Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Shin Tae-yong masih geram dengan kepemimpinan wasit Francois Letexier asal Prancis yang memimpin laga play-off Olimpiade 2024 antara Timnas U-23 Indonesia vs Guinea.
Pada laga tersebut, Timnas U-23 Indonesia kalah 0-1 dari Guinea.
Kepemimpinan wasit Francois Letexier membuat Shin Tae-yong yang saat itu memimpin Timnas U-23 Indonesia geram.
Saat itu, Timnas U-23 Indonesia harus mendapatkan dua hukuman penalti karena kesalahan wasit asal Prancis saat mengambil keputusan.
Shin Tae-yong harus diusir oleh wasit akibat protes terlalu keras atas kepemimpinan wasit yang juga memimpin final Euro 2024 antara Spanyol vs Inggris tersebut.
"Keduanya 100 persen bukan penalti," ujar Shin Tae-yong dilansir BolaSport.com dari Youtube Lee Kyung-kyu.
"Pertama, jika itu dianggap pelanggaran. Pelanggaran terjadi 5 meter di luar garis. Mereka seharusnya memberikan tendangan bebas di luar garis, bukan penalti."
"Yang kedua, saya diusir dari lapangan."
"Jika wasit tidak melihatnya dari jauh, saya mengerti."
"Tapi wasit melihatnya dari belakang saat pemain kami mencoba melakukan tekel."
"Wasit sudah meniup peluitnya sebelum pemain melakukan tekel."
"Jadi saat pemain kami menyentuh bola, wasit langsung meniup peluit."
"Tapi pemain kami hanya menyentuh bola, tetapi wasit tetap meniup peluit."
"Jadi saya berkata ini tidak benar, mengumpat dengan segala macam kata-kata."
"Apakah ini FIFA? Sambil marah saat presiden FIFA juga hadir (Terkejut). Benar-benar terang-terangan. Apakah ini FIFA?"
Shin Tae-yong lebih heran lagi dengan cara wasit memimpin pertandingan.
Baca Juga: Momok Shin Tae-yong Disebut Cocok Jadi Pelatih Malaysia setelah Kim Pan-gon Undur Diri
Pasalnya, wasit Francois Letexier tidak mau berbicara dengan bahasa Inggris saat memimpin laga tersebut untuk laga internasional.
Francois Letexier hanya mau berbicara dengan bahasa Prancis saat memimpin laga tersebut. Tentu hal tersebut hanya bisa dipahami oleh para pemain Guinea yang merupakan bekas jajahan Prancis.
"Masalahnya adalah wasit, karena ini turnamen dunia dan playoff," ujar Shin Tae-yong.
"Wasit seharusnya berbicara dalam bahasa Inggris, tetapi dia hanya berbicara dalam bahasa Prancis."
"Tapi Guinea adalah bekas koloni Prancis. Pemain Guinea semuanya bermain di liga Prancis. Sekitar 80 persen dari mereka adalah pemain liga Prancis."
"Permohonan pemain Indonesia agar berbicara dalam bahasa Inggris. Meskipun ada permohonan, tidak diterima."
"Meskipun ada permohonan, tidak diterima. Ketidakhadiran komunikasi di tengah penggunaan bahasa Prancis."
"Jadi wasit Prancis itu bukan wasit yang tidak berpengalaman. Dia juga menjadi wasit di Piala Dunia Qatar. Sudah punya niat sejak awal, menurut saya."
"Tidak seharusnya begitu, olahraga seharusnya dimainkan dengan fair play. Karena saya tahu betapa kerasnya para pemain berjuang, perasaan pelatih yang lebih gelisah, ketika tahu bahwa permainan wasit tidak adil padahal tim sudah bermain dengan baik."
"Sangat tidak adil dan penuh kemarahan saat itu. Apakah protes kepada wasit memberikan tekanan kepada mereka? Menurut saya, wasit cenderung melakukan apa yang mereka mau."
"Jika ini terus berulang, mereka bisa dicap sebagai orang yang harus diperhatikan. Pelatih tidak hanya bertengkar tanpa alasan. Mereka selalu melihat ulang rekaman. Lalu tim video mengonfirmasi di monitor besar setidaknya dua kali."
"Mereka tidak akan bertengkar tanpa melihat ulang Jika tidak, itu hanya akan menjadi protes tanpa dasar," ujarnya.