Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih asal Indonesia, Nova Armada membawa dampak signifikan pada sejumlah pemain Malaysia hingga berprestasi tinggi.
Mendengar nama Nova Armada, mungkin sebagian besar penggemar bulu tangkis Tanah Air masih terasa asing.
Tetapi faktanya, Nova adalah mantan pemain tunggal putra Indonesia era 1990-an.
Dia pernah berhasil tembus ke pelatnas dan memiliki karier kompetitif.
Mencintai bulu tangkis sejak usia 7 tahun, membuat Nova punya impian besar menjadi tunggal putra berprestasi tinggi.
Sayangnya, mimpi Nova harus terkubur dalam-dalam.
Karier profesionalnya hanya bisa bertahan selama tiga tahun di pelatnas.
Pria 50 tahun itu harus rela mengundurkan diri karena sakit paru-paru yang pernah dideritanya pada 1997 silam.
"Saya bergabung dengan tim nasional bersama Indra Wijaya dan Jeffer Rosobin," ujar Nova Armada dikutip BolaSport.com dari The Star.
"Namun, saya hanya bertahan tiga tahun di pelatnas, karena setelah itu saya sempat sakit paru-paru," ungkapnya mengenang.
"Itu adalah tantangan bagi saya di olahraga ini mengingat besarnya nama-nama senior dari negara saya (Indonesia), seperti Joko Suprianto, Ardy B Wiranata dan Alan Budikusuma."
"Saya merasa kecewa karena karier kompetitif bermain saya hanya bisa sampai tiga tahun," tandasnya.
Walau demikian, Nova akhirnya menemukan jalan karier baru sebagai pelatih. Transisinya sebagai mantan pemain menuju pelatih profesional berangsur membaik.
Bahkan sekarang, dia telah menjadi salah satu pelatih sukses di Negeri Jiran.
Nova adalah sosok pelatih di balik pemain tunggal putri, Goh Jin Wei. Dia juga menjadi pelatih dari pemain para-badminton seperti Cheah Liek Hou dan Fareez Anuar.
Cheah Liek Hou dapat dikatakan sebagai para-atlet paling sukses yang dilatih pelatih asal Klaten, Jawa Tengah itu.
Cheah merupakan tunggal putra peraih 11 gelar juara dunia para-badminton dan peraih emas Paralimpiade Tokyo 2020 lalu.
Perasaan Nova campur aduk dalam menukangi tiga pemain tersebut. Di satu sisi dia bahagia karena kesuksesan Cheah dan Fareez, tapi untuk Goh Jin Wei yang masih dalam tahap proses, ada ujian kesabaran tersendiri.
Sebab Goh sendiri memang sempat memiliki masalah kesehatan, walau sejatinya dia adalah pemain yang dulu sempat digadang-gadang jadi masa depan tunggal putri Malaysia sejak mampu meraih emas Kejuaraan Dunia Junior 2018.
"Sekarang saya merasa bahagia tapi sekaligus tegang (karena Goh Jin Wei)," kata Nova.
"Persiapan untuk Jin Wei debut (di Olimpiade) agak rumit," kata Nova yang baru dua tahun melatih Goh.
"Tujuan kami adalah agar dia bisa mencapai perempat final. Kami tidak ingin membebani dirinya dengan menargetkan terlalu jauh sampai meraih medali," tukasnya.
"Cara dia bermain sebenarnya agak berbeda dengan kebanyakan pemain putri Malaysia. Dia mampu memberikan perlawanan pemain top 16 besar seperti Gregoria (Indonesia), Pornpawee (Thailand) dan Zhang Beiwen (AS), tapi dia masih sulit kalau berhadapan dengan pemain di delapan besar."
"Namun, saya yakin dia bisa segera masuk ranking 16 besar kalau dia bisa mencapai kebugaran fisik yang prima," kata Nova optimistis.
Selain bertekad mengantarkan Goh Jin Wei bangkit dan menembus target tersebut, Nova sekarang juga mempersiapkan Cheah Liek Hou untuk mengincar medali emas Paralimpiade kedua pada Paralimpiade Paris 2024 mendatang.