Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Manajer Timnas U-20 Indonesia, Ahmad Zaki Iskandar, bicara soal cara menjaga motivasi para pemain muda.
Dirinya mengaku bakal memberikan berbagai motivasi, baik secara materi dan non-materi.
Salah satunya adalah mengurangi intensitas pemberian bonus di skuad Timnas Indonesia.
Para pemain hanya diberi bonus saat berhasil meraih prestasi di turnamen internasional bersama Timnas Indonesia di berbagai level kelompok usia.
Pasalnya, pihaknya telah belajar dari pengalaman sebelumnya yang kerap memberikan bonus setelah meraih kemenangan di setiap laga.
Kebijakan tersebut membuat para pemain cepat puas dalam kariernya sebagai pesepak bola dan tidak mau lagi untuk berkembang.
"Memberikan mereka motivasi, macam-macam ya, money oriented sudah kita kurangi, tidak selalu menang dikasih bonus, juara dikasih bonus," ujar Ahmad Zaki Iskandar.
"Jadi udah masuk Timnas aja harusnya sudah bangga ya."
Baca Juga: Kata Pemain Abroad Kamboja Jelang Lawan Timnas U-19 Indonesia di ASEAN Cup U-19 2024
"Nah ini juga yang membuat banyak pemain kita mudah sekali merasa puas dan merasa cukup, akhirnya tidak mau mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan lagi," ujarnya.
Salah satu pelajaran paling mahal yang diambil oleh PSSI saat gagal mengelola calon bintang Timnas Indonesia pada generasi Evan Dimas dan kolega.
Saat itu, Evan Dimas mendapatkan kontrak bernilai luar biasa besar usai berprestasi di timnas usia muda.
Kontrak bernilai fantastis tersebut membuat para pemain ada di zona nyaman.
"Saat era Evan Dimas, itu klub-klub kontraknya sudah luar biasa, ketika mereka sudah mendapatkan kontrak besar di dalam negeri, mereka masuk zona nyaman," ujar Ahmad Zaki.
"Terbuai sudah itu mereka, tak ada motivasi, selesai. nah ini yang terjadi."
"bagaimana dengan anak-anak muda ini? motivasi yang selalu saya berikan," ujarnya.
Ahmad Zaki Iskandar mendorong para pemain untuk mengembangkan potensi akademisnya.
Dia meminta calon bintang Timnas Indonesia tersebut untuk berlomba-lomba mencapai pendidikan tinggi (Universitas) sebagai bekal usai pensiun sebagai atlet.
Dirinya mengaku PSSI sedang membangun komunikasi dengan berbagai kampus untuk memberikan beasiswa penuh kepada calon pemain bintang Timnas Indonesia tersebut.
"Motivasi berikutnya, memang kita ini behrarap anak-anak U-16 dan U-20 ini punya pendidikan, dan itu bisa diraih kalau mereka punya komitmen," ujar Manajer Timnas U-20 Indonesia tersebut.
"Sepak bola ini beda dengan basket, basket lebih advance karena di sana ada banyak atlet-atlet basket yang main untuk menuntaskan kualifikasi akademiknya."
"Mereka berlomba mengejar beasiswa penuh (100 persen gratis biaya pendidikan) di kampus-kampus yang menyediakan fasilitas untuk atlet basket di Indonesia."
"Inilah yang coba kita bangun mentalnya di sepak bola, jangan sampai atlet-atlet pesepakbola ini menjadi security."
"Karena mental tak mau berkembang, ke depan, saya harap federasi akan bicara dengan beberapa kampus untuk memberikan fasilitas beasiswa penuh untuk atlet-atlet sepak bola Indonesia agar mereka terpacu."
"Ada kehidupan lain di luar karier sepak bola mereka, setelah karier sepak bola mereka selesai," ujarnya.