Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Timnas Inggris merupakan lawan yang diharapkan Spanyol atau Prancis untuk dihadapi pada final Euro 2024.
Pernyataan tersebut dilontarkan legenda Liverpool yang juga kolektor 38 caps timnas Inggris, Jamie Carragher, jelang kiprah The Three Lions di semifinal Euro 2024.
Pasukan Gareth Southgate akan menghadapi Belanda di Dortmund, Rabu (10/7/2024) malam waktu setempat guna memperebutkan tiket ke final.
Di sisi bagan yang lain sudah menunggu timnas Spanyol atau Prancis.
Dua raksasa pemilik titel Piala Eropa itu lebih dulu bentrok pada semifinal di Munich, Selasa (9/7/2024).
Carragher menilai timnas Prancis atau Spanyol bakal lebih memilih Inggris sebagai lawan jika lolos ke partai puncak.
Namun, itu bukan lantaran mereka ingin menguji kekuatan melawan tim yang lebih superior daripada Belanda.
Menurut Carra, Spanyol dan Prancis justru menunggu Inggris karena mereka bisa mengeksploitasi kelemahan Harry Kane dkk yang lebih tampak daripada Belanda.
Sejak berkiprah di awal fase grup, armada Southgate memang belum kunjung menunjukkan penampilan meyakinkan.
Mereka finis di puncak klasemen grup dengan modal hanya meraih satu kemenangan dan mencetak total 2 gol.
Hasil melawan Serbia (1-0), Denmark (1-1), dan Slovenia (0-0) tidak disusul penampilan menjanjikan walau Inggris lolos ke tahap knock-out.
Mereka kemudian mengalahkan Slovakia 2-1 setelah melalui babak tambahan waktu di babak 16 besar.
Teranyar, Inggris lolos dari lubang jarum via kemenangan adu penalti atas Swiss pada perempat final.
Carragher meyakini performa The Three Lions di Euro 2024 sejauh ini sangat dipayungi keberuntungan.
"Prancis dan Spanyol akan menginginkan bertemu Inggris di final karena mereka percaya diri untuk menciptakan kesempatan yang gagal diambil tim-tim lain (untuk mengalahkan Inggris)," kata pandit 46 tahun itu.
"Inggris harus menemukan performa level tinggi kalau mereka ingin meninggalkan Jerman sesuai dengan yang mereka targetkan."
"Kita tak bisa lari dari kenyataan. Inggris sangat beruntung, pertama saat melawan Slovakia dan sekarang Swiss," tutur Carra di laman Metro.co.uk.
Salah satu unsur keberuntungan yang dimaksud adalah Inggris lolos tanpa menghadapi lawan level raksasa di Eropa.
Dari pertama sampai terbaru, deretan musuh mereka masuk kategori kuda hitam saja.
Swiss cukup solid, tapi tak memiliki materi individu kelas top terutama di lini depan.
Berbeda halnya dengan Spanyol atau Prancis, bahkan Belanda, yang akan menjadi ujian kelayakan sebenarnya buat menakar kualitas materi gemerlap Southgate.
Bagi sang pelatih, kritik soal penampilan buruk Inggris menjadi santapan sehari-hari selama turnamen.
Southgate menilai aspek permainan indah bukan hal utama yang bisa mengantarkan tim juara.
Jangan-jangan dengan performa pas-pasan tapi stabil ini, The Three Lions malah bisa merengkuh gelar pertamanya di Piala Eropa.
"Memenangi turnamen bukan hanya soal bermain baik, Anda harus menunjukkan semua atribut di tim," ujarnya kepada BBC Sport.
"Saya sangat bangga terhadap para pemain. Kami berada dalam tekanan luar biasa sejak awal dan mereka mengatasinya begitu baik."
"Saat ini kami tak mampu cetak banyak gol, tapi dalam tiga partai terakhir menghadapi lawan yang bermain dengan lima bek."
"Kami lolos ke semifinal ketiga kalinya dalam empat turnamen terakhir, tapi itu bukan tempat di mana kami ingin mengakhirinya,"