Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Gagal melatih Timnas Vietnam, klub negeri itu pun jadi. Begitulah prinsip Alexandre Polking.
Petualangan pria kelahiran Montenegro, Rio Grande do Sul, Brasil, itu di Asia Tenggara masih berlanjut.
Pelatih yang lebih dikenal dengan nama Mano Polking tersebut kali ini punya kisah menarik lain.
Sebagai informasi pendahuluan, Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) mengumumkan pemecatan Polking pada 22 November 2023.
FAT tak senang karena Timnas Thailand kalah 1-2 dari China dalam laga putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, meski kemudian menang 3-1 atas Singapura.
Thailand kembali dipercayakan ke pelatih asal Jepang bernama Masatada Ishii.
Padahal, sebelum Polking, tim berjuluk Gajah Perang itu juga diasuh pelatih asal Jepang, Akira Nishino (2019-2021), yang dipecat karena gagal.
Debut Ishii dipuji FAT karena berhasil menahan tim kuat Korea Selatan 1-1 di Seoul pada 21 Maret lalu.
Namun, lima hari kemudian di kandang sendiri, Timnas Thailand malah dibantai tim Negeri Ginseng itu 3-0.
Walhasil, Thailand kini dalam kondisi kritis untuk bisa lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tim itu baru meraih 4 poin dari empat laga dan berada di posisi ketiga klasemen Grup C.
Korea Selatan di puncak klasemen dengan 10 poin, disusul China 7 poin.
Supachok Sarachat dkk dituntut menang dalam dua laga sisa di markas China 6 Juni dan menjamu Thailand 11 Juni agar bisa lolos ke putaran ketiga.
Kembali ke soal Polking, setelah menganggur beberapa bulan, dia kemudian coba melamar untuk menjadi pelatih Timnas Vietnam.
Sejak ditinggal Philippe Troussier awal April 2024 karena hasil buruk, kursi pelatih Vietnam kosong.
Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF) menerima banyak pelamar dari Asia, Amerika Latin, hingga Eropa, dan Polking termasuk di antaranya.
Setelah menimbang berbagai aspek, Polking harus gigit jari karena VFF memilih Kim Sang-sik dari Korea Selatan.
Baca Juga: Mimpi Buruk Timnas di Piala AFF 2016 Mendadak Undur Diri dari Klub Vietnam usai Insiden Penghinaan
Diumumkan pada 3 Mei lalu, Kim dikontrak dua tahun untuk menangani timnas senior dan U-23 Vietnam.
Bosan berlama-lama jadi pengangguran, Polking mendapat informasi bahwa kursi pelatih Hanoi Police (Cong An Hanoi) baru saja kosong karena ditinggal Kiatisuk Senamuang.
Pria berusia 48 tahun itu, sebagaimana dikutip BolaSport.com dari media Vietnam Thanh Nien, langsung memutuskan OTW (on the way) alias terbang dari Bangkok ke Hanoi.
Dia akan tiba di Hanoi pada Rabu (15/5/2024) pagi ini.
"Jika tak ada perubahan, eks pelatih Timnas Thailand itu akan bernegosiasi dengan Hanoi Police untuk mengasuhnya hingga akhir musim V-League 2023-2024," tulis media Vietnam itu.
Hanoi kehilangan pelatih setelah Kiatisuk Senamuang secara mengejutkan mengundurkan diri dengan alasan urusan keluarga.
Pada Selasa (14/5/2024) pagi, dia menulis surat perpisahan ke Hanoi Police.
"Yth Presiden Hanoi Police, seluruh pemain, para staf, dan yang teramat penting suporter klub, penggemar saya, serta rekan-rekan pers."
"Saya sangat menikmati bekerja di klub dan sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan serta pengalaman bekerja di sini."
"Saya juga belajar banyak selama saya bekerja di sini. Namun karena masalah pribadi keluarga, saya ingin mengundurkan diri dari jabatan pelatih kepala Hanoi Police dan kembali ke Thailand," ucap Kiatisuk dalam suratnya.
Keputusan mantan bintang Timnas Thailand itu sangat mengagetkan para penggemar klub.
Pasalnya, Hanoi Police baru saja kembali ke posisi kedua klasemen V-League dengan nilai 31, hanya terpaut 8 poin dari Nam Dinh.
Dengan sisa delapan laga, peluang untuk mempertahankan gelar kompetisi kasta tertinggi Vietnam itu sebetulnya masih terbuka lebar.
Nah, Polking merasa itu bisa menjadi kesempatan baginya untuk menebar pesona di Vietnam.
Siapa tahu, VFF berubah pikiran jika performa Kim Sang-sik buruk, lalu beralih ke Polking.
Hanya saja, yang menjadi ganjalan bagi Polking saat ini adalah diterima atau tidak menjadi pelatih Hanoi Police.
Pasalnya, manajemen klub itu pasti mempertimbangkan sejarah kehadiran pelatih asing selama ini, mulai dari Paulo Fioni, Flavio Cruz, Gong Oh-kyun, hingga terkini Kiatisuk, karena performa tim tak stabil dan fluktuatif.