Kisah Dramatis Valentino Rossi yang Berisiko Tutup Karier MotoGP Lebih Cepat dan Akhirnya Balapan di Indonesia

By Delia Mustikasari - Jumat, 28 Juni 2024 | 04:30 WIB
Valentino Rossi saat naik pdoium runner-up WEC 2024 seri 6 Hours of Imola di Sirkuit Imola, Italia, Minggu (21/4/2024). (INSTAGRAM/@BMWMOTORSPORT)

BOLASPORT.COM - Karier pembalap Italia, Valentino Rossi, bisa saja terhenti sejak awal, namun bantuan seorang dokter hebat mengubah segalanya. 

Rossi saat ini mengikuti ajang balap ketahanan dunia (WEC) Le Mans 24 jam. Legenda MotoGP, tersebut memulai debutnya di Le Mans bersama WRT di kelas LMGT3.

Ia mengendarai BMW M4 GT3 setelah meraih kemenangan di Circuit de la Sarthe, yakni balapan pendukung Road To Le Mans tahun lalu.

Saat balapan 13 Juni kemarin, kiprahnya terhenti dengan menyedihkan saat berjuang untuk podium.

BMW yang dikendarainya menjadi korban kecelakaan yang melibatkan rekan setimnya, Ahmad Al Harthy.

Bagaimanapun juga, pembalap asal Tavullia tersebut memberikan kesan yang sangat baik, bahkan menunjukkannya di dunia roda empat. 

Pria 45 tahun itu memang masih menjadi protagonis di dunia motorsport saat ini dan wajar saja setelah pensiun di pengujung 2021, MotoGP tak pernah lagi sama.

Setelah bertahun-tahun, kisah dramatis muncul mengenai juara dunia sembilan kali itu yang bisa saja mengakhiri kariernya pada MotoGP sejak awal.

Inilah yang menyelamatkannya dari bahaya besar.

Karier Rossi pada kejuaraan dunia MotoGP dimulai pada 1996 bersama Aprilia di kelas 125cc, kategori yang ia dominasi pada tahun berikutnya.

Baca Juga: MotoGP Belanda 2024 - Posisi Nyaman Jorge Martin untuk Menyerang dan Jangan Kalah Lagi dari Bagnaia

Dalam sebuah wawancara yang diberikan kepada situs web " InSella.it ", dokter hebat itu adalah Claudio Costa. Costa menceritakan episode yang sangat negatif dalam kehidupan The Doctor.

Hal ini menimbulkan beberapa keraguan mengenai kelanjutan aktivitas profesionalnya, tetapi kekhawatiran apa pun tidak ada dan dihapus berkat pendirian Mobile Clinic.

"Saat membalap di kelas 125cc, Rossi mengalami kecelakaan mobil parah bersama ayahnya Graziano yang menyebabkan dia mengalami trauma kepala parah," kata Costa dilansir dari Tuttomotoriweb.

"Menurut dokter, kariernya juga terancam. Saya membawanya ke Villa Serena, sebuah panti jompo di Forli, dan di sana kami mempelajari otaknya yang berharga dan menakjubkan."

"Saya ingat memberi tahu ibunya bahwa dia bisa balapan pada minggu berikutnya di Indonesia dan itulah yang dia lakukan."

Dokter Costa kemudian menceritakan eksploitasi lain dari Rossi yang dengannya hubungan tersebut tiba-tiba berakhir.

"Saya ingat bahwa di Le Mans, meskipun bahunya tidak dalam kondisi sempurna, dia mengambil posisi terdepan dan berada di urutan kedua dalam balapan," ucap Costa.

"Di Sachsenring dia mengalami demam 40 derajat celcius, tetapi dia menutup diri di depan semua orang."

"Apa yang terjadi di Mugello masih menjadi luka terbuka bagi saya, karena saya ingat, sebagai seorang dokter, saya melakukan kesalahan."

Baca Juga: Bos Aprilia Sebut Musim 2023 adalah Marco Bezzecchi yang Asli, Bukan Tahun Ini

Namun, kendala tersebut tidak menghalanginya untuk merebut tujuh gelar juara dunia MotoGP.

Rossi telah menarik minat yang signifikan sejak beralih ke balap mobil secara penuh waktu pada 2022, awalnya dengan mobil Audi yang dikelola WRT sebelum bergabung dengan tim BMW pada Desember tahun yang sama.

Dia memasuki WEC untuk pertama kalinya musim ini bersamaan dengan kampanye paralel di GT World Challenge Europe Endurance dan Sprint Cups.

Rossi meraih kemenangan terbarunya di Sprint Cup Misano pada Mei bersama sesama pembalap BMW, Maxime Martin.

Rossi dan Martin berbagi posisi dengan Al Harthy di WEC, dengan kombinasi tersebut meraih hasil terbaik hingga saat ini, yaitu posisi kedua di Imola.