Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Bos Ducati Bingung dan Serba Salah, Harus Pilih Jorge Martin, Marc Marquez, atau Enea Bastianini

By Nestri Y - Rabu, 22 Mei 2024 | 06:00 WIB
Persaingan pada posisi terdepan MotoGP Prancis 2024, dari depan; Francesco Bagnaia, Jorge Martin, Aleix Espargaro, dan Marc Marquez (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - CEO Ducati, Claudio Domenicali, masih bingung menentukan pendamping Francesco Bagnaia di tim pabrikan Ducati Lenovo.

Perebutan kursi panas tim Ducati Lenovo mengerucut pada tiga nama yaitu Enea Bastianini selaku petahana kemudian Jorge Martin dan Marc Marquez selaku penantang.

Nama Marc Marquez paling mencuri sorotan karena rekam jejak sebagai mantan penguasa MotoGP sekaligus musuh terberat Ducati.

Marquez sendiri telah membuktikan kualitasnya sebagai Juara Dunia delapan kali masih ada setelah hampir pensiun karena cedera dan krisis bersama Honda.

Si Semut dari Cervera bahkan mampu bersaing dengan motor lama Ducati dan bahkan satu-satunya penunggang Desmosedici GP23 yang konsisten bersaing di depan.

Bursa pembalap di tim Ducati makin runyam karena Marquez membuktikan bahwa dirinya belum habis dan bisa diandalkan untuk memburu gelar.

Transfer Marquez ke Gresini musim ini akhirnya membuat petinggi Ducati bingung sendiri dalam memilih satu nama sebagai tandem Bagnaia.

Baca Juga: MotoGP Catalunya 2024 - Jangan Cuma Fokus ke Trisula Baru Ducati, Geng Akamsi dari Aprilia Siap Unjuk Gigi

General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, mengaku kakinya bergetar karena harus memilih satu dari tiga talenta besar yang berada di dalam skuadnya.

Claudio Domenicali selaku orang nomor satu di pabrikan Borgo Panigale, tepatnya CEO Ducati, juga was-was karenanya.

"Setiap pilihan akan mendatangkan kritikan, tetapi keputusan harus diambil," kata Domenicali seperti dikutip dari Corriere della Sera via Motosan.es.

Domenicali tidak ragu bahwa Marquez memang bisa pantas menjadi pesaing Martin dan Bastianini untuk satu kursi di tim pabrikannya musim depan.

"Marquez, mengendarai salah satu dari motor kami, telah kembali," ujar Domenicali memuji.

"Dia telah menghapus keraguan dari orang-orang yang mengira bahwa dia tidak akan pernah sebugar dirinya dahulu sebelum cedera," tandasnya.

Situasi yang dihadapi Domenicali tidak mudah karena dua kandidat selain Marquez tidak bisa dikesampingkan

Jorge Martin misalnya, rider tim Prima Pramac itu menjadi pembalap yang paling rutin mencetak pole position serta podium pertama dalam sprint.

Balapan hari Minggu yang tadinya menjadi kelemahan Martin kini juga mulai bisa diatasi dengan catatan 2 kemenangan, sama seperti Bagnaia.

Sapu bersih pole dan kemenangan saat sprint dan balapan utama pada seri terakhir MotoGP Prancis memperkuat posisi Martinator sebagai calon pembalap tim pabrikan.

Adapun Bastianini tidak buruk-buruk amat dengan penampilan yang konsisten walau peringkatnya di klasemen kini kalah dari Martin dan Marquez.

Kecepatan Bastianini juga cukup mumpuni. Andai tidak terkena penalti, dia berpeluang terlibat dalam persaingan untuk posisi pertama di balapan MotoGP Prancis.

"Kami tidak akan memperpanjang topik ini untuk menghargai para pembalap yang terlibat," ucap Domenicali menambahkan.

"Ini adalah keputusan yang hampir mustahil untuk dibuat karena beberapa faktor."

"Sulit bagi Jorge Martin untuk melakukan yang lebih baik dari yang sudah dia tunjukkan. Marc berkembang dengan cara luar biasa."

"Enea Bastianini tidak unggul dalam poin, tapi dia menjalani balapan hebat di Le Mans, finis dua detik di belakang pemenang (Martin) meskipun mendapat penalti."

Domenicali masih menutup rapat kisi-kisi tentang siapa yang akan terpilih sebagai pembalap tim pabrikan Ducati pada MotoGP 2025.

Kabarnya Ducati akan membuat keputusan pada balapan kandang mereka yaitu MotoGP Italia pada 31 Mei - 2 Juni 2024 di Sirkuit Mugello, Toscana, Italia.

Domenicali sendiri mengindikasikan bahwa dia tidak takut untuk memiliki dua nama besar sekalipun di dalam satu tim.

"Persaingan internal merupakan stimulus untuk meningkatkan pengembangan motor," kata Domenicali.

"Di masa lalu, kami memilih dinamika lain dengan mengambil pembalap pertama dan kedua, tapi itu tidak membuahkan hasil."

"Memiliki dua pembalap kompetitif bisa membantu menjaga level tetap tinggi. Hari ini kita melihat versi terbaik Pecco, versi terbaik Jorge, versi terbaik Marcdan versi terbaik Enea," tandasnya.

Baca Juga: Jorge Martin Berandai-andai, Satu Tim dengan Marc Marquez Bukan Mustahil

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P