Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap LCR Honda, Johann Zarco, kembali mengungkapkan keluh kesuhnya setelah berakhirnya seri balap ketujuh MotoGP Italia 2024.
Lagi-lagi para pembalap Honda cuma bisa mengekor rival-rival mereka dengan berada di urutan paling belakang.
Hanya 2 dari 4 pembalap Honda yang berhasil menyelesaikan lomba pada balapan MotoGP Italia 2024 di Sirkuit Mugello, Toscana, Italia, Minggu (2/6/2024).
Mereka adalah Johann Zarco (LCR Honda) dan Luca Marini (Repsol Honda) yang secara berurutan finis di posisi ke-19 dan 20.
Itu pun, Zarco dan Marini hanya finis lebih baik daripada satu orang dan bukan pembalap reguler tetapi penguji yaitu Lorenzo Savadori dari Aprilia.
Dengan demikian, harapan untuk bisa bersaing dalam posisi 10 besar masih sangat jauh untuk diraih bagi para pembalap motor Honda RC213V.
Pada MotoGP Italia, Zarco dan Marini finis dengan gap 15 detik lebih dari pembalap di urutan ke-10 yaitu Brad Binder (Red Bull KTM).
Jika dirata-rata ada lebih dari 0,5 detik yang harus dipangkas setiap lapnya oleh para pembalap Honda untuk bisa bersaing di sana.
Baca Juga: Dua Pekan Beruntun Jadi Bulan-bulanan Penalti, Duo Ducati Heran Tidak Dihukum usai Senggol Marquez
"Balapan yang sulit," kata Zarco dengan frustrasi, dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Sulit untuk melihat bahwa lawan ada di depan Anda, tetapi Anda tidak bisa mengimbangi mereka untuk mendapatkan setidaknya satu poin."
"Kami harus berjuang keras dengan motornya untuk bisa mengimbangi yang lain," ujar pemenang lomba bersama Ducati itu.
Zarco tampak cukup pasrah ketika berbicara program pengembangan motor Honda. Menurutnya, pembalap membutuhkan perubahan besar dari pabrikan asal Asaka, Jepang.
Adapun sekarang, belum ada peningkatan signifikan yang terlihat kendati sempat muncul harapan saat tes pramusim karena motor yang mengalami perombakan.
Zarco, yang dikontrak selama dua musim, menerimanya.
"Saya menerima bahwa kami harus mengambil langkah kecil terlebih dahulu untuk bisa kembali memperebutkan poin," ujar Zarco.
"Untuk kembali ke posisi sepuluh besar, kami membutuhkan perubahan yang lebih besar. Saya tidak tahu apa itu."
"Anda harus menetapkan tujuan yang lebih kecil terlebih dahulu agar tidak kehilangan motivasi," ucap pembalap berusia 33 tahun itu.
Dengan demikian performa Honda tidak lebih baik daripada musim sebelumnya.
Ketika masih diperkuat Marc Marquez, Honda masih bisa menikmati persaingan di posisi 10 besar dan bahkan meraih beberapa podium.
Meski demikian, kecuali ketika Alex Rins memenangi GP Americas tahun lalu, Honda hanya bisa mengharapkan talenta besar seorang Marquez untuk berbicara.
Bagi Zarc, tidak adanya sosok yang bisa diandalkan di segala kondisi seperti Marquez justru merupakan hal yang positif.
Pasalnya, dengan demikian masalah yang terjadi pada motor RC213V dapat lebih mudah untuk diamati.
"Marc mampu menutup masalah pada motornya dengan sangat baik, tapi kami semua tak seperti Marc," kata Zarco.
"Mungkin lebih baik tidak menjadi seperti Marc agar bisa mengidentifikasi dan memperbaiki titik-titik lemah pada motornya," ujarnya.
Zarco lantas menunjuk Luca Marini yang menunjukkan potensi adanya sebuah solusi melalui lap yang cepat pada akhir balapan.
Walau finis kedua dari belakang, adik Valentino Rossi melakukan putaran terakhirnya dengan waktu lap 1 menit 47,1 detik.
Torehan Marini bahkan mendekati pemenang lomba, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo/1:46,9), serta Jorge Martin (Prima Pramac/1:47,0) yang finis ketiga.
"Saya terkesan dengan lap-lap terakhirnya. Kami harus menganalisis bagaimana dia bisa melakukannya," ujar Zarco.
Diakui Marini bahwa balapan MotoGP Italia terasa lebih baik daripada balapan terakhir di MotoGP Catalunya.
"Saya pikir balapan ini lebih baik daripada di Barcelona, tujuh lap terakhir saya merasa nyaman, dan kecepatan saya mendekati sepuluh besar," kata Marini dilansir dari Crash.net.
"Tentu saja masih banyak yang harus dilakukan karena jarak ke posisi pertama terlalu jauh, tetapi kami bekerja ke arah yang benar sekarang."