Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Satu hal yang membuat kemenangan Vinales di Americas berkesan adalah cara dia comeback.
Start dari pole position, pembalap 29 tahun itu sebenarnya sempat tercecer dan melorot ke posisi ke-11 akibat hampir tersenggol Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) yang nyaris berkontak dengan Jorge Martin (Prima Pramac).
Namun siapa sangka, turun drastis keluar 10 besar justru membuat bakat dan manajemen ban Vinales yang ajaib itu keluar.
Dia perlahan menyalip satu per satu pembalap di depannya sampai pada akhirnya sukses merebut posisi pertama setelah Marc Marquez apes karena crash. Jack Miller, Enea Bastianini, Fabio Di Giannantonio, Jorge Martin, Francesco Bagnaia, Pedro Acosta adalah beberapa yang ia salip.
"Saya tidak tahu berapa orang yang saya salip hari ini," kata Vinales di parc ferme.
Sepanjang paruh akhir balapan, komentator MotoGP sempat memuji Vinales yang entah bagaimana secara ajaib tetap mampu membukukan lap tercepat hingga mencetak rekor baru 2 menit 2,575 detik pada lap ke-14 di COTA ketika ban para pembalap lain sudah habis.
Dituturkan Vinales, semua itu buah dari kerja keras tim sepanjang tahun lalu untuk mengupayakan bobot yang tepat bagi motor. Tak lupa, kebijkasanaannya mengelola ban dengan baik juga jadi kunci utama.
"Sekarang saya bisa mengendari motor dengan sangat natural," kata Vinales yang sempat bilang tak nyaman di awal tes musim dingin dengan RS-GP 24, dikutip BolaSport.com dari Motorsport Total.
"Saya tidak perlu banyak berpikir lagi, saya sudah terbawa arus dengan motornya. Saya juga mengerti seberapa besar saya bisa menyerang. Seberapa besar yang bisa saya tuntut dari motornya."
"Itu sangat penting. Prinsipnya, saya sudah bisa mendapatkan hasil maksimal dari motornya. Terima kasih kepada para teknisi Aprilia yang telah menemukan keseimbangan yang sangat baik (pada motornya)," tandasnya.