Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, mengakui talenta Andrea Iannone. Namun, dia tidak menyarankan The Maniac untuk mencoba tampil di MotoGP lagi.
Karier Andrea Iannone di MotoGP harus berakhir gegara kasus doping yang membuatnya menerima skors selama 4 tahun dari Federasi Balap Motor Internasional (FIM) pada 2020.
Ketika kariernya terlihat hampir tamat, Iannone mendapat kesempatan kedua dari Ducati, pabrikan yang masih mengingat jasanya.
Iannone menjadi pembalap yang mengakhiri paceklik kemenangan Ducati selama enam tahun di MotoGP setelah finis pertama di GP Austria pada musim 2016.
Ducati memberi tempat bagi Iannone di Team GoEleven, tim satelit mereka di ajang WorldSBK setelah hukumannya berakhir.
Iannone tidak menyia-nyiakannya.
Setelah dilarang balapan selama 4 tahun, dia masih bisa bersaing dan bahkan mencetak podium di balapan pertamanaya setelah comeback.
Nama pembalap asal Vasto itu pun masuk dalam bursa transfer MotoGP.
Pemenang 13 balapan grand prix itu dikabarkan menjadi salah satu opsi tim Pramac jika jadi menerima tawaran Yamaha sebagai tim satelit.
Kepala tim Pramac, Paolo Campinoti, jelas mengenal Iannone karena sang pembalap pernah memperkuat timnya selama dua musim pada 2013-2024.
Gagasan ini mendapatkan respons ragu dari Davide Tardozzi.
Tardozzi menilai Iannone akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan motor MotoGP sekarang yang makin rumit dengan perang aerodinamikanya.
"Mempertimbangkan usianya, Andrea seharusnya mencoba untuk tampil dengan baik di SBK," ucap Tardozzi, dilansir dari GPOne.com.
"Sudah pasti MotoGP ada di kepalanya, tapi saya melihatnya sulit bagi dia untuk bisa tampil di sana."
Terlepas dari pandangannya, Tardozzi menilai tinggi bakat Iannone yang akan berusia 35 tahun pada 9 Agustus nanti.
Salah satu anekdot yang diangkatnya kembali adalah bagaimana Iannone menjadi rival yang paling ditakuti seorang Marc Marquez.
"Saya ingin mengingat sesuatu yang dikatakan Marquez kepada saya beberapa tahun lalu, Iannone adalah satu-satunya pembalap yang ditakutinya di Moto2."
Iannone dan Marquez bersaing selama satu musim di kelas 125cc dan dua musim di kelas Moto2 pada 2011 dan 2012.
Jika Marquez menjadi runner-up dan kemudian juara dunia, Iannone selalu berakhir di peringkat tiga karena penampilan yang tidak konsisten.
Terlepas dari kekurangannya itu, Tardozzi merasa Iannone pantas mendapat pengakuan atas kemampuannya.
"Andrea pantas mendapatkan respek dari seorang juara dunia delapan kali," ujar Tardozzi yang musim depan akan menangani Marquez sendiri di timnya.
Ducati bisa mencegah Iannone kembali ke MotoGP bareng Pramac.
Masih menurut GPOne, Iannone berpeluang untuk menggantikan pembalap tim pabrikan Ducati, Alvaro Bautista, yang sedang mempertimbangkan untuk pensiun.
Adapun jika Bautista menunda masa pensiunnya, Ducati juga bisa menawarkan dukungan kelas pabrikan secara penuh kepada Iannone di tim satelit.