Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bek tangguh legendaris Man United, Nemanja Vidic, datang ke Indonesia. Secara eksklusif, BolaSport.com mendapatkan kesempatan mengulik sejumlah hal menarik tentang Vidic dan Liga Champions.
Nemanja Vidic mampir ke Indonesia sebagai tamu spesial dalam program Heineken Meet The UEFA Champions League Trophy & Legends yang berlangsung pada 26-28 April 2024.
Mantan defender jagoan Man United hadir bersama legenda Real Madrid, Fernando Morientes, dalam agenda tur trofi Si Kuping Besar di Jakarta.
Mereka menyapa fan untuk terlibat sesi meet and greet serta foto bareng trofi Liga Champions di MGP Space, Kawasan SCBD, Jakarta.
Kepada BolaSport.com, Vidic menceritakan sejumlah hal mengenai pengalamannya di Liga Champions.
Berbeda dari kesan gaharnya ketika sedang bertempur di lapangan hijau, pria 42 tahun yang gantung sepatu pada 2016 terlihat ceria dan antusias meladeni pertanyaan jurnalis.
Baca Juga: Dipamerkan Legenda Real Madrid, Trofi Liga Champions Mampir di Jakarta bersama Heineken
Kendati tampak mengalami cedera di tangan kanannya, Vidic tak ragu untuk diajak bersalaman setelah meladeni segunduk permintaan fan dan komunitas yang berburu tanda tangan.
Berikut petikan wawancara eksklusif BolaSport.com dengan Pemain Terbaik Premier League 2008/09 dan 2010/11 dalam waktu singkat 3 menit atas bantuan tim Heineken.
Apa ekspektasi Anda terhadap kegiatan ini?
Pertama-tama tentu saja senang untuk bertemu dengan fan. Kami di sini berkat kerja sama antara Heineken dan Liga Champions yang sudah lama terjalin.
Saya pikir ini juga bagus untuk mantan pesepak bola bahwa kami memiliki kesempatan untuk bepergian ke seluruh penjuru dunia dan bertemu fan.
Saya bersama Fernando (Morientes) dengan penggemar Real Madrid dan Manchester United datang ke sini untuk membagikan opini dan pengalaman kami.
Saya melihat orang-orang mengingat saya sebagai pemain Man United, menyanyikan nama saya, jadi rasanya hebat untuk memiliki kesempatan berjumpa fan di seluruh dunia, terutama di Jakarta.
Ini kali pertama saya (ke sini) dan saya senang melihat fan antusias terhadap sepak bola, sama seperti fan Serbia dan di semua penjuru Eropa.
Bicara soal malam-malam di Liga Champions, apa perasaan Anda ketika pertama kali mendengar anthem kompetisi tersebut?
Tentu saja pertama kali mendengarnya, saya sangat bangga karena bisa tampil di kompetisi ini. Anda tahu, mimpi untuk pemain yang baru mulai berkarier di sepak bola adalah memainkan pertandingan Liga Champions.
Kenapa? Karena tim-tim terbaik di Eropa, dari Italia, Spanyol, Jerman, Inggris, Prancis, mereka tampil di kompetisi itu. Jadi Anda bersaing dengan tim terbaik di Eropa.
Sungguh perasaan fantastis dan tentu saja saya beruntung karena bisa bermain beberapa tahun di Liga Champions.
Saya memainkan tiga final dan ketika Anda mendengar anthem itu di final, Anda bangga sekaligus gugup sebelum pertandingan karena Anda tahu betapa sulitnya mencapai final dan menang.
Saya beruntung menjuarainya satu kali dan itu menjadi salah satu trofi terpenting yang saya menangi dalam karier.
Baca Juga: Mantan Bomber Real Madrid soal Indonesia: Fan Sepak Bolanya Hardcore Banget, tapi Bahasanya Sulit
Dari tiga gol yang Anda cetak di Liga Champions, satu ketika melawan Benfica, satu ke gawang klub masa depan Anda, Inter Milan, dan terakhir melawan Bayern, mana paling spesial?
Uh, pertanyaan sulit. Tapi saya pikir gol melawan Inter sangat penting karena itu adalah gol pertama (dalam pertandingan) dan kami membuka laga secara baik.
Juga gol pertama yang saya cetak di Liga Champions adalah saat melawan Benfica, jadi itu sulit.
Saya pikir semua gol yang saya cetak terutama untuk seorang defender seperti saya itu spesial. Ketiganya, semua sangat istimewa.
Yang terbaik?
Kalau saya harus memilih, (gol ke gawang) Benfica karena itu gol pertama saya di Liga Champions.
Itu terjadi pada 2007 dan saya baru mulai bermain buat Man United, dan itu penting bagi saya untuk beradaptasi, demi menunjukkan bahwa saya cukup bagus untuk membela klub, dan gol itu membantu kepercayaan diri saya buat meningkatkan permainan.
Mana yang lebih baik, mencetak gol atau penyelamatan krusial di garis gawang pada menit-menit terakhir?
Oh, membantu tim untuk tidak kebobolan adalah tugas saya sepanjang karier saya, jadi...
Ya, saya ingin bilang, saya suka bertahan, jadi pilih pertahanan dulu baru cetak gol.