Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Timnas Indonesia tidak mempunyai penyerang murni jempolan sehingga menaruh Ragnar Oratmangoen sebagai ujung tombak.
Timnas Indonesia memiliki skuad yang tidak simetris setelah digencarkannya pemain naturalisasi oleh PSSI.
Kondisi tersebut makin terlihat saat tim Garuda dikalahkan Irak pada laga kelima Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kamis (6/6/2024).
Irak mencetak dua gol pada babak kedua melalui Aymen Hussein dan Ali Jasim.
Dua gol tersebut tidak berhubungan dengan skuad asimetris Indonesia, tetapi kondisi ini tetap menarik untuk dicermati.
Shin Tae-yong kini memiliki empat bek kiri berkualitas berupa tiga pemain blasteran dan satu pemain "lokal" di luar negeri.
Tiga pemain naturalisasi di pos bek kiri itu meliputi Calvin Verdonk, Shayne Pattynama, dan Nathan Tjoe-A-On.
Satu pemain produk Liga 1 yang bersaing dengan mereka adalah Pratama Arhan.
Empat nama besar tersebut memperebutkan satu tempat di line up pilihan Shin Tae-yong, jumlah yang rasionya terlalu besar (1:4).
Baca Juga: Jesus Casas Dapat Kritikan Pedas dari Legenda Irak Usai Kalahkan Timnas Indonesia
Sementara itu di lini depan, Indonesia tak kunjung mempunyai penyerang murni di level yang sama.
Terdapat Dimas Drajad yang konsisten di Liga 1, tetapi belakangan Shin lebih memilih Rafael Struick.
Struick pun terbilang striker belum jadi, karena baru berusia 21 tahun dan belum menjadi starter reguler di tim senior ADO Den Haag.
Ia pun lebih sering bermain di posisi sayap saat dipercaya mentas, walaupun sebentar di klub Liga Belanda itu.
Pada laga melawan Irak kemarin, pilihan teranyar Shin Tae-yong di posisi nomor sembilan itu jatuh pada Ragnar Oratmangoen.
Oratmangoen memimpin lini depan, dan sempat mendapatkan peluang berbahaya saat mengejar bola lambung Ernando Ari pada babak kedua.
Namun patut diingat, pemain muslim tersebut tidak bermain sebagai penyerang di level klub, melainkan gelandang serang (pemain nomor 10).
Dalam 27 penampilan di Eredivisie musim ini bersama Fortuna Sittard, ia melakukan sebagian besarnya di pos gelandang serang atau winger.
Jadi bisa dikatakan stok penyerang berkualitas milik Indonesia adalah nol.
Baca Juga: Sikap Ernando Ari Usai Blunder Hingga Dapat Dukungan dari Maarten Paes
Shin Tae-yong menyiasatinya dengan memasang Struick si winger atau Oratmangoen si gelandang serang sebagai penyerang.
Langkah tersebut akan berguna saat melawan tim lemah (bahkan Dimas Drajad pun bisa tajam saat berjumpa Brunei), tetapi merugikan saat dipertemukan dengan tim kuat semacam Irak.
Dengan demikian kini tinggal menunggu PSSI untuk mengatasi stok minim penyerang ini, entah dengan produksi penyerang dari Liga 1 atau menaturalisasi dari luar negeri.
Baca Juga: Jadi Pesaing Baru di Timnas Indonesia, Shayne Pattynama Puji Kualitas Calvin Verdonk