Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - PBSI bereaksi keras atas kesalahan perhitungan BWF yang berpotensi membuat Prancis mengirimkan dua pasangan ganda putra ke Olimpiade Paris 2024 walau peringkat tidak memadai.
Permasalahan yang dipicu kesalahan hitung BWF dalam kualifikasi Olimpiade Paris 2024 (Race to Paris) sejak tahun lalu, merembet luar hingga membuahkan kejadian fatal.
Sebagai informasi, duduk permasalahan ini berawal dari kekeliruan perhitungan BWF terhadap poin pertandingan dari Sudirman Cup 2023.
Pembetulan yang terjadi jelang akhir periode kualifikasi membuat pemain-pemain yang terkena imbas menjadi meradang.
Salah satunya ialah Lucas Corvee/Ronan Labar, ganda putra Prancis yang tersalip rekan senegara mereka sendiri, Christo Popov/Toma Junior Popov.
Tadinya unggul secara peringkat untuk merebut satu tempat bagi Prancis, Corvee/Labar berbalik tertinggal di bawah Popov bersaudara.
Baca Juga: Olimpiade Paris 2024 - Drawing Ngeri-ngeri Sedap Jonatan dan Anthony Ginting
Corvee/Labar dan Federasi Bulu Tangkis Prancis (FFBaD) mengajukan banding ke CAS (Komite Arbistrase Olahraga) alias pengadilan olahraga internasional dan banding itu disetujui.
CAS memerintahkan IOC (Komite Olimpiade Internasional) untuk membuat Corvee/Labar, yang dirugikan, mendapat 'wildcard' untuk bisa tampil.
Sehingga, Prancis selaku tuan rumah akan memiliki dua ganda putra yang mentas di Olimpiade Paris 2024 walau kedua pasangan itu tidak berada di peringkat 8 besar dunia.
Ini juga menjadi torehan sejarah Olimpiade, karena untuk pertama kalinya nomor ganda putra akan diikuti 17 pasangan, bukan 16 seperti biasanya.
Kesalahan hitung BWF tersebut nyatanya tidak terjadi pada Corvee/Labar, beberapa pasangan termasuk wakil Indonesia Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri diketahui juga sebenarnya terimbas.
Salah satu contohnya, saat di ajang Badminton Asia 2024, Bagas/Fikri menjadi unggulan delapan dalam hitungan baru. Padahal, pada mulanya, Bagas/Fikri berada di posisi unggulan ke-9.
Posisi Bagas/Fikri yang dikejar, alih-alih mengejar, membuat tekanan kepada mereka menjadi lebih kuat. Pada ajang itu, Bagas/Fikri kalah di babak pertama.
"Kesalahan perhitungan yang dilakukan BWF secara langsung tidak hanya merugikan pasangan Indonesia, khususnya Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, tetapi juga seluruh pasangan yang bertarung di Road to Paris 2024," kata Sekretaris Jenderal PP PBSI M. Fadil Imran di Jakarta, Jumat (12/7).
BWF sendiri masih bungkam atas hasil banding Corvee/Labar ke CAS hingga terpaksa menunda hasil undian nomor ganda putra yang sehrunya dihelat pada Jumat (12/7/2024) sore WIB tadi.
Seandainya BWF benar-benar mengabulkan apa yang diminta IOC dan CAS, maka dengan adanya 17 pasangan ganda putra, pembagian grup akan ganjil.
Satu dari empat grup akan berisi lima pasangan, yang otomatis membuat para kontestan di dalamnya lebih kerja keras karena akan bertanding sebanyak empat kali.
"Jika nanti Fajar Alfian/Muhamad Rian Ardianto masuk ke grup itu (yang berisi lima pasangan), maka mereka akan bertanding empat kali di fase grup. Ini sangat merugikan karena ada penambahan satu pertandingan," kata Fadil.
Fadil menegaskan bahwa PBSI sangat beraksi keras atas kesalahan fatal BWF selaku induk organisasi bulu tangkis dunia.
PBSI juga akan mengirimkan surat kepada BWF dan meminta pertanggungjawaban mereka.
Sampai berita ini ditulis, BWF masih belum mengumumkan kapan akan melakukan undian nomor ganda putra.
Bulu tangkis pada Olimpiade Paris 2024 akan dimulai pada 27 Juli - 5 Agustus 2024 di Porte de La Chapelle, Prancis.
Baca Juga: Tampak Sunyi, Tim Bulu Tangkis Indonesia Sudah 3 Kali Lakukan Simulasi Olimpiade Paris 2024