Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jauh sebelum Singapura memiliki tunggal putra Juara Dunia yaitu Loh Kean Yew, mereka memiliki pembunuh raksasa dalam diri pemain asal Indonesia.
Pemain yang dimaksud adalah Ronald Susilo, atlet kelahiran Kediri, Jawa Timur, yang akhirnya mewakili Singapura pada turnamen internasional.
Ronald Susilo mendapatkan kesempatan tampil pada pesta olahraga terbesar di dunia yakni Olimpiade pada edisi Athena tahun 2004.
Ronald muncul bersama dua tunggal putra Indonesia yang kala itu diwakili Sony Dwi Kuncoro dan Taufik Hidayat.
Tunggal putra Indonesia saat itu digdaya ketika Sony dan Taufik sama-sama berhasil lolos ke babak semifinal.
Taufik pada akhirnya mempersembahkan medali emas untuk Merah Putih sementara Sony harus puas dengan medali perunggu.
Pencapaian Ronald Susilo juga tak kalah mentereng karena berhasil menembus sampai babak perempat final meski non-unggulan.
Momen paling mengesankan diciptakan atlet kelahiran tahun 1979 itu di babak pertama alias 32 besar.
Ronald berhasil mempecundangi prospek anyar tunggal putra China, Lin Dan, yang saat itu masih berusia 21 tahun tetapi sudah mencapai peringkat satu dunia.
Meski begitu, Lin Dan saat itu kewalahan di hadapan Ronald.
Masih menggunakan sistem pindah bola, Ronald berhasil memenangkan laga dua gim langsung dengan skor 15-12, 15-10.
Kemenangan Ronald atas Lin Dan kemudian disorot dalam artikel khusus BWFBadminton.com bertajuk memorable moment.
Turnamen besar sekelas Olimpiade memang tak lepas dari momen kejutan.
Kesempatan emas yang hanya datang empat tahun sekali membuat para pemain merasakan beban berbeda, utamanya mereka yang dijagokan.
Lin Dan pun bukan satu-satunya unggulan pertama yang kalah duluan di babak pertama.
Pada Olimpiade Tokyo 2020, raja bulu tangkis sekaligus wakil tunggal putra yaitu Kento Momota harus menanggung malu karena tersisih di babak penyisihan grup.
Momota tumbang di hadapan pemain underdog, Heo Kwang-hee (Korea Selatan), juga dalam dua gim langsung dengan skor 15-21, 19-21.
Namun, sinar Heo Kwang-hee kemudian dicuri oleh tunggal putra asal Guatemala, Kevin Cordon, yang mampu melangkah sampai babak semifinal.