Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra China, Shi Yu Qi, mengukir catatan manis dengan meraih gelar juara Indonesia Open 2024 di Istora Senayan, Jakarta.
Pebulu tangkis kelahiran 28 Februari 1996 itu menjadi kampiun seusai menang dengan skor 21-9, 12-21, 21-14, Minggu (9/6/2024).
Melalui hasil ini, Shi membayar penantian 35 tahun tunggal putra China menjadi kampiun Indonesia Open setelah terakhir diukir oleh Xiong Guobao pada 1989.
Shi juga sukses melakukan revans melawan Anders Antonsen setelah sebelumnya kalah di final Malaysia Open 2024.
Saat itu di Axiata Arena, Kuala Lumpur, tunggal putra asal Negeri Tirai Bambu itu menyerah dengan skor 14-21, 13-21 dari pebulutangkis ranking lima dunia tersebut
Pada pertandingan ini, peraih medali perak Asian Games 2022 itu mengaku bermain lepas tanpa beban agar bisa tampil maksimal.
Dengan strategi seperti itu, tunggal putra ranking dua dunia tersebut bisa mengeluarkan permainan terbaiknya untuk akhirnya menang dalam tempo 61 menit atas Antonsen.
"Saya mencoba untuk tampil lepas agar tidak cedera. Semua pemain pasti mengalami hal yang sama agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan mengingat berikutnya akan tampil pada ajang Olimpiade Paris 2024," kata Shi dalam konferensi pers yang dihadiri BolaSport.com.
Perjalanan Shi Yu Qi menuju partai Indonesia Open 2024 tidak mudah mengingat harus menghadapi rekan satu negaranya sejak 32 besar.
Pada babak pertama, Shi Yu Qi berhadapan dengan Lei Lan Xi untuk menang dengan skor 21-16, 21-13.
Pada babak 16 besar, juara French Open 2024 itu melewati kompatriotnya Lu Guang Zu dengan skor identik 21-16, 21-16.
Pada emifinal, runner up BWF World Tour Finals 2023 itu kembali berhadapan melawan rekannya Li Shi Feng untuk akhirnya melangkah ke partai puncak setelah menang dengan skor 19-21, 21-19, 21-14.
"Saya menjadikan turnamen Indonesia Open 2024 sebagai ajang pemanasan sebelum tampil pada Olimpiade Paris 2024 mendatang," ujar Shi.
Gelar juara Indonesia Open 2024 membuatnya masih memegang catatan laga win tak terkalahkan sejak Thomas Cup 2024.
Dia kini mengantongi 12 laga kemenangan beruntun. Menjadi pesaing sengit Jonatan Christie yang sebelumnya memegang catatan 16 kemenangan.
Sebelumnya, mereka sama-sama memiliki rekor bagus sejak tampil bersih tanpa kekalahan pada ajang Thomas Cup 2024.
Tim Thomas China dan Indonesia saling berhadapan di final pada bulan Mei 2024 lalu di Chengdu, China.
Hingga laga puncak itu pula, baik Shi Yu Qi maupun Jonatan sama-sama tak terkalahkan.
"Tentu gelar juara di turnamen ini meningkatkan kepercayaan diri saya, dan bagi saya ke depannya akan mencoba melakukan evaluasi dan berlatih lagi untuk menghadapi Olimpiade Paris 2024," tutur Shi
"Dengan latihan maksimal, saya bisa meraih medali emas Olimpiade Paris 2024."
Shi bahkan akan menduduki peringkat 1 dunia pada Selasa (11/6/2024), menggeser takhta Viktor Axelsen (Denmark) yang absen pada Indonesia Open 2024 karena mengalami cedera.
Sebelum mencapai hasil belum terkalahkan, Shi mendapat hukuman larangan bermain oleh Federasi Bulu Tangkis China (CBA).
Shi mendapat larangan bermain selama satu tahun karena perilaku yang tidak pantas pada Thomas Cup 2020.
Kala itu pada babak semifinal Thomas Cup 2020, China bertemu dengan Jepang, Shi yang dipilih untuk melawan tunggal putra unggulan Kento Momota memilih mundur dan dinilai tidak sportif.
Saat itu, Shi tertinggal pada gim pertama karena kalah dengan skor akhir 20-22, lanjut ke pertandingan di gim kedua dia tertinggal jauh di interval dengan skor 2-11.
Selepas interval skor terus berubah dan menambah perolehan angka bagi Momota menjadi 20-5, pada momen match point tersebut Yuqi memilih untuk mundur dari pertandingan.
Selepas pertandingan Shi justru membuat pernyataan kontroversial dengan menganggap bahwa Momota belum sah menjadi pemenang karena belum mencapai skor 21.
"Ya, jika dia tetap berada di angka 20 itu berarti saya belum kalah," ucap Shi kala itu.
Hal tersebut membuat Federasi Bulu Tangkis China memutuskan untuk menjatuhkan sanksi larangan bertanding kepada Shi selama satu tahun.
Dengan larangan yang dijatuhkan tersebut federasi bulu tangkis China berharap Yuqi bisa berkaca dan memperbaiki sikapnya kedepan.
Perlahan Shi bangkit dan menjadi tungga putra terbaik China.
"Ini membuktikan hasil kerja keras tunggal putra China. Untuk sanksi, hal itu sudah berlalu. Yang penting, tingkatkan level permainan dan fokus ke depan," ucap Shi.
"Kali ini yang terpenting pada Olimpiade percaya pada diri sendiri meski masih ada evaluasi. Setelah pulang ke China, saya akan lakukan evaluasi secepatnya."