Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jurnalis otomotif senior asal Amerika Serikat, Dennis Noyes, mengomentari situasi kejuaraan dunia MotoGP saat ini.
Salah satunya adalah apakah keputusan Ducati tepat menjadikan Marc Marquez sebagai pembalap pabrikan Ducati setelah Francesco Bagnaia.
"Ada yang mengatakan bahwa Ducati telah mengambil keputusan yang tepat karena mereka memiliki salah satu tim terkuat di dunia dan menjadi sejarah dunia," kata Noyes dilansir dari MotoSan.
"Ada juga yang menyebut itu sebuah kesalahan karena kehilangan juara muda seperti Jorge Martín atau Enea Bastianini. Kita tahu Jorge akan ke tim resmi Aprilia, lalu ke mana kita akan pergi?"
"Apakah dia melakukannya dengan benar atau dia melakukan kesalahan? Mereka sangat ambisius, mereka ingin mempertahankan tiga pembalap dan tim satelit Pramac."
" Apa yang terjadi? Mereka telah menandatangani kontrak bersama Marquez, Mereka kehilangan Martín dan Bastianini dan segala sesuatu tampaknya menunjukkan bahwa mereka akan kehilangan tim satelitnya."
"Seseorang yang penting, dengan tanggung jawab dan hak untuk melakukannya, bertemu dengan Martin di Catalunya dan mengatakan kepadanya bahwa dia akan menjadi orang yang terpilih."
Baca Juga: Ducati Takut Kalah di Balik Pertaruhan Jorge Martin dan Marc Marquez
Menurut Noyes, banyak yang mengira Marquez akan menerima motor pabrikan di Pramac.
Namun, Marquez mengatakan bahwa dia tidak akan berpindah dari satu tim satelit ke tim lain.
Manajer tim Ducati, Gigi Dall'Igna sudah bisa melihat data Marc bersama motor GP23, dan dia tidak ingin menjadi manajer tim lain punya kesempatan untuk mengontrak Marquez.
"Hanya menghitung hari menjelang MotoGP Belanda, rookie paling sensasional adalah Marc Marquez," ujar Noyes.
"Ini adalah level yang sangat sulit dicapai, ia memenangkan kejuaraan dunia di tahun pertamanya dengan enam podium, dua pole position, dan empat lap tercepat."
"Sangat sulit untuk membandingkan level pembalap dari satu era ke era lainnya. Namun tidak pernah dalam sejarah Kejuaraan Dunia kita memiliki situasi di mana setiap motor mampu memenangkan perlombaan."
"Pedro (Acosta) memiliki dua balapan tersisa untuk mengalahkan rekor Marquez sebagai pembalap termuda yang menang, tetapi menurut saya dia tidak terobsesi dengan hal itu," ucap Noyes.
Sementara itu, Yamaha masih mati-matian mencari tim satelit untuk mencoba menyamakan kedudukan.
Segalanya seolah menunjukkan bahwa tim yang berpeluang terbaik untuk berakhir di bawah kendali Jepang adalah Pramac Racing karena tahun depan mereka tidak lagi mendapat bantuan dari pembalap bintang mereka, Jorge Martin.
"Tim satelit seperti Pramac membayar Ducati. Tetapi, Yamaha yang sekarang belum punya tim satelit, menawarkan Pramac jutaan, ada pembicaraan sampai 8 motor dan dengan syarat seperti tim pabrikan," kata Noyes.