SUGBK Bukan San Siro, Pelatih Filipina Sebut Rumput Stadion Itu Layak Dipakai

By Najmul Ula - Rabu, 12 Juni 2024 | 15:30 WIB
Asnawi Mangkualam Bahar (kanan) sedang merebut bola dengan Patrick Reichelt (kiri) dalam laga keenam babak penyisihan grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara timnas Indonesia versus timnas Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2024). (MUHAMMAD ALIF AZIZ MARDIANSYAH/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Pelatih timnas Filipina Tom Saintfiet tidak menjadikan lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai alasan timnya kalah. 

Kualitas rumput Stadion Utama GBK selalu dalam sorotan negatif dalam dua laga timnas Indonesia

Netizen Indonesia dapat menyaksikan sendiri lapangan tidak sepenuhnya hijau, banyak bopeng di sana-sini.

Asnawi Mangkualam sesudah pertandingan melawan Irak juga blak-blakan menyatakan lapangan perlu dibuat lebih baik. 

Dua laga di atas rumput GBK itu berakhir dengan kekalahan 0-2 dari Irak dan kemenangan 2-0 atas Filipina

Pelatih Filipina, Tom Saintfiet, tampak menyadari timnya kalah bukan karena (nir)kualitas rumput.

Filipina memang lebih sering terkurung, sehingga tak punya banyak waktu untuk menggulirkan bola di rumput itu. 

Tom Saintfiet juga termasuk pelatih nomaden yang malang melintang di Asia dan Afrika, sehingga memahami situasi tak sebaik di Eropa.

Baca Juga: Mulai Belajar dan Gunakan Bahasa Indonesia, Shin Tae-yong Berterima Kasih Kepada Suporter

Sebelum menerima tawaran Filipina, ia mengubah Gambia dari tim liliput menjadi langganan Piala Afrika.

BolaSport.com menanyai Saintfiet apakah ia tidak puas dengan rumput lapangan. 

"Lapangannya? Lapangannya hijau dan dipakai kedua tim," ujar pelatih asal Belgia itu di lorong mixed zone. 

"Kita bermain sepak bola di lapangan yang layak."

Saintfiet mengakui lapangannya tidak sebagus itu dengan membandingkannya dengan stadion milim Inter dan AC Milan. 

"Saya bisa mengatakan ini bukan San Siro," jelasnya. 

"Tapi lapangannya sama untuk dua tim, jadi itu bukan alasan." 

Meski begitu sikap santai Saintfiet itu tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memperbaiki lapangan.

Ke depan, Indonesia akan dihadapkan dengan agenda lebih berat di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Menghadapi lawan berat seperti Jepang, diperlukan lapangan yang sempurna untuk membuat pertahanan lebih tangguh dan penyerangan lebih tajam. 

Baca Juga: Mulai Belajar dan Gunakan Bahasa Indonesia, Shin Tae-yong Berterima Kasih Kepada Suporter