Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Barangkali hanya India di dunia ini yang sudah menerima 214 lamaran menjadi pelatih timnasnya, termasuk Park Hang-seo.
Bahkan, sebagaimana dilaporkan Times of India, jumlah pelamar itu diyakini masih akan bertambah dalam beberapa hari ke depan hingga batas waktu pendaftaran 3 Juli 2024.
"Kami belum akan melihat lamaran siapa pun hingga batas waktu pendaftaran. Minggu depan, kami akan menyortir semua lamaran, mengategorikan para pelatih, lalu menjalankan proses berikutnya. Sampai saat ini, kami masih membuka pendaftaran," kata seorang pejabat senior Federasi Sepak Bola Seluruh India (All India Football Federation/AIFF).
AIFF sengaja membuka iklan lowongan kerja untuk posisi pelatih kepala Timnas India.
Kursi pelatih tim Asia Selatan itu masih kosong setelah AIFF memecat Igor Stimac akibat gagal membawa Timnas India lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Menurut Times of India, dari ratusan pelamar, AIFF kemungkinan condong melihat lamaran Park Hang-seo lebih dekat berkat prestasinya bersama Vietnam.
Baca Juga: Rakyat India Marah, Tuntut FIFA Investigasi Gol Hantu Qatar, Thierry Henry Disenggol
Dalam lebih dari lima tahun era kepelatihannya (29 September 2017-31 Januari 2023), dia berhasil mengangkat martabat sepak bola Vietnam dari bukan siapa-siapa dan tanpa harapan menjadi tim luar biasa yang mengejutkan Asia.
Park Hang-seo sukses mengantarkan Timnas U-23 Vietnam ke final Piala Asia U-23 2018 untuk pertama kali dalam sejarah negeri itu.
Walau kalah 1-2 dari Uzbekistan di final, dia tetap dianggap pahlawan, bahkan dianugerahi penghargaan bintang kehormatan kelas ketiga Labor Order dari Pemerintah Vietnam.
Setelah itu, prestasi lain terus dicetak Park Hang-seo, yakni melaju ke semifinal Asian Games 2018 dan finis sebagai peringkat keempat untuk pertama kali dalam 56 tahun.
Pada tahun yang sama, dia membawa Timnas Vietnam juara Piala AFF dan kembali menerima bintang kehormatan Friendship Order dari pemerintah setempat.
Di Piala Asia 2019, tangan dingin Park Hang-seo juga berhasil membawa Vietnam lolos ke perempat final sebelum kalah tipis 0-1 dari Jepang.
Terakhir, dia mampu membimbing Timnas Vietnam lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2022 dan meraih 4 poin dengan menekuk China dan imbang dengan Jepang.
Bersama pelatih dari Korea Selatan itu, Vietnam berhasil menjaga posisi teratas peringkatnya di ASEAN dan berada di 100 besar ranking FIFA sebelum terlempar ke urutan 116 saat ini gara-gara kegagalan penggantinya, Philippe Troussier.
Baca Juga: Tekan KFA, Ketua Asosiasi Pelatih Korea Selatan Singgung Kesuksesan Shin Tae-yong dan Park Hang-seo
Sederet prestasi itulah yang membuat AIFF terpesona kepada Park Hang-seo.
"Park adalah pahlawan di Vietnam, minatnya kepada sepak bola India merupakan pertanda baik. Dia tak cuma telah melatih timnas senior, tapi juga U-23, dengan menyumbangkan gelar Asia Tenggara. Rekornya melawan tim-tim berperingkat lebih tinggi patut ditiru, dia mewujudkan semua itu dengan mendebarkan dan bergaya sepak bola menyerang balik," ungkap pejabat lain AIFF.
Ketika Juergen Klinsmann dipecat sebagai pelatih Korea Selatan setelah hasil buruk di Piala Asia 2023, ada ajakan kepada Park Hang-seo untuk mengambil alih kursinya.
Namun, pria berusia 65 tahun itu tak bersedia melatih timnas negerinya sendiri.
Persoalan besar yang menyelimuti AIFF saat ini adalah ketakutan tentang gaji yang harus dibayar jika Park Hang-seo menjadi pelatih India.
Menurut sumber, dia digaji 50.000 dolar AS atau sekitar Rp819 juta sebulan ketika melatih Vietnam, jauh di atas Igor Stimac sebesar 30.000 dolar AS.
AIFF ketakutan jika Park meminta gaji bulanan lebih besar dari saat mengasuh Vietnam.
Jumlahnya bisa menyamai gaji Shin Tae-yong di Indonesia, karena Park memiliki portofolio fantastis.
Mantan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan pernah mengatakan, Shin Tae-yong mendapat gaji Rp1,1 miliar per bulan.
"Pelatih harus efisien, menyusun perencanaan lebih maju, memanfaatkan sebaik mungkin sumber daya yang ada, dan bekerja sesuai bujet," kata AIFF menyikapi soal gaji.