Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - China begitu berambisi menyapu bersih medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis pada Olimpiade Paris 2024.
Mereka menjadi satu-satunya negara yang berhasil meloloskan maksimal dua wakil pada kelima nomor yang dipertandingkan di bulu tangkis Olimpiade Paris 2024.
China hampir saja mengulangi sapu bersih medali emas pada edisi Olimpiade terakhir di Tokyo tiga tahun yang lalu.
Penampilan gila-gilaan ditunjukkan wakil China saat itu.
Bagaimana tidak? Mereka mampu meloloskan minimal satu wakil ke laga perebutan medali emas di kelima sektor.
China bahkan berhasil menciptakan perang saudara pada final nomor ganda campuran.
Hanya saja, pasukan Negeri Tirai Bambu lebih banyak menelan kekalahan. Walau tetap menjadi juara umum, mereka finis dengan catatan 2 emas dan 3 perak di partai puncak.
Ambisi China untuk menyapu bersih medali emas bukannya tanpa alasan.
Melihat peringkat dunia, mereka masih didgaya dengan hampir menguasai semua sektor kecuali di tunggal putri.
Salah satunya adalah tunggal putra di mana tren hattrick medali emas China sejak Beijing 2008 hingga Rio 2016 terputus pada edisi Tokyo 2020.
Mereka berharap banyak terhadap pemain andalan, Shi Yu Qi, yang kini telah memegang status sebagai raja bulu tangkis.
Shi Yu Qi mampu bangkit setelah sempat menerima skors dari Asosiasi Bulu Tangkis China (CBA) gegara sengaja kalah di Thomas Cup 2020.
Setelah tahun lalu menjadi tuan runner-up, Shi Yu Qi mulai mengumpulkan gelar, termasuk di French Open 2024 yang menjadi test event bagi Olimpiade Paris 2024.
Pemain kinan itu juga memenangi dua turnamen World Tour Super 750+ terakhir jelang Paris 2024 yaitu Singapore Open 2024 dan Indonesia Open 2024.
"Kebangkitan tunggal putra, Shi Yu Qi adalah kelegaan terbesar bagi para penggemar," tulis media China, Aiyuke, dilansir BolaSport.com.
"Ia mencapai peringkat satu dunia setelah bermain di Singapore Open, mendapatkan kembali kehormatan untuk tunggal putra China setelah 8 tahun."
"Dengan tren 16 kemenangan berturu-turut di turnamen internasional BWF, sejak Thomas Cup, ... dia menjadi favorit memenangkan nomor tunggal putra pada Olimpiade Paris."
Baca Juga: Olimpiade Paris 2024 - Fajar/Rian Dianggap Jadi Lawan yang Berpotensi Menyulitkan Unggulan India
Masih menurut Aiyuke, peluang Shi Yu Qi masih terbuka karena kebangkitannya diikuti penurunan musuh-musuh utamanya.
Tiga pemain tunggal putra disebut sebagai kandidat juara lainnya. Mereka adalah Viktor Axelsen dan Anders Antonsen yang mewakili Denmark serta Jonatan Christie dari Indonesia.
Sorotan khusus ditujukan kepada Axelsen selaku juara bertahan sekaligus sosok yang memutus kedigdayaan tunggal putra China di Olimpiade dengan mengalahkan Chen Long di final.
"Berbeda sekali dengan kebangkitan Shi Yu Qi, tiga favorit lainnya yakni Axelsen, Antonsen, dan Jonatan memiliki masalah yang berbeda dan mengalami penurunan performa."
"Apalagi Axelsen yang sudah lama menduduki peringkat 1 dunia tak lagi menjadi kekuatan yang tak terkalahkan di jagat bulu tangkis."
"Dia kerap kalah dari pemain dengan berperingkat jauh lebih rendah darinya."
"Shi, yang memenangi dua pertandingan di BWF World Tour Finals dan Malaysia Open, tidak lagi terintimidasi secara mental dari lawannya itu."
Adapun soal Jonatan, pemain jebolan PB Tangkas itu sebenarnya sempat memiliki catatan 16 kemenangan beruntun seperti Shi.
Jonatan tak terkalahkan hingga menjadi juara di All England Open 2024 dan Kejuaraan Asia 2024 kemudian membawa Indonesia menjadi runner-up di Thomas Cup 2024.
Namun, performa sang Juara Asia justru menurun jelang Olimpiade setelah dua kali terjegal pada babak pertama di Singapore Open 2024 dan Indonesia Open 2024.
Diketahui, keinginan untuk memperbaiki peringkat demi mendapatkan bye di fase gugur membuat Jonatan justru tertekan.
Tertahan di peringkat tiga dunia, Jonatan kalah undian dengan Antonsen, peringkat empat, dalam penentuan grup ketiga yang mendapatkan bye.
Tantangan Jonatan makin besar karena tergabung dalam grup yang lebih panjang berisi empat pemain alih-alih tiga pemain.
Menjadi lawan Jojo di fase grup ialah juara India Open Lakshya Sen (India), penakluk raksasa Kevin Cordon (Guatemala), dan underdog Julien Carraggi (Belgia).
Pelatih tunggal putra, Irwansyah, berharap Jonatan tidak tertekan.
Demikian juga dengan wakil Indonesia lainnya, Anthony Sinisuka Ginting, yang memenangi medali perunggu di Tokyo 2020.
"Saya selalu bilang untuk jaga fokusnya, jangan sampai lengah dengan apa yang sudah dibuat," kata Irwansyah dalam siaran pers dari PBSI.
"Tetapi tetap jangan ini dijadikan tekanan yang berlebihan," imbuhnya.