricky akan bersaing dengan mantan tandemnya saat masih aktif sebagai pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Rexy Mainaky, yang merupakan direktur kepelatihan nasional Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) sejak September 2023.

Dengan jabatan ini, ganda putra peraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky itu bertanggung jawab penuh atas seluruh sektor bulu tangkis Negeri Jiran di pelatnas. Hal ini meliputi senior maupun junior.

Rexy kembali ke BAM pada Desember 2021 setelah kontraknya dengan Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) habis pada Oktober 2021.

Salah satu prestasi Rexy Mainaky yang paling menonjol selama masa tugasnya di Malaysia pada bagian pertama adalah membantu Koo Kien Keat/Tan Boon Heong meraih medali emas Asian Games 2006.

Koo/Tan juga merengkuh gelar All England 2007 dan menduduki peringkat pertama dunia saat ditangani pria kelahiran Ternate itu.

Baca Juga: Jadwal Final Orleans Masters 2024 - Sama dengan All England, Ganda Putra Indonesia Berebut Gelar dengan Malaysia, 3 Wakil Merah Putih Siap Berjuang

Karena itu, Chia/Soh memiliki misi menjadi ganda putra Malaysia yang menjuarai All England setelah penantian 17 tahun dan merebut gelar Super 1000 pertama mereka.