Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih Timnas Inggris, Gareth Southgate, hampir saja membuat keputusan paling bodoh dalam kariernya ketika timnya menang comeback atas Slovakia.
Timnas Inggris berhasil mengalahkan Timnas Slovakia dalam babak 16 besar Euro 2024.
Bermain di Vetlins-Arena, Minggu (31/6/2024) malam WIB, The Three Lions menumpas Slovakia dengan skor 2-1.
Kemenangan ini tidak diraih Inggris dengan mudah.
Butuh perjuangan ekstra keras bagi Inggris untuk menundukkan anak asuh Francesco Calzona.
Mereka sempat tertinggal 0-1 akibat gol Ivan Schranz di sepanjang waktu normal.
Inggris baru bisa mencetak gol balasan di waktu injury time babak kedua, tepatnya pada menit ke-90+5', lewat gol salto Jude Bellingham.
Gol penyelamat Bellingham itu memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak extra time.
Di babak perpajangan waktu, Inggris hanya butuh waktu satu menit untuk membobol gawang Slovakia melalui sundulan Harry Kane.
Dua gol dramatis Inggris ini tak mungkin terjadi apabila Gareth Southgate mengambil keputusan untuk menarik keluar Jude Bellingham.
Diakuinya, ia sempat berpikir untuk menarik keluar playmaker Real Madrid itu ketika memasuki 15 menit terakhir pertandingan karena Inggris tak kunjung keluar dari situasi deadlock.
Apalagi, performa Bellingham sebelum mencetak gol juga terbilang kurang mengesankan.
Untung saja, juru taktik berusia 53 tahun itu mengurungkan niatnya.
Jika tidak, Southgate mungkin akan membuat keputusan paling bodoh dalam kariernya sebagai pelatih.
Pasalnya, bukan tidak mungkin, Southgate akan langsung dipecat PSSI-nya Inggris jika Sang Tiga Singa keok.
"Saya sempat berpikir sebaiknya mengeluarkan Bellingham, tapi Anda tahu dia mampu melakukan momen-momen seperti itu," ucap Southgate seperti dikutip BolaSport.com dari Metro.
"Dengan sisa waktu 15 menit terakhir, saya bertanya-tanya apakah dia sudah bisa bangkit."
Baca Juga: Hasil EURO 2024 - Diselamatkan Gol Salto Super Dramatis Bellingham, Inggris Lolos ke Perempat Final
"Kami tahu di pertandingan ini kami harus lebih baik dalam menguasai bola."
"Kami tidak bisa menemukan solusi yang tepat di babak pertama dan kami melakukannya dengan lebih baik di babak kedua."
"Di bawah tekanan itu mereka terus melakukan analisa."
"Pada akhirnya, lemparan jauh yang biasalah yang menghasilkan gol."
"Momen-momen itu bisa terjadi ketika Anda terus melemahkan tim," tuturnya menambahkan.